Share

Bab 24

"Nurma! Nurma!" Suara melengking suamiku terdengar memekikkan telinga. Aku segera keluar kamar dan menghampirinya yang tengah sarapan.

Langkahku sengaja berlari, sebab ingat pesan Adnan bahwa hari ini aku diperintahkan untuk mencegah Mas Firman ke mana-mana.

"Ya, Mas," ucapku dengan napas tersengal-sengal.

"Aku mau berangkat, kamu ikut aku ya, kita akan ke pengacara," timpalnya membuatku terdiam lalu menyorot Airin yang tumben tidak marah.

"Sudah sana ikut! Mau pemindahan aset tahu. Lagian udah lebih dari seminggu, bahkan hampir satu bulan kan Giska si bisu dan lumpuh itu tidak ada kabarnya, bisa lah minta pengacara langsung pembagian aset warisan, wanita itu kan tidak punya sanak saudara," papar Airin sambil mengunyah sepotong roti yang tengah ia pegang.

"Aku sarapan dulu," jawabku sambil melihat jam yang melingkar di tangan ini.

"Lima menit," celetuk Mas Firman.

"Sepuluh ya, aku ingin minum susu," jawabku agak sedikit manja.

Mas Firman langsung duduk pertanda setuju dengan p
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status