Share

Mengapa Bisa Pritta

Aku duduk diam tak bergeming pada bangku kerjaku, menatap layar monitor yang menyala, menampilkan wajah Kusuma Adjipto Sahreza. Kali aja dengan menatapnya begini, bisa membuatku menemukan titik terang. Andai saja insiden itu bukan mimpi, pasti uang bonus sudah berada pada genggaman tanganku. Argh, aku kehabisan ide. Mana tuh pengusaha sembunyinya kebangetan, identitasnya saja tiada yang mengetahui. Hebat sih, tidak ada bocoran dari media mana pun.

"Baaa." Pritta mengagetkanku. Sontak saja aku kaget bukan main.

"Pritta, kamu, kalau masuk ke ruangan orang harus ketok pintu dulu, dong. Bukan malah datang tiba-tiba kayak hantu."

Moodku saat ini sedang tidak baik, ditambah lagi dengan ratu gibah satu ini. Ish, malas banget. Andai aja ada malaikat yang turun ke bumi dan membantuku menyelesaikan semua ini.

"Nay, jangan marah-marah, dong. Nanti cepat tua loh." Pritta membujukku dengan memijat bahuku yang memang terasa sangat pegal.

"Nay, gimana tugasmu?" tanya Pritta setengah berbisik.

"Ya
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status