"Warna ungu lavender adalah perpaduan antara keanggunan dan ketenangan, seperti bunga lavendel yang mekar di padang rumput hijau." - Chloe Adams -
“Selamat datang untuk para undangan yang kami hormati!” seru Albert dengan suara yang lantang dan penuh semangat.“Gadis cantik di sampingku ini adalah Chloe! Dia tunanganku dan dia juga yang telah menyelenggarakan pesta ini untuk kita semua.”Tanpa diminta oleh Albert, para tamu yang memenuhi ruang utama dari mansion Albert, bertepuk tangan dengan meriah.Sahabat-sahabat Chloe bersorak tak kalah hebohnya. Mereka meneriakkan namanya dan memuji gadis itu.Albert menarik tubuh Chloe agar merapat kepadanya, lalu dia mengecup bibir gadis cantik itu.“Kamu cantik sekali!” puji Albert sambil membelai lengan Chloe dengan mesra.Chloe tersenyum hambar.“Benarkah? Kalau kamu harus memilih antara aku dan Audrey, menurutmu, siapa yang paling cantik?”Albert tampak terkejut. Dia mengerutkan keningnya dan menatap Chloe lebih dalam lagi. Kedua tangannya diletakkan di atas pundak Chloe yang terbuka dan menggoda. Albert menyukai kelembutan kulit gadis itu. Ingin rasanya dia melabuhkan ciumannya di sa
Semua mata menatap layar di depan mereka tanpa berkedip sedikit pun. Terdengar suara tarikan napas dan seruan tertahan dari semua tamu yang ada dalam pesta tersebut.“Chloe! Apa-apaan kamu? Matikan TV itu sekarang!” bentak Albert panik.Dia berusaha meraih remote tipis yang ada di dalam genggaman tangan Chloe, tetapi Mateo segera menghalanginya.Pria itu berdiri di samping Chloe dan bersiap-siap untuk menghajar Albert jika dia berani bertindak kurang ajar kepada gadis itu.Albert mendengus kesal. Kini dia benar-benar marah dan ingin menghajar siapa saja yang ada di depannya.Suasana pesta menjadi kacau. Semua melirik ke arah Albert dengan pandangan yang menyalahkan pria itu.Chloe menekan tombol pause untuk memberi jeda kepada para tamu, Albert, Audrey dan dirinya.“Kamu tidak bisa menghindar lagi, Albert. Katakan sejujurnya kalau kamu telah bermain api di belakangku.”“Aku tidak pernah selingkuh dengan siapa pun juga, Chloe. Percayalah padaku.”Dengan senyum miris, Chloe kembali menek
“Cepat katakan sesuatu kepada Chloe,” bentak Albert sambil menatap Audrey tajam.Audrey menelan salivanya dan terdiam sebentar. Dia seperti sedang mengumpulkan keberanian dan merencanakan sandiwara terbaiknya untuk mengelabui Chloe dan orang-orang yang ada di sana.“Chloe, aku ini sahabatmu. Aku tidak mungkin mengkhianatimu,” ucap Audrey yang akhirnya memberanikan diri untuk membuka mulut dan memberikan argumentasinya.Chloe hanya berdiri di tempat dan menatap datar sandiwara dan ekspresi di wajah Audrey.Harus diakui, Chloe cukup kagum betapa tebalnya wajah Audrey yang dengan berani dan percaya diri mengucapkan kebohongan di depan banyak orang.Kepintaran Audrey dalam bersandiwara dan berakting, benar-benar perlu diberi penghargaan piala oscar.“Chloe, aku sangat menyayangimu. Kita sudah lama berteman. Tidak pernah terbesit sekalipun niat untuk mengkhianati dan menusukmu dari belakang.”Chloe terpana.‘Astaga, apakah dia sudah kehilangan akal sehatnya?’ pikir Chloe dalam hati.Audrey
Layar TV yang besar itu kembali memutar video lanjutan perselingkuhan Audrey dan Albert. Namun, kali ini, latarnya berubah. Video tersebut menampilkan area parkir bawah tanah di sebuah bar. “TIDAK! Hentikan! Stop!” teriak Albert kalang kabut. Dia panik karena dia sudah tahu isi dari video itu bahkan sebelum melihatnya. Berciuman dengan Audrey mungkin tidak terlalu besar dosanya di hadapan Chloe, tapi tidak di saat Audrey sedang memberinya blow job di tempat umum. Tidak juga di saat Audrey melumat senjata kebanggaannya di dalam tempat parkir. Dia tidak akan sanggup kalau semua orang melihat hal yang memalukan itu. Chloe menekan tombol pause. Dia menatap Albert tajam, seakan ingin menembus ke kedalaman hati pria itu. Pria yang pernah dia cintai dengan segenap hatinya. Pria pertama yang mengajarkan dia cara berciuman. Pria yang selalu manis dan lembut kepadanya. Mateo berdiri begitu dekat dengan Chloe. Dia siap merobek-robek Albert kalau pria itu berani menyentuh gadis cantik kesa
Mateo menatap Albert dengan geram. Amarahnya seakan menyembur keluar dari tubuhnya. Kalau saja dia keturunan manusia serigala, sudah dipastikan gigi-gigi taringnya akan bermunculan dari balik bibirnya.Dia sudah lama berkecimpung di dunia bisnis dan telah bertemu dengan berbagai macam tipe orang, termasuk orang licik dan munafik. Tetapi jarang sekali dia bertemu dengan orang seperti Albert, yang tidak punya rasa malu sedikit pun.“Keluar kalian semua dari pestaku. Pesta ini aku bubarkan! Do you hear me???”Albert mematikan lampu yang ada sehingga keadaan langsung gelap gulita. Apalagi itu adalah musim gugur di mana matahari terbenam sejak jam tiga sore.“Apa yang akan kita lakukan sekarang?” bisik Mateo kepada Chloe yang masih terperangah dengan tindakan Albert yang di luar nalar manusia.Sebelum Chloe sempat menjawab pertanyaan Mateo, terdengar suara hingar-bingar yang kemudian berganti dengan lampu flashlight dari ponsel milik orang-orang yang ada dalam pesta tersebut.Beberapa dari
“Aku suka aroma bibirmu,” bisik Mateo sambil menggoda pinggiran bibir Chloe dengan gigitan ringan. Tangannya membelai leher Chloe dan menyentuh bagian-bagian sensitif gadis itu. Chloe mengerang pelan.Mateo melepaskan ciumannya dengan tidak rela. Napas mereka berdua tersengal-sengal.Dia, pria yang sangat berpengalaman menghadapi wanita-wanita selama ini. Tapi hanya dengan ciuman, Chloe mampu membuatnya tersengal-sengal.“I’ve been waiting to do this the whole day. Aku merindukan ciumanmu dan hampir gila.”Chloe menunduk malu dengan wajah merona. Dia tidak tahu harus berkata apa. Melihat rona merah di pipi Chloe membuat Mateo ingin menggodanya lebih lagi.“You’re an amazing kisser. Do you know that, don’t you?” bisik Mateo di telinga Chloe.“I don’t know,” balas Chloe sambil menatap netra Mateo yang berwarna biru menghanyutkan.“Aku terpesona melihat kecerdasanmu dalam mengambil keputusan.”“Thank you!”"Caramu membalas Albert membuat pria itu benar-benar tak berkutik.""Aku hanya ingi
Setelah semua orang bubar dari pesta tersebut, Ella dan Freya mencari-cari Chloe di luar. Tetapi mereka tidak menemukan gadis itu."Aku akan mencoba menghubungi Chloe," cetus Ella.Dia mencoba menghubungi Chloe beberapa kali, tetapi tidak ada jawaban.“Ke mana si Chloe? Apakah dia sudah pulang?”“Dia bersama Mateo tadi,” gumam Freya sambil sibuk mencari kunci apartment Chloe di dalam tasnya.“Yaudah, aku akan mengantarkanmu ke apartment Chloe. Apakah kamu sudah menemukan kuncinya?”“Sudah.”“Mau langsung pulang sekarang?”Freya ingin sekali bersama Chloe dan menghibur sahabatnya itu, tapi rupanya Chloe telah menghilang begitu saja.Setelah berpikir sebentar, akhirnya Freya memutuskan untuk pulang ke apartment Chloe.Selain ingin segera menemani Samuel, Freya berharap kalau Chloe sudah pulang duluan dan menantinya di sana.“Semoga Chloe baik-baik saja,” ucap Ella.Dalam hatinya, ia ingin segera memperlihatkan video mengenai malam pesta lajang itu.Ella menyalakan mesin mobilnya dan bers
“Hello….”Suara Jason masih terdengar di seberang sana. Dia rupanya telah menelpon Freya entah menggunakan ponsel dan nomor telepon siapa.“Brengsek!” ketus Freya samibil terburu-buru mengambil ponselnya dari lantai dan langsung memutuskan sambungan telepon.“Where did he get my number from?” geram Freya sambil melangkah ke arah kran air dan meraih sebuah gelas kosong yang ada di tempat cuci piring.Diisinya gelas itu dengan segelas air dingin yang segar langsung dari kran air.Note: di negara ini, kita bisa langsung meminum air dari kran air dan bisa mengatur sendiri suhu dari air yang akan kita minum, yaitu normal, panas atau dingin.Freya menandaskan-nya air itu hanya dalam beberapa teguk.“Hah! Berurusan dengan Jason selalu membuatku haus dan emosi.”Freya berjalan mondar-mandir. Dia takut kalau Jason sampai tahu dia tinggal di apartment Chloe saat ini.Dia tidak mau pria itu datang ke sini dan menghancurkan apartment Chloe seperti yang dia telah lakukan pada apartment-nya.“Apa ya