Happy Reading and Enjoy~Setelah mendapat ceramah panjang seputar didikannya pada Nathalie, akhirnya kembarannya pulang juga. Gadis yang menjadi penyebab kupingnya panas malah sibuk bersembunyi di balik tubuhnya. Takut, karena Ara berbicara dengan nada tinggi sembari menyebut-nyebut namanya. Arthur menghadap Nathalie yang masih tertunduk. Mungkin gadis itu tidak tau apa salahnya. Ia pulang karena ingin mengambil berkas yang tertinggal, bisa saja ia menyuruh bawahannya untuk mengambil, tapi hasrat ingin melihat Nathalie sulit dihindari. Alhasil ia pulang dan mendapat pertunjukan yang cukup istimewa. ''Kau sudah makan?'' Arthur berjalan ke dapur sembari menggenggam tangan Nathalie. Ia berjalan selangkah lebih cepat dari gadis itu, dan Arthur juga tidak tau apakah Nathalie menggeleng atau mengangguk. Maka dari itu ia kembali bertanya, ''Kau sudah makan?''''Be-belum.'' Dengan cekatan Arthur menyiapkan piring beserta sarapan untuk Nathalie. Ia juga menyediakan susu dan sereal. ''Aku
Happy Reading and Enjoy~Seseorang memberitahunya tentang keberadaan Nathalie. Antara percaya dan tidak percaya, wanita yang selama ini dicintai dan ditunggunya. Bagaimana bisa hidup nyaman dengan seorang pria di sebuah apatermen mewah. Tom tertawa sinis, miris sekali. Sementara dirinya menjadi buronan keluarganya sendiri demi menyelamatkan gadis itu. Denyutan mematikan merambat hatinya, ia menghela napas banyak-banyak untuk menghirup udara. Dadamya terasa sesak.Ia berhenti di depan toko, mematut dirinya di kaca. Seorang pria dengan rambut acak-acakkan sebahu menatapnya dari pantulan. Itu dirinya sendiri. Bajunya kusam dan tubuhnya bahkan bau busuk. Sebagian mengira ia orang gila, sebagian yang lain mengira dirinya hanya orang jalanan biasa. Ah, Tom tidak peduli. Ia tersenyum sinis, untuk apa ia hidup dengan kesengsaraan seperti ini. Seharusnya ia terima saja tawaran keluarganya agar membunuh Nathalie. Toh, gadis itu juga tidak memikirkan perasaannya. Dari pada ia jadi buronan kel
Happy Reading and Enjoy~Melupakan nasihat orang itu agar sebaiknya membunuh Nathalie di depan keluarganya. Tom ingin Nathalie mati secepatnya, jika ia mati di tangan Arthur juga tidak apa-apa. Ia dan Nathalie akan bertemu di surga. Dengan menyeret tubuh Nathalie yang lemah, Tom mengambil pisau yang tampaknya masih baru. Senyumnya terukir mengerikan. Ia menjilat pisau itu dengan gerakan pelan, lalu tanpa aba-aba menancapkannya pada Nathalie. Gadis itu bergerak cepat untuk menghindari serangannya. Nathalie segera menjauh dengan tertatih dan terisak-isak. Tom terbahak. "Kau tidak bisa kabur, Sayang. Kita akan bahagia selamanya di surga. Kau cinta padaku, kan? Ayo, mati bersama."Ia mengiris sedikit pergelangan tangannya. "Lihat, aku sudah memulainya. Berikan tanganmu padaku selagi aku memintanya baik-baik, kita akan menyatukan darah kita sebagai tanda cinta sejati."Nathalie menggeleng pelan. Kedua mata Tom seketika menggelap, ia menarik paksa tangan Nathalie dan mengiris pergelanga
Happy Reading and Enjoy~Dengan bantuan Sebastian akhirnya ia bisa berbicara langsung dengan David. Pemilik klub terbesar bernama David's, yang mengatur jalannya pembunuh bayaran B dengan ukiran kupu-kupu di dahi. Mereka berjanji akan bertemu di salah satu ruangan VIP yang berada di klub itu, hanya berdua tanpa Allard. Selain menyelidiki kasus pembunuhan yang terjadi pada sahabanya itu, Arthur juga ingin menyelidiki tentang Nathalie. Seperti yang dikatakan melalui rumor yang beredar. David masih muda, dengan tubuh tegap dan wajah yang tampan. Lelaki itu sedikit kaku, bahkan sikapnya lebih keras dari Allard. Rahangnya tegas, pembawaannya serius. Ketika ia memasuki ruangan, David sudah menyambutnya dengan sopan. Percakapan mereka mengalir begitu saja, hingga sampai pada titik bagaimana bisa lelaki itu berhasil menjadi pengola klub judi nomor satu. Berlanjut ke hal yang lebih sensitif. Tidak terlalu buruk berbincang dengan David, meski terkesan kaku, lelaki itu cukup terbuka untuk mas
Happy Reading and Enjoy~Seharusnya hari ini ia menemui Tom dan menanyakan kepada lelaki itu tentang keluarga Nathalie, dan apa tujuannya berkeinginan untuk membunuh Nathalie, tetapi tujuannya untuk menemui Tom didahulukan dengan kabar kematian pria itu.Seperti biasa, Arthur sedang duduk sembari membaca laporan-laporan yang harus dikerjakan. Telepon masuk dari bawahannya yang menjaga Tom."Maaf memberitahukan hal ini kepada Anda, Tuan. Tawanan Anda bunuh diri."Arthur langsung berdiri dari duduknya. "Apa katamu?" tanyanya dengan suara dingin."Bukankah sudah kubilang jauhkan seluruh benda tajam yang berada di dekatnya, kau tidak mendengarkan perintahku?" Suaranya terdengar mengerikan.Mengambil pelajaran dari mata-mata Allard yang memilih bunuh diri, Arthur menyuruh bawahannya untuk menyingkirkan semua benda tajam yang berada di dekat Tom. Karena kebanyakan orang yang berputus asa, pasti cenderung memiliki keinginan untuk membunuh dirinya sendiri. Padahal, hanya Tom satu-satunya pel
Happy Reading and Enjoy~Arthur langsung berpaling, memerintah dengan ketegasan yang ia sendiri tidak yakin mampu dilakukannya. Mengingat Nathalie saat ini berada di cengkeraman Tom. "Pegang dia erat-erat, dia juga belum mati! Ikat dia di salah satu sel kita."Kini tatapannya beralih pada Tom yang tersenyum miring. Syukurlah rantai yang mengikat kaki dan tangan Tom belum dilepaskan. Arthur mengepalkan kedua tangannya saat melihat Tom mendekat dan menjilat pergelangan kaki Nathalie yang di pegangnya. Nathalie sendiri menutup mulutnya dengan kedua tangan. Gadis itu menatap takut-takut ke arah Arthur, ingin meminta bantuan. Arthur terkekeh. "Ambil saja dia, aku tak membutuhkannya lagi." Senyumnya terukir sinis. "Lagipula apa yang bisa kau lakukan dengan dua tangan yang terikat itu? Kau tetap tidak bisa membawa Nathalie pergi."Kedua mata Nathalie berkaca-kaca, menatap Arthur dengan bibir mengerucut. Ia ingin melihat cara Nathalie melepaskan dirinya sendiri. Wanita itu harus belajar ma
Happy Reading and Enjoy~ Tatapannya kini beralih kepada Nathalie yang meringkuk di lantai. Ia berjongkok, tersenyum sinis ketika berucap, "Jalang." Arthur memegang tangan Nathalie, menariknya kuat tanpa mempedulikan jeritan wanita itu. Beberapa hari ini banyak pekerjaan yang harus di selesaikannya, jadwal tidurnya terganggu. Dan semua itu bersangkutan dengan wanita yang saat ini berada dalam genggaman tangannya. Wanita yang sialnya berpura-pura polos untuk bisa mengelabuinya. "Ar-Arthur ..." Nathalie merintih, ia langsung berpaling. Rasa jijik hadir saat mendengar Nathalie memanggilnya dengan terbata-bata. Ini pasti peran baru yang dimainkannya. Ah, bukan peran baru, tetapi peran lama yang hampir dipercayai Arthur sebagai sifat wanita itu. "Jangan berpura-pura lagi di hadapanku." Ia menjepit kedua pipi Nathalie. "Siapa dirimu yang sebenarnya, Nathalie. Jangan main-main denganku, kau pikir kau bisa membohongiku?" Demi Tuhan, Arthur tidak pernah memukul wanita. Ia tidak pernah
Happy Reading and Enjoy~Tempat itu gelap, Nathalie hanya berlari karena merasa kesal. Bagaimana bisa Arthur mengatakan ingin menyerahkan dirinya pada Tom, sementara ia memilih ikut karena tidak ingin sendiri dan berpisah dari Arthur. Ia tidak tahu ingin pergi ke mana. Langkahnya berhenti pada satu ruangan yang terbuka luas, ia mengintip secara takut-takut. Bruk! Tubuhnya terjatuh saat ada seseorang yang menabraknya dari belakang. Kedua lututnya yang putih mencium lantai dengan keras. Nathalie meringis saat merasakan nyeri yang luar biasa. Ia berusaha untuk berdiri, tetapi tubuhnya kembali di tabrak dari belakang. Membuatnya terjatuh lagi. Bibirnya langsung mengerucut. Ia mendongak untuk menatap siapa yang telah menabraknya. Dua orang lelaki sedang bertengkar tepat di hadapannya. Mereka saling menatap dan memegang kerah pakaian masing-masing. Satu memakai topi menodongkan pistol ke arah seseorang yang tidak memakai topi. Pakaian mereka sama-sama hitam. Nathalie tidak bisa mendenga