"Nah, antarkan surat ini untuknya," titah seorang pemuda kepada pengawal bayangannya.
"Baik." Tanpa banyak bertanya, pengawal bayangan itu pun melaksanakan tugas yang diperintahkan oleh majikannya."Ah, jangan lupa dengan pesanku tadi. Kau yang akan menggantikanku nanti. Aku memberimu waktu 10 menit. Jangan sampai terlambat." Memperingati pengawal bayangannya."Anda tidak perlu khawatir. Saya akan pasti akan melakukannya," cetus sang pengawal bayangan. Usai menyelesaikan perkataannya, ia pun berlalu pergi melompati dinding demi melaksanakan tugas majikannya.Seorang pria berparas tampan berpenampilan tegas nan gagah itu tengah memandangi bunga persik yang memekar indah di luar jendela. Tampak jelas kekhawatiran dalam benaknya. Entah apa yang tengah dipikirkannya, yang jelas saat ini dia tengah merasa bimbang dan gelisah."Pangeran, waktunya sudah tiba. Silakan Anda bersiap-siap," ucap seorang kasim dari luar kamar pria yang disebutnya sebagai pangeran."Aku tahu. Aku akan keluar setelah 10 menit bersiap-siap," cetus Bai Wuxin dengan lantang."Pangeran, apa perlu saya membantu Anda?" tanyanya."Tidak perlu! aku bisa melakukannya sendiri," larang Bai Wuxin.Benar, pria berparas tampan itu adalah Pangeran Bai Wuxin. Hari ini, bertepatan dengan hari pernikahannya dengan Qiao Zhi Jing, Bai Wuxin harus bersiap-siap menghadiri upacara pernikahan. Pernikahannya dengan Qiao Zhi Jing bukanlah keinginannya. Sebab, di hatinya sudah tertulis nama wanita lain yang teramat dia cintai. Satu-satunya wanita yang ingin dinikahinya di hidup ini. Sayangnya, segala sesuatu tak berjalan sesuai keinnginannya. Titah resmi dari kaisar tidak bisa ditolak. Jika berani menolaknya, maka siapa pun akan mendapat dosa besar dan akan dihukum dengan berat.Dalam hati Wuxin hanya mencintai Qiao Li Ying. Akan tetapi, Kaisar justru menjodohkannya dengan Qiao Zhi Jing. Karena perbedaan status keduanya yang jauh berbeda, maka Pangeran Bai Wuxin terpaksa harus menikahi wanita yang memiliki status lebih terhormat. Dan dia adalah Qiao Zhi Jing."Sudah 10 menit berlalu, tapi kenapa Hua Rong belum datang juga? tidak biasanya dia terlambat. Apa sesuatu terjadi padanya?" Bai Wuxin mulai panik saat Hua Rong sang pengawal bayangannya tak kunjung datang setelah 10 menit berlalu.10 menit telah berlalu. Huang Rong memang tidak pernah mengingkari perkataannya. Dia selalu cekatan dalam bertindak melaksanakan tugas dari Bai Wuxin. Tepat 10 menit, akhirnya Hua Rong kembali setelah menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Bai Wuxin."Akhirnya kau kembali juga. Bagaimana? apa kau sudah menyampaikan suratku kepadanya?" Bai Wuxin tidak sabar mendengar jawaban dari Hua Rong."Tenang saja, Tuan. Surat Anda sudah sampai ke tangan Nona Qiao Li Ying," ungkap Hua Rong."Baguslah. Kalau begitu, cepat lakukan seperti yang kuperintahkan tadi," titah Bai Wuxin."Pangeran, apa Anda sudah selesai bersiap-siap?" Kasim menagih dari luar kamar Bai Wuxin."Sebentar lagi. Sebentar lagi aku akan keluar," cetusnya.***Upaca pernikahan antara Pangeran Bai Wuxin dan Qiao Zhi Jing dilaksanakan di istana. Pernikahan mereka dikelompokkan sebagai pernikahan termegah. Banyak tamu undangan dan para pejabat yang menghadiri pernikahan mereka. Semua orang memeriahkan hari yang dianggap sebagai hari berbahagia."Pengantin memberi hormat kepada kaisar!""Hormat kepada langit dan bumi!""Pengantin saling memberi hormat!"Upacara demi upacara terlaksana dengan lancar tanpa halangan apa pun. Sementara yang dirasakan Qiao Zhi Jing saat ini hanyalah rasa pusing dan mual karena kepalanya menjadi sangat besar karena sanggul dan mahkota yang terbuat dari emas asli menghias kepalanya. Bukan hanya itu saja, gaun pengantin yang dikenakannya pun sangat berat. Sekitar 10 meter gaunnya menyapu lantai.'Pengalaman konyol macam apa ini? bisa-bisanya aku menikah di dunia novel?' keluhnya dalam hati.Tidak ada waktu baginya untuk memperhatikan wajah suami di sampingnya. Sekilas saja dia melirik dan berkomentar tampan. Namun, ia tidak terlalu memperdulikannya. Karena Qiao Zhi Jing tidak pernah memperdulikan segala hal tentang pria. Baginya, hanya uang, harta, dan kebebasan yang lebih patut dikagumi.Setelah upaca pernikahannya usai, Qiao Zhi Jing yang sudah merasa lelah pun segera diantarkan ke kamar pengatin. Tatkala masuk ke dalam kamar pengantin, jantungnya berdebar kencang."Nona, silakan masuk," himbau seorang pelayan istana.Netra Qiao Zhi Jing terbelalak tatkala melihat pemandangan kamar pengantinnya yang dipenuhi dengan warna merah. Serta bau dupa yang sangat menyengat, dan juga ada arak pernikahan dan makanan yang sudah tertata rapi di meja.'Tidak, tidak. Aku tidak gila. Aku tidak ingin melepaskan keperawananku di dunia konyol ini,' batinnya gelisah.Reflek Qiao Zhi Jing berbalik. Dia berencana melaeikan diri dari sana. Namun, tindakannya langsung dicegah oleh para pelayan istana yang langsung mengunci pintu kamar dari luar.DUG!"Ouch!" pekiknya kesakitan saat tidak sengaja membentur pintu yang ditutup secara tiba-tiba."Nona, silakan menunggu Pangeran di dalam sana. Tunggu hingga Pangeran kembali," kata sang pelayan istana dengan suara lantang dari balik pintu, lantas berlalu pergi."Aiih sial! sekali pun dia tampan, tapi aku ... aku tidak siap menyerahkan kesucianku padanya. Aku bahkan baru berusia 18 tahun. Bagaimana jika aku hamil? lalu melahirkan. Aku pasti harus sibuk mengurus anak. Tidak! aku tidak mau! pokoknya aku harus kabur dari sini!"Qiao Zhi Jing berusaha untuk kabur dari kediaman istana. Dia melepaskan baju pengantinnya dan hanya mengenakan pakaian lapisan. Beruntung jendela kamar tidak dikunci. Dengan usaha ekstra, Qiao Zhi Jing memanjat jendela. Dan ..."Ouch! sakit sekali!" Qiao Zhi Jing jatuh tersungkir kala tidak sengaja terpeleset saat menuruni jendela."Siapa di sana?!"DEG!DEG!DEG!Jantung Qiao Zhi Jing berdegup kencang kala mendengar petugas keamanan memergokinya. Namun, dia yakin bahwa petugas keamanan itu tidak melihatnya. Sesegera mungkin Qiao Zhi Jing bangkit tertatih-tatih demi bersembunyi di balik pohon bunga."Tidak ada siapa-siapa di sini. Apa hanya perasaanku saja? Sudahlah." Petugas keamanan itu langsung pergi begitu saja tanpa curiga, usai memeriksa bahwa tidak ada yang mencurigakan di sekitar tempat itu."Huh ... huh ... huh ... ." Akhirnya Qiao Zhi Jing dapat menghela napas lega tatkala dia berhasil lolos dari penjaga keamanan. "Mengejutkan sekali. Hampir saja aku ketahuan," gumamnya."Apa yang kau lakukan di sini?""AAAAA!!!" Qiao Zhi Jing berteriak histeris tatkala melihat sosok pria yang berdiri di hadapannya saat dia berbalik."Kau ... kau siapa?" tanya Qiao Zhi Jing antusias.Sosok pria itu memalingkan wajahnya tatkala mendengar pertanyaan Qiao Zhi Jing. Sebelumnya, Qiao Zhi Jing memang belum terlalu jelas memperhatikan wajah suaminya. Dan saat ini, sosok yang tengah berdiri di hadapannya adalah suaminya, Pangeran Bai Wuxin."Aku tanya, apa yang kau lakukan di sini? tengah malam bersembunyi di sini. Apa kau seorang pencuri?" tuduhnya tanpa ragu sedikit pun."Lepaskan! sudah kubilang, aku bukan pencuri. Haaa! Mau kau bawa ke mana aku? lepaskan!" Sepanjang jalan, Qiao Zhi Jing terus memberontak ketika Bai Wuxin menyeretnya paksa. "Hei, apa kau tuli? sudah kubilang, aku bukan pencuri!" Dengan sikap nekad, Qiao Zhi Jing menggigit tangan Bai Wuxin dengan keras sehingga cengkraman tangannya reflek terlepas."Aarghh! apa kau gila? beraninya kau menggigitku. Apa kau tahu siapa aku?!" protes Bai Wuxin dengan nada suara yang sengaja ditinggikan. Dia mengerang kesakitan sembari menarik lengan pakaiannya dan mendapati tangannya yang berdarah meninggalkan bekas gigitan.Tanpa mempedulikan ucapan Bai Wuxin, tatkala berhasil lepas dari cengkramannya, Qiao Zhi Jing pun bergegas melarikan diri. "Hei, dasar pencuri rendahan. Beraninya kau kabur!" teriak Bai Wuxin dengan lantang.Suara lantang Bai Wuxin menyita perhatian para penjaga keamanan. Para prajurit pun bergegas menghampiri Bai Wuxin guna memeriksa perihal apa yang tengah terjadi."Pangeran, apa
“Apa katamu? Qiao Zhi Jing menghilang?” Tanpa menunggu jawaban dari Kasim Tang, Bai Wuxin segera beranjak drai tempatnya. Langkahnya tergesa menuju kamar pengantin.BRAK! Bai Wuxin membuka pintu kamar dan mendapati siapa pun di dalamnya. Ia bahkan memeriksa ke tiap sudut ruangan, kalau-kalau Qiao Zhi Jing tengah bersembunyi di suatu tempat. Namun nihil, Bai Wuxin tak mendapati Qiao Zhi Jing di mana pun.Tak selang berapa lama, di belakangnya menyusul dua orang yang tak lain adalah Kasim Tang dan pengawal bayangannya yang bernama Hua Rong.“Bagaimana dia bisa menghilang? Hua Rong, apa kau tidak tahu dia pergi ke mana?” tanya Bai Wuxin sembari menatap lekat wajah Hua Rong.“Maaf, Pangeran. Setelah Anda menyuruh saya mengurus beberapa hal, saya tidak mengawasinya lagi,” jawab Hua Rong.Bai Wuxin tidak bertanya lagi, sebab dari awal bukanlah salah Hua Rong. Sesungguhnya, menghilangnya Qiao Zhi Jing sedikit pun tidak menggoyahkan hatinya. Karena dari awal, Bai Wuxin tidak pernah mengingin
“Apa lagi ini? kenapa aku bisa ada di sini?” Tepat pertama kali Qiao Zhi Jing membuka mata, dia melihat ke sekelilingnya yang tampak gelap dan kotor. Tempat yang sangat asing, serta Qiao Zhi Jing sendiri tidak tahu sedang ada di mana dirinya saat ini. Tidak ingat apa yang terjadi semalam dan mengapa dia berakhir di tempat kumuh yang tampak seperti sel penjara. “Tunggu … apa ini di penjara? Aissh, sial! Apa yang telah terjadi sebenarnya? Kenapa aku bisa berakhir di tempat ini?” Qiao Zhi Jing berusaha keras mengingat apa yang telah terjadi terakhir kali. Namun, sekeras apa pun dia mengingatnya, jalan ingatannya berhenti ketika dia berada di dapur. Setelah itu, dia tak bisa mengingat apa pun. Melihat seorang sipir penjara melintas di luar penjara, sontak Qiao Zhi Jing bangkit seraya berlari menghampirinya dari balik jeruji besi. “PERMISI! Kenapa aku bisa ada di sini? apa yang kalian lakukan? cepat lepaskan aku sekarang juga. Asal kalian tahu ayahku adalah Jendral … .”“HAHAHA! J
"Nyalimu terlalu besar. Berani sekali wanita rendahan sepertimu mencuri di kediaman seorang Pangeran," kata sipir penjara yang menginterogasi Qiao Zhi Jing.Tubuh Qiao Zhi Jing terikat kencang di sebuah kursi. Berulang kali Qiao Zhi Jing memberontak agar segera terlepas. Sayangnya, perlawanannya sia-sia saja. Tangan, kaki, tubuh, bahkan tali pengikat itu melingkar di lehernya. Tubuh Qiao Zhi Jing terikat kuat di kursi kayu. "Sudah kubilang, aku tidak mencuri apa pun. Jika berani, panggil Pangeran Bai Wuxin atau siapa pun itu ke sini. Aku harus menjelaskannya!" cetus Qiao Zhi Jing dengan lantang sembari mengeratkan rahangnya. Terdengar gigi gerahamnya yang menggertak karena geram.Sorot matanya tajam menatap sipir penjara yang menatapnya dengan siasat licik dan makna tersembunyi. Sipir penjara itu melempar senyum tersungging ke arah Qiao Zhi Jing, seketika menggetarkan hati Qiao Zhi Jing. Bercampur rasa takut dan jijik kala melihat senyumannya. Sipir penjara itu memang terlihat masih
Pangeran Bai Wuxin, Hua Rong, termasuk Lei Yan. Mereka adalah ketiga pria yang saling mengenal. Selain Hua Rong yang beridentitaskan sebagai pengawal bayangan, tentu saja Bai Wuxin dan Lei Yan termasuk kategori pria tampan di Ibu Kota. Meskipun ketampanan Lei Yan masih berbanding jauh dari Bai Wuxin, tetapi dia tetap masuk ke dalam nominasi.Usai memastikan identitas Qiao Zhi Jing, akhirnya dia dibebaskan tanpa syarat. Masalah itu sudah pasti. Selain Qiao Zhi Jing tidak bersalah, dia juga adalah seorang putri dari Klan Xing, dan juga kini telah menjadi istri sah Pangeran Bai Wuxin. Karena identitasnya saat ini adalah istri Pangeran, maka dia pun dipulangkan ke kediaman Bai Wuxin. Hancurlah sudah niatnya untuk melarikan diri. Sepertinya setelah ini, akan susah bagi dirinya untuk keluar dari Kediaman Bai Wuxin."Kau ternyata Pangeran Bai Wuxin?" tanya Qiao Zhi Jing sembari melipatkan kedua lengannya di depan dada."Benar," jawabnya singkat.PLAK!Tamparan mendarat di wajah Bai Wuxin seca
“Bagaimana dengan hasil yang telah kauselidiki?” tanya Bai Wuxin kepada Hua Rong dengan mimik wajah serius. “Sesuai dengan dugaan Anda. Dalang di balik panah yang menembus tubuh Anda terakhir kali adalah ulah Pangeran Bai Ruyu,” ungkap Hua Rong tanpa ragu sedikit pun. Hua Rong yakin setelah menyelidiki asal usul perajin panah yang hampir membunuh Bai Wuxin terakhir kali saat sedang menjalankan perintah militer di Xianjiang Selatan. Tepat 2 bulan lalu, Bai Wuxin sempat dititahkan untuk memimpin militer dan menenangkan korban banjir di daerah Xianjiang Selatan. Pada waktu itu, seseorang secara diam-diam melepaskan panah hingga menembus tubuh Bai Wuxin. Butuh waktu sekitar 2 minggu bagi Wuxin memulihkan diri saat itu. Tentang bagaimana Bai Wuxin terluka, termasuk terlukanya Bai Wuxin, tak ada seorang pun yang mengetahuinya selain Hua Rong. Sebab ketika Bai Wuxin terluka, hanya Hua Rong yang mengetahui hal itu. Bai Wuxin meminta agar Hua Rong merahasiakan tentang lukanya dari siapa
“Jangan menghalangiku. Aku ingin pergi dari sini sekarang juga!” cetus Qiao Zhi Jing dengan lantang. Keributan terjadi di halaman Taman Aprikot tempat kediaman Qiao Zhi Jing. Para pelayan mencekal tangan dan kaki Qiao Zhi Jing agar dia tak dapat melarikan diri. Sementara Qiao Zhi Jing terus meronta bagaikan cacing kepanasan. Para pelayan yang memeganginya mulai kewalahan dan akhirnya terjatuh ke tanah bersama Qiao Zhi Jing. “Aawww. Sakit sekali!” Qiao Zhi Jing mengerang kesakitan tatkala pantatnya terbentur keras ke tanah. Meskipun para pelayan yang mencengkram Qiao Zhi Jing telah berusaha semaksimal mungkin agar Qiao Zhi Jing tidak terluka, tetapi mereka tetap gagal mengendalikan Qiao Zhi Jing yang terlalu sulit untuk dikendalikan. “Maaf, Nona!!!” Serentak keempat pelayan yang mengekang Qiao Zhi Jing berlutut di hadapan Qiao Zhi Jing.Masih berusaha menahan rasa sakit yang dia rasakan, Qiao Zhi Jing sengaja tak mempedulikan permintaan maaf dari para pelayan itu. “Yaampun, No
"Kakak sepupu, apa maksudmu? aku tidak mengerti." Qiao Li Ying sengaja berpura-pura tidak tahu. "Qiao Li Ying , jangan berpura-pura lagi. Sandiwaramu itu tidak berpengaruh padaku," timpal Zhong Chen Xiao.Helaan napas terhembus lembut dari mulut Qiao Li Ying. Seulas senyum tipis pun terukir di wajah cantiknya."Baiklah. Karena sudah seperti ini, aku tidak akan berpura-pura lagi. Aku memang membenci Qiao Zhi Jing. Sangat, sangat membencinya. Kehadirannya di dunia ini adalah malapetaka bagiku. Dia merenggut segalanya dariku. Jangan salahkan aku. Aku hanya ingin mengembalikan apa yang dari awalnya adalah milikku." Akhirnya Qiao Li Ying menunjukkan wajah aslinya di hadapan Zhong Chen Xiao.Tidak mengejutkan sama sekali bagi Zhong Chen Xiao tatkala mendengar pernyataan jujur dari Qiao Li Ying, karena sudah sejak lama dia memantau segala perbuatan Qiao Li Ying selama ini. Akan tetapi, Zhong Chen Xiao berusaha menahannya. Namun karena tindakan Qiao Li Ying sudah di luar batas, Zhong Chen Xia