Ardhi masuk ke dalam mobil dengan suasana hati yang begitu buruk. Perkataan Sera di apartemen masih membekas di otak dan itu membuat Ardhi mengetatkan rahang. Ia sudah susah payah menekan ego dan berusaha bangun hubungan yang baik dengan Sera. Namun, ia seperti tidak dihargai. Ardhi benar-benar tak menyangka kalau permintaan maafnya diabaikan begitu saja. Sera bahkan tidak mau mendengarkan penjelasan apa pun yang keluar dari bibirnya.
“Selamat pagi, Bapak Ardhi,” sapa Adi seperti biasa.
Ardhi tidak menjawab sapaan Adi dan menatap ke arah depan. Mood-nya benar-benar anjlok dan ia tidak yakin bisa bersikap biasa-biasa saja. Amat sangat sulit untuk mengendalikan emosinya saat ini.
Adi yang paham kalau suasana hati atasannya sedang tidak baik itu langsung menjalankan mobil tanpa bersuara lagi.
Perjalanan menuju kantor pusat yang berada di kawasan Sudirman itu diisi keheningan. Berbeda dengan hari-hari biasanya yang selalu sibuk terisi ol
Sera menatap layar televisi yang menampilkan tayangan drama korea dengan tatapan kosong. Drama favoritnya yang tengah diputar ulang di salah satu stasiun televisi itu sama sekali tidak menarik minat Sera. Kepalanya penuh dengan Ardhi, Ardhi, dan hanya Ardhi sejak kemarin. Sera sudah mengerahkan berbagai usaha untuk mengenyahkan bayangan laki-laki itu dari kepalanya, tetapi sayangnya ia gagal.Bayangan wajah Ardhi yang menatapnya dingin itu bersarang di kepala hingga rasanya Sera mau meledak. Semalam, Sera bahkan sampai tidak mampu tidur nyenyak. Setiap kali memejamkan mata, ia langsung berhadapan dengan punggung Ardhi yang berbalik memunggunginya. Rasanya seperti mimpi buruk yang terus menghantui.Batu akan mematikan televisi, layar besar itu menampilkan sosok Thalia Tarendra yang tengah mengiklankan sebuah produk minyak goreng yang cukup terkenal. Suara Thalia yang jenih, senyum manisnya yang memikat, wajah chinese-nya yang begitu cantik. Semua itu menjadi daya tarik
Sera Al-IdrisBisa kita bertemu? Ada yang mau saya bicarakan.Itu adalah pesan yang dikirimkan oleh Sera pagi tadi. Ardhi belum membalasnya karena bingung harus memberikan jawaban seperti apa. Padahal ia bisa dengan mudah menjawab 'tidak', tetapi tidak Ardhi lakukan. Ardhi bermaksud menjawab 'iya', tetapi ia merasa tidak siap bertemu dengan Sera.Ardhi masih marah dan amat sangat kecewa kepada Sera. Ia juga tidak yakin bisa menghadapi Sera setelah apa yang wanita itu ucapkan tiga hari yang lalu.Sera memintanya untuk memperlakukan wanita itu seperti biasanya. Di mana Ardhi bersikap acuh dan kejamArdhi sadar, ia juga bersalah di sini. Ia salah telah memperlakukan Sera dengan begitu kejamnya. Itulah mengapa ia akhirnya memutuskan untuk kembali ke apartemen, berusaha membangun hubungan yang lebih baik, dan memperlakukan Sera dengan selayaknya seorang istri. Ia tidak ingin lagi Sera menganggap dan melihat dirinya sebagai laki
Pesan balasan dari Ardhi yang baru Sera terima enam jam kemudian sejak pesannya dibaca itu membuat Sera bisa bernapas dengan cukup lega. Meski sempat harap-harap cemas menunggu balasan, akhirnya Sera bisa sedikit melonggarkan pikiran yang penat karena Ardhi.Ia tidak yakin kalau Ardhi datang untuk tinggal dan tidur di apartemen yang sama dengan Sera, jadi Sera 'hanya' berniat untuk menyiapkan makan malam juga camilan yang ia buat dari hasil belajar di tempat kursus memasak. Sera pun aslinya tidak begitu optimis kalau masakannya akan dimakan oleh Ardhi nanti, tetapi Sera juga tidak mungkin hanya menjamu Ardhi dengan makanan seadanya. Ia masih cukup tahu diri.Sesungguhnya, Sera juga bingung harus menganggap Ardhi sebagai apa. Tamu? Jelas tidak mungkin. Rasanya agak aneh menganggap Ardhi sebagai tamu di apartemen milik laki-laki itu sendiri, bukan? Lalu apa? Sera ingin menyebut Ardhi sebagai suami juga rasanya tidak benar.Sera menggelengkan kepala. Mengusir pikir
Entah waktu sedang tidak berpihak padanya atau mungkin semesta memang tidak mengizinkan Ardhi untu bertemu dengan Sera. Saat bersiap untuk pulang, Ardhi dikabari oleh Selia kalau Thalia Tarendra baru saja mengalami kecelakaan tunggal.Mau tidak mau, Ardhi bertolak ke rumah sakit setelah berdebat panjang di telepon dengan sang ibu. Singkatnya, Selia meminta Ardhi untuk segera ke rumah sakit, tetapi Ardhi menolak karena ia merasa bahwa keberadaan dirinya tidak cukup penting bagi keluarga Thalia Tarendra. Ia hanyalah rekan bisnis Tarendra yang kebetulan telah menolak perjodohannya dengan Thalia yang dirancang keluarga. Akan sangat aneh baginya kalau tiba-tiba muncul di rumah sakit. Ia juga bingung harus menempatkan diri sebagai apa.Ia dan Thalia memang sudah saling kenal sejak lama. Namun, keduanya tidak benar-benar dekat. Selia menekankan kalau Ardhi cukup datang ke sana sebagai perwakilan dari ayahnya yang tidak bisa datang karena kondisi tubuhnya. Itulah mengapa Ardhi
Setelah gagal bertemu dengan Sera, Ardhi sudah berniat menemui wanita itu esok harinya. Namun, jadwal pekerjaannya terlalu padat hingga tak ada waktu untuk sekadar mengecek ponsel untuk urusan pribadi. Belakangan ini, Ardhi baru benar-benar bisa bebas dari pekerjaan di atas pukul sembilan malam. Badan dan otaknya sudah tidak sanggup kalau harus diajak bekerja keras. Itulah kenapa sampai hari ini, terhitung sudah empat hari sejak Ardhi terpaksa menunggui Thalia di rumah sakit, laki-laki itu belum juga mempunyai waktu luang untuk mengatur ulang pertemuannya dengan Sera.Dan sayangnya, pertemuan itu harus kembali diundur karena Ardhi ada perjalanan bisnis ke Makassar selama tiga hari.Adi mengusulkan untuk mengajak Sera karena Ardhi terlihat berat hati meninggalkan Jakarta. Laki-laki itu sudah akan menyetujui saran Adi, tetapi kemudian mengurungkan niat begitu mengingat kalau hubungannya dan Sera masih dalam kondisi yang tidak baik."Bagaimana, Pak? Ibu Sera diajak
Meski Sera telah mengatakan dengan gamblang kepada Ardhi bahwa ia tidak akan datang lagi ke kursus dan akan terus menetap di apartemen, pada kenyataannya Sera melanggar ucapannya sendiri.Tiga hari pertama di apartemen tanpa keluar, rasanya sangat membosankan. Sera tidak kuat. Apalagi setelah janji yang mendadak dibatalkan sepihak oleh Ardhi. Sera banyak menghabiskan waktu di luar meski hanya sendirian.Saat ini Sera sedang berada di pusat perbelanjaan untuk melepaskan penat setelah pulang dari panti jompo. Tadinya Sera berniat untuk menghubungi Aila dan mengajak teman barunya itu untuk window shopping berdua. Namun, pada akhirnya Sera mengurungkan niat untuk menghubungi temannya itu karena hari sudah terlalu sore. Aila pernah bercerita kalau ia sudah jarang bepergian keluar tanpa suami di sore dan malam hari. Pagi sampai sore, suami Aila bekerja, sehingga waktu yang tersisa di sore dan malam hari mereka gunakan untuk berduaan. Itu adalah hal yang normal. Sera
6 Potret Kebersamaan Thalia Tarendra dan Tunangannya saat Berlibur Bersama di Bali Tahun LaluBerbekal Wajah yang Cantik dan Menawan, Thalia Tarendra Berhasil Menggaet Seorang Pengusaha MudaThalia Tarendra dan Ardhi Prasetyo Dijodohkan, Mereka Diam-diam Menyiapkan Pesta Pernikahan MewahKenal Sejak Kecil, Berikut ini Fakta-fakta Menarik Thalia Tarendra dan Ardhi Prasetyo!Dikabarkan Telah Merancang Pernikahan Diam-diam, Ardhi Prasetyo dan Thalia Tarendra Terlihat Semakin Mesra!Thalian Tarendra Kecelakaan, Ardhi Prasetyo Setia Menemani di Rumah SakitKepala Sera seperti mau pecah setelah membaca judul-judul artikel yang mengangkat isu kedekatan Thalia Tarendra dan Ardhi Prasetyo. Ada puluhan artikel yang membahas isu yang sama. Semuanya tidak benar-benar menunjukkan fakta yang valid. Keb
Pada akhirnya, pembicaraan Ardhi dan Sera tertunda lagi. Sera sudah tertidur terlebih dahulu karena terlalu lama menunggu Ardhi selesai mandi.Ardhi juga sudah kepalang lelah. Laki-laki itu pun ikut membaringkan diri di samping Sera. Menatap wajah kuyu Sera yang terlihat gelisah dalam tidurnya itu membuat hati Ardhi sakit.Apa setiap malam Sera mengalami ini?Menuruti naluri, Ardhi mendekat ke arah Sera dan meraih wanita itu ke dalam pelukan. Tidak ada penolakan. Ardhi cukup bersyukur karena itu.Baru beberapa saat kemudian Ardhi sadar kalau posisi yang begitu dekat itu tidak aman untuk dirinya. Jantung Ardhi berkejaran. Sungguh, tadinya, ia hanya ingin langsung tidur dan mengistirahatkan diri setelah menguras tenaga untuk bekerja selama beberapa hari terakhir. Namun, melihat Sera yang kini meringkuk di dalam pelukannya dan bergelung nyaman, membuat Ardhi tidak bisa tidur.Gantian Ardhi yang gelisah karena tanpa ia duga, ia pun merasa nyaman di pos