Share

Rencana Baru Revan

“Harusnya elo ke Jakarta kemarin,” Gibran membesarkan mata, menatap Revan yang pagi ini tetiba muncul di kantor. Dan langsung ke ruangan wakil direkturnya. 

Sahabatnya itu melangkah dengan lemas, lalu duduk di kursi, sambil melemaskan bahu. 

Wajah tampan lelaki itu rasanya sekarang tidak berbentuk, rambutnya berantakan, mungkin pakaian yang sama untuk beberapa hari? Entah, yang jelas, dekil. 

Gibran mendengar kabar bahwa ayah Revan harus operasi jantung. Namun, apa karena itu dia urung ke Jakarta. Bagaimana keadaan Caca nanti?

 “Bokap kan kena serangan jantung,” jawabnya. “Ambu enggak karuan sedihnya waktu ayah operasi, nangis terus. Gue enggak tega lah, ninggalin mereka.” Lelaki itu mengendikkan bahu. “Yah, rasanya enggak tahu diri banget kalau tetap pergi, cuma mau ketemu pujaan hati.” 

Benar tebakan Gibran, walau seharusnya Revan bisa izin sebentar untuk ke Jakarta. Jarak bukan masalah, dia bisa menempuhnya dalam waktu singkat dengan kendar
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status