Share

Bab 14

Karena pekatnya kopi lebih kental dari beningnya gula. Tidak ada kisah yang tertuang indah di dalamnya. Pun dengan gula dan kopi yang selalu di selaraskan. Faktanya, pahit yang tertinggal—sebanyak apapun takaran gulanya—menjadi cita rasa khas kopi.

Sama halnya dengan Pulung yang mencoba menerima kenyataan. Menjadi janda di usia muda, pada pernikahannya yang genap satu tahun. Pulung memiliki prinsip enggan meratapi nasibnya. Memang apa salahnya dengan janda?

Masyarakat menilai itu tabu. Padahal hanya pilihan itu yang di jadikan jalan akhirnya. Memang, perceraian bukan satu-satunya solusi terbaik selain meninggalkan trauma. Tapi Pulung bukan perempuan drama yang suka memohon untuk di pertahankan. Ketika suaminya memilih pergi, maka Pulung akan lepaskan. Tidak peduli sebesar apa rasa penasarannya.

Kini, setelah mendapat penjelasan dari Ardika, Pulung paham kenapa pernikahannya berakhir. Ekonomi hanya alasan. Yang memukul harga dirinya adalah kesetaraan Pulung yang tidak sepadan dengan k
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status