Pagi hari, ketika Jackson baru bangun, ia terkejut atas kehadiran Daniel yang sedang mengobrol dengan Ben di ruangannya."Halo, Papa! Cie baru bangun ya ...." sapanya meledek.Jarang sekali Jackson sakit apalagi sampai dirawat, itu hampir tidak pernah. Terakhir Jackson dirawat karena kecelakaan mobil dan tertembak di kakinya saat masih muda. Bagaimanapun dunia bisnis memungkinkan nyawa sebagai taruhan.Jackson pun menghilang nafas dan melengos, dikiranya ia anak kecil disapa seperti itu?Ben hanya tersenyum melihat interaksi ayah dan anak itu. Dilihat-lihat mereka seperti kakak adik.Jackson memang sering membuat iri kaum Adam, sebab ia masih terlihat muda di usianya yang lebih 45 tahun itu. Jadi ketika bersama Daniel, mereka seperti kakak adik. Padahal Ia adalah ayah Daniel.Bagaimana lagi, Jackson memang sangat awet muda. Sementara Daniel pernah merasa insecure karena ayahnya yang terlalu muda dan dianggap seperti kakaknya. Hal itu membuatnya berpikir bahwa ia yang terlihat tua atau
Maka setelah sampai apartemen, Daniel kembali merecoki ayahnya yang sedang kerja sambil dusuk bersandar di kepala ranjang. Ia menelpon Lyra dan memperlihatkan ayahnya yang sedang kerja padahal harusnya istirahat."Nih Bu, lihat? Masa Papa disuruh istirahat malah kerja terus," ujar Daniel membuat Jackson kaget.Ia langsung menyembunyikan tablet dan berkasnya di bawah selimut sambil melototi anaknya yang rese'."Mas, sehari aja istirahat loh," ujar Lyra terkesan kesal."Iya maaf, Yang. Ini tadi ngecek yang penting banget makanya aku terusin."Lyra pun menghela napas, "Ya udah sekarang istirahat," ujarnya."Tapi masih jam 10.00 pagi," balas Jackson."Udah bisa buat tidur kan? Emang kamu belum minum obat?" tanya Lyra."Udah tapi gak ngantuk lagi sekarang....""Ya udah, jangan kerja dulu yang penting. Besok pagi kan bisa.""Iya, Yang."Daniel tertawa melihat ayahnya tak berdaya kalau sudah dihadapkan dengan ibu tirinya itu. Bagaimanapun ia lega mereka benar-benar saling bergantung dan perdu
Lyra terkejut melihat berita tentang Levi yang bunuh diri, ia tak pernah menyangka kalau kasusnya akan sepanjang ini.Awalnya Lyra ingin bertanya pada Jackson tapi, takut mengganggu suaminya yang kini sedang ada di kantor dan katanya sedang sibuk karena akhir bulan. Akan tetapi, ketakutannya ternyata hanya pemikirannya saja, karena Jackson malah meneleponnya sekarang."Assalamualaikum, Sayang," sapa Jackson."Waalaikumsalam, iya, kenapa?" balas Lyra mencoba biasa-biasa saja."Kamu udah lihat beritanya kan?" tanya Jackson to the point."Iya, jadi apa yang terjadi?""Aku nggak tahu, tapi waktu itu... aku cuma ngancam dia dan juga pelaku utamanya, dan yang aku siksa adalah pelaku utamanya.""Tapi kenapa dia yang bunuh diri?""Makanya, aku nggak tahu kenapa. Cuman dari analisis Ben, ternyata dia memang influencer juga, jadi banyak yang menghujat dia di media sosial. Mungkin dia kena mental gitu, terus bunuh diri.""Ya Allah, kok bisa jadi kayak gini sih?""Gak tau, kesalahan yang dia bua
Setelah dibuka, itu bukan Lyra seperti yang Jackson takutkan, itu orang lain. "Ayo, Pak!" ajak Ben agar Jackson tidak panik. Mereka pun menuju ke UGD yang mana hanya bisa dimasuki satu pendamping pasien. Jackson pun masuk dan melihat Lyra sedang berbaring di salah satu ranjang, ia terliat diam saja melihat sekeliling yang sibuk karena pasien kecelakaan beruntun itu. "Sayang!" panggil Jackson. Ia sampai berteriak dengan keras, membuat semua orang menatap ke arah mereka. Lyra menoleh dan mendapati suaminya langsung menerjangnya dengan pelukan yang erat. "Sayang, maafin aku, aku belum bisa ngelindungin kamu!" ujarnya sambil menangis. Hal itu membuat Lyra menghela napas, mode cengeng Jackson keluar lagi. "Sssttt, aku sesek napas, lepas dulu!" ujar Lyra membuat Jackson tersadar. Jackson sontak melepas pelukan itu, lalu hampir memanggil Perawat kalau saja Lra tidak langsung menutup mulutnya dengan tangannya. "Ih! Tenang dulu napa! Aku cuma luka ringan, sopirku juga aman
"Apaan sih absurd banget kamu, kerja di kantor sana." "Kenapa sih, Yang, bukannya seneng ditemenun suami?" Lyra menghela napas, "Nemenin gimana, orang kamu sibuk." "Gak papa kali, Yang. Kamu gak lagi merasa terganggu kan?" "Enggaklah, tapi aku jadi ngerasa kamu melalaikan kewajiban. Kasian, Ben." Jackson malah cuek, "Biarin, emang tugasnya dia." "Setidaknya lipat gandakan bonusnya." "Itu pasti, Sayangku," balas Jackson lagi. Sudah dua hari ini Jackson terus menempel pada istrinya, bahkan ia membatalkan perjalanan bisnis ke luar kota, apalagi ke luar negeri. Sementara itu, ia bahkan melakukan rapat online, mengerjakan pekerjaannya di ruang rawat inap istrinya. Renata dan Nenek Davidson juga sudah bergantian menemani Lyra, sembari Jackson kerja. Maka Renata berkata, kalau kiranya Jackson di sana hanya kerja, lebih baik melakukannya di kantor. Namun, bukannya mendengarkannya ia malah menyudahi pekerjaannya dan fokus pada Lyra. Akhirnya Lyra yang paham dengan kelakuan
"Kedua, tanpa mengurangi empati saya terhadap almarhum Levi, saya juga ingin mengatakan pada teman-teman semua bahwa saya juga sedang berada di situasi di mana saya ingin menyelidikinya. Melihat secara objektif, apa sih yang sebenarnya terjadi sebelum dia bekerja dengan saya, sebulan yang lalu?" ungkapnya lagi. Lyra sampai menggunakan lamptop dan ponselnya dengan akun lain untuk mendukung suaminya, mendorong komentar baik dan memperbanyak like di live itu. ey || Wah betul tuh, beredar info juga memang dia konflik bukan dengan pekerjaannya, tapi pihak lain Lalu disusul komentar orang lain yang memang engikuti berita-berita tentang Jackson dan Levi, kalau sebelum bekerja di perusahaan Jackson, Levi sudh memiliki catatan hitam tentang skandalnya dengan beberapa pria kaya beristri. "Ketiga, memang saya membutuhkan Levi hanya dalam waktu sebulan untuk menggantikan Asisten saya--Ben, tetapi saya tidak tahu bahwa akan mendapat orang problematik seperti ini. Hanya saja saya tetap akan
Jackson menunggu Lyra di dalam ruang bersalin, kata dokter sepertinya mereka harus mengeluarkan bayinya secepatnya karena kondisi kehamilannya yang berbahaya. Jackson sempat berdebat dengan dokter karena usia kehamilan Lyra belum 9 bulan, tetapi sudah harus melahirkan. Dokter mencoba meyakinkan Jackson bahwa jika bayinya memiliki berat di atas 2,5 kg masih aman. Nenek Davidson dan Renata menunggu di luar, Ibu dan ayah Lyra dari kampung sedang menuju ke sana untuk melihat anaknya lahiran."Duh gimana nih, Lyra belum genap sembilan bulan, bagaimana harus lagiran?"Renata pun mengelus bahu Nenek Davidson yang terus mengkhawatirkan cucu menantunya itu, "Kita doakan semoga bayinya dan Lyra juga selamat dan sehat, Mi.""Aamiin, tapi Mami khawatir, Ren," ujarnya terus cemas. Lyra di dalam sedang berusaha mengeluarkan bayinya dengan tenaga, Jackson yang sebelumnya sudah bersiap dengan doa yang ia hafalkan untuk istrinya yang akan bersalin pun membacakannya. Bahkan para Perawat sampai heran d
Jackson mulai sadar kalau ia harusnya menjawab, lalu buru-buru ia berkata. "Anak kami ada di ruang inkubator, Pak, Bu." Prio akan menjawab tapi Lastri sudah heboh ingin melihat cucu pertama mereka. Sementara Daniel dan Jasmine yang tadinya tidur terbangun karena ada suara ribut-ribut Lastri dan Prio. Kedua orang tua Lyra pergi ke sana dan bertemu dengan Nenek Davidson, Renata dan Lim. Mereka basa-basi sejenak sebelum bergantian masuk ke ruangan itu. Sayangnya, waktu menjenguk sudah habis, jadi mereka hanya bisa melihat sekitar 15 menit. Lastri terlihat menangis karena melihat cucu pertamanya masuk ke dalam kotak inkubator itu, ia sedih karena cucunya lahir dengan cara prematur dan caesar. Namun, Nenek Davidson menjelaskan bahwa anak Lyra dan Jackson memang lahir dalam kondisi prematur dan dimasukkan ke inkubator, tetapi secara menyeluruh tidak ada yang perlu dikhawatirkan karena kondisi bayinya cukup kuat. Lastri dan Prio pun lega mendengarnya. "Ini bukan anak perta