Malam ini Bik Ijah melakukan tugas dari majikannya, meski enggan untuk menuruti semua kemahuan lelaki yang sekarang menjadi semakin dingin, tidak seperti dahulu waktu pertama kali mereka bertemu.Bik Ijah, dia bukan hanya orang yang dituakan di dalam kediaman Mr. X.Dia juga bukan bawahan seperti yang mereka tahu. Ia adalah tempat lelaki dingin itu mencurahkan semua keluh kesahnya, pengganti orang tuanya yang lama tiada.Siapa sebenarnya Bik Ijah?Kenapa wanita itu menjadi spesial di antara yang lainnya?Apakah hubungan mereka hanya sebatas itu? Anak yang haus akan kasih sayang orang tua."Non, jangan bersedih lagi! Biarlah semua berjalan seiring waktu yang akan membawa pangeranmu kelak, ke sini, membawamu pergi dengan kuda hitamnya," ucap Bik Ijah menghibur.Tanka hanya terdiam, gadis itu enggan untuk menjawab.Pikirannya menerawang pada ketiga sahabatnya yang tak kunjung datang menolongnya.Mu
PrologTania Saka yang akrab dipanggil Tanka adalah sosok gadis yang sangat cantik dan periang. Dia memiliki wajah yang ayu dengan tinggi badan yang ideal. Matanya sayu, namun tajam bila amarah tengah menguasai jiwanya. Ayahnya, David Kavandra Saka adalah pengusaha sukses di bidang perkebunan kelapa sawit .Tanka memiliki seorang teman lelaki yang bernama Tony dan seorang teman perempuan yang bernama Sisil .Mulanya kehidupan mereka sangatlah bahagia, sebelum kejadian buruk menimpa keluarganya. Ibu yang sangat dikaguminya mengalami kecelakaan tunggal yang membuat beliau koma dan harus menjalani perawatan secara intensif oleh ahlinya.Dari situlah awal dari penderitaannya, kejadian aneh datang silih berganti membuat Tanka mengambil satu keputusan yang sangat sulit. Tanka harus mengambil resiko besar untuk semua misi-misi beratnya. Tanka masih terlalu muda untuk pekerjaan yang dilakoninya. Hingga waktu mempertemukannya dengan seorang pria yang
Flash back *** Tanka. *** Kembali di masa kini, di rumah James. Tangis Tanka langsung pecah, meraung, menangis sejadinya.Mengutuki diri sendiri atas semua kejadian yang dialaminya beberapa tahun terakhir ini. Lama Tanka terpuruk dengan keadaan, dalam ruang berlumur darah yang mulai mengering.Pembunuhan yang kini disebutnya sebuah hadiah manis yang terkemas dengan indah. Dan tak sedikit pun rasa sesal setelahnya. Tanka bangkit, masuk kamar mandi, membersihkan diri dari noda darah yang ada pada dirinya.Lama dia menatap wajah ayu yang terlihat kuyu di dalam cermin.Mengusap wajahnya kasar, membenahi penampilan yang acak-acakan. Tanka menatap petakan papan di atas kepalanya, kembali menunduk dan mencoba menaiki closet yang berada di sebelah kakinya.Tangannya mencoba membuka salah satu petak papan, setelah terbuka, Tanka melempar pistolnya asal dan menutupnya kembali lalu melangkah keluar.
Waktu terasa lamban berlalu, setelah berita tentang pembunuhan itu terekspost oleh awak media. Tanka merasa gelisah dan mulai enggan menunjukkan batang hidungnya, dia lebih memilih mengasah keahliannya dalam bermain pedang daripada harus melihat berita tentang pembunuhan yang telah dilakukannya.Lain halnya dengan Tony, dia nampak santai dengan game kesayangannya, kebiasaan yang dulu selalu mereka lalui bersama, semasa kecil. Walau terkadang Tony memperlihatkan gelagat yang aneh, penuh misteri.David Kavandra Saka, ayah Tanka. Dia adalah sosok yang cukup disegani oleh banyak orang, karena keahliannya dalam memainkan berbagai jenis benda tajam, terutama samurai.Dan keahliannya itu diwariskannya kepada Tanka, anak tunggal dari keluarga SAKA. Namun bukan hanya keahliannya saja yang diwariskan, harta yang tak terhitung nilainya pun turut menjadi aset terbesar Tanka.Namun bukanlah kebahagiaan yang dia rasakan, melainkan rasa sakit hati
Episode 4 " ada lalu menekan gambar yang berwarna hijau muda. "Maaf, nomor yang anda tuju tidak dapat dihubungi atau berada di luar jangkauan." Terdengar jawaban operator dari sambungan ponselnya. Dicobanya lagi menekan kontak yang sama, namun hasilnya tetap saja nihil. Gegas Tanka kembali masuk ke dalam kamar sahabatnya, membuka lemari baju dan mencari petunjuk yang berarti. Semua barang masih tersusun rapi, baju pun masih berada di tempatnya. Tanka mendengus kesal, Tony pergi begitu saja tanpa ada kabar berita. Tanka pun akhirnya memutuskan untuk segera masuk kamar dan mencoba memejamkan mata indahnya yang mulai diserang rasa kantuk. Tanpa terasa, sudah hampir satu minggu Tanka tinggal seorang diri di rumah itu. Tiada kabar dari sahabat kecilnya, Tony menghilang begitu saja tanpa kabar berita, bagaikan raib ditelan bumi. Tanka sudah mencari di tempat kerja juga tempat tongkrongan yang biasa Tony pakai bersama para sahabatnya. Nam
Episode 5Tanka mematikan mesin mobilnya sebelum masuk rumah Tony. Dengan langkah yang lesu lemas dia menuju dapur dan membuat teh hangat untuk mengembalikan semangat yang hilang. Tak ada yang bisa ia lakukan selain mengiklaskan rumah miliknya.Yah, dia tidak tahu-menahu, tentang harta peninggalan dari orang tuanya. Semua diurus oleh pengacara kepercayaan David, ayah Tanka. Namun pada kenyataannya rumah itu sekarang telah berpindah kepemilikan.Sudah hampir satu bulan lamanya ia hanya berdiam diri di rumah Tony, tanpa sesuatu yang berarti.Hingga gadis itu ingat akan tawaran dari Paman Jo tempo hari. Tanpa berfikir panjang ia langsung menekan nomor yang tertera pada daftar kontaknya dan menghubungi nomor tersebut."Hallo!" Tanka menyapa seseorang dari ponselnya."Bisakah saya berbicara dengan Paman Jo?""Maaf, Paman. Saya Tanka. Bisakah kita bertemu di tempat biasa?" tanya gadis itu sebelum mematikan sambungan po
Episode 6"Sial ...!" Tanka berteriak lalu melempar tasnya di atas sofa."Siapa pria itu sebenarnya? Kenapa harus ada dia." Tanka menghempaskan tubuhnya pada sofa dan mengambil tas yang ada di sampingnya."Untung saja tas ini aman terkendali. Kalau tidak ... hancur reputasiku sebagai detektif." Tanka terkekeh. Dia membuka tas dan mengambil camera mini yang terselip di sana."Ah, saat nya melihat adegan panas." Gadis itu memasukkan memori dan memutar vidio yang telah direkamnya.Buk ...Gadis ayu itu langsung membanting ponselnya. Matanya merah dan tangannya mengepal kuat. Nampak emosinya memuncak."Arrrhhh." Tanka menyambar ponselnya yang tengah berbunyi karena ada panggilan masuk. Di sana tertera sebuah nama "Cungkring". Alih-alih bingung harus menjawab apa, gadis itu meninggalkan ponselnya begitu saja dan pergi mandi.Pagi pun menjelang.Tanka bersiap pergi menemui Paman Jo usai menghabiskan sarapannya.
Tanka segera pergi ke dapur untuk mengemasi beberapa belanjaan. Usai menyusun semua barang pada tempatnya, gadis itu beranjak perlahan mendekati kamar mandi dan membersihkan badannya terlebih dulu sebelum tidur.Tanka keluar dengan mengenakan baju tidur sementara handuk kecil melilit rambutnya yang basah. Gadis itu segera menyambar camera mini yang tergeletak di atas nakas lalu berbaring di ranjang. Dia memutar kembali rekaman vidio mesranya.Rasa penasaran yang besar membuatnya ingin segera menguak keganjilan yang ada. Namun saat gadis itu tengah berselancar dengan pikirannya, tiba-tiba ponselnya berbunyi. Perlahan ia pun meletakkan camera kemudian meraih ponsel itu kemudian menekan tombol berwarna hijau.Tanka seketika terbelalak, tangan kanannya membekap mulut, pelan. Matanya mulai mengembun siap meluncurkan bulir-bulir beningnya. Nampak jelas dari layar ponsel, sesosok tubuh tergeletak lemas di atas lantai dengan luka-luka di sekujur tubu