Share

Tempatmu di Sisiku
Tempatmu di Sisiku
Author: valenciadewi23

Chapter 1 Sebuah Pilihan

"Tolong…tolong….”

Seketika sebuah suara membuyarkan lamunan Anet. Anet yang mendengar suara minta tolong segera berlari dan mengejar sumber suara meminta tolong yang didengarnya tadi, Anet segera memasuki ke gang di depannya.  Kejadian didepannya membuatnya kaget, dia melihat seorang Nenek tua yang terjatuh dari kursi rodannya, nafas Nenek itu terlihat sesak. Ia terlihat sedang berusaha menggapai tasnya yang tercantel di kursi roda miliknya. Anet pun segera menghampiri Nenek dihadapannya.

"Nenek baik-baik saja?”tanya Anet sambil membantu Nenek itu untuk duduk

"Tolong tasku, inhaler ku. Aku tidak bisa bernafas,”ucap Nenek terengah-engah.

Mendengar itu Anet segera mengambil tas Nenek, dan segera mengambil inhaler didalamnya

"Ini, Nek.”Anet segera membantu Nenek untuk duduk sambil menempelkan inhaler di mulut Nenek

"Tarik nafas pelan-pelan, Nek.”Instruksi Anet sambil memegangi tubuh Nenek dan inhaler di tangannya. Setelah dilihat nafas Nenek mulai teratur Anet segera melepaskan inhaler di tangannya lalu membantu Nenek berdiri untuk kembali duduk di atas kursi rodannya.

"Terima kasih nak sudah membantu Nenek.”

"Sama-sama Nek, sebenarnya apa yang terjadi?”tanya Anet setelah melihat kondisi Nenek dihadapannya.

Nenek dihadapannya terlihat begitu menyedihkan, pakaian biru yang dikenakannya terlihat lusuh, ditambah celana kain yang terlihat berlubang, dari lubang itu Anet bisa melihat ada darah yang merembes dari balik celana tua yang dikenakan oleh Nenek.

"Ada segerombolan anak muda yang tadi menganggu Nenek, mereka memutar-mutar kursi roda Nenek sampai Nenek terjatuh. Ditambah asma Nenek yang tadi kambuh,”jawab Nenek pelan sambil memerhatikan Anet yang sibuk memeriksa kaki Nenek dihadapannya yang sedang terluka.

"Sepertinnya lukannya cukup besar dan lebih baik dibawa kerumah sakit. Apakah Nenek mempunyai nomor yang bisa dihubungi?”Anet segera menempelkan saput tangannya ke luka di kaki Nenek bermaksud untuk memberhentikan darah yang keluar.

"Aku tidak mau kerumah sakit, Nak. Aku baik-baik saja.”Geleng Nenek sambil terus memperhatikan Anet.

"Ini harus dibawa nek, kalo dibiarkan bisa saja infeksi,”ucap Anet sambil berdiri, sembari dia mengeluarkan  ponsel dari sakunnya.

"Jadi berapa nomor yang bisa Anet hubungi?"

"Baiklah kalo kamu memaksa anak muda, coba hubungi nomor ini,”ucap Nenek, sambil mengeluarkan selembar kertas kucel dari sakunnya.

"Itu cucuku, biarkan aku memberikan voice note supaya diapercaya."

"Kenapa bisa cucu Nenek tidak percaya?”tanya Anet heran, ia cukup kesal dengan cucu sang Nenek, bagaimana bisa dia membiarkan Neneknya berjalan-jalan tidak ada yang menemani, ditambah kondisi Nenek yang sudah mengenakan kursi roda.

"Ya, sifatnya memang begitu, dia banyak mendapatkan penipuan mengatas namakan Nenek,”jawab Nenek acuh sambil mengambil  ponsel Anet untuk merekam voice note. Anet hanya mengerutkan alisnya bingung mendengarkan penjelasan Nenek di hadapannya, tapi dia tidak mau ambil pusing.

 Setelah selesai merekam voice note di ponsel Anet Nenek segera mengembalikan ponsel Anet.

"Ayo Nek, aku hantar Nenek ke rumah sakit terlebih dahulu,”jawab Anet cepat sambil mendorong kursi roda Nenek, dia harus bergerak cepat karena beberapa saat yang lalu Bos ditempat kerjannya menghubunginnya untuk segera datang dan menggantikan salah satu pegawai yang tidak masuk dan bos di tempat kerjannya sangat tidak suka pegawainnya datang terlambat.

Anet segera memberhentikan taksi blue bird yang tepat melintas di jalan depannya, dalam hatinnya Anet begitu bingung karena uang jatahnya hari ini harus digunakan untuk membayar taksi, kalo bisa Anet lebih memilih menggunakan angkot tapi tidak mungkin dia menggunakan angkot dengan Nenek yang sedang terluka.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status