Home / Pernikahan / Seranjang Dengan Duda Arogan / Bab 45. Mengajarkan Mandiri

Share

Bab 45. Mengajarkan Mandiri

Author: Sulistiani
last update Last Updated: 2024-01-09 07:16:32

"Bukan Bapak yang salah, tapi istri Bapak yang terlalu manja," ucap Anita.

"Aku sudah bilang bukan Kanaya yang minta di temani, tapi aku yang ingin menemaninya!" ucap Salman dengan nada penekanan.

Anita menjadi takut saat Salman sudah bersikap seperti itu, ia memilih diam dan menunduk. Melihat sekertaris nya diam, Salman pun meminta wanita itu segera melanjutkan pekerjaannya, tak ingin hal semacam itu kembali terjadi hingga ia kehilangan klien penting.

"Sepertinya aku harus mempertimbangkan lagi, semakin kesini kerjamu tidak bisa diandalkan," ucap Salman.

"Saya minta maaf, Pak. Saya akan memperbaiki semuanya," ucap Anita.

"Jangan cuma bicara, tapi buktikan. Masih banyak orang yang kompeten dan mau bekerja menggantikan posisimu!" ucap Salman.

Anita mengangguk dan keluar dari ruangan Salman, sesampainya di depan meja kerja ia meluapkan kekesalannya dengan memukul-mukul meja kerjanya.

"Semua karena kehadiran perempuan itu!" ucap Anita.

Hari berganti sore, Salman pun pulang di sambut oleh
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Noor Sukabumi
emang kalau km g mau Katalin oerjanjian itu km nisa ngurus bayi Sama syafana sendiri Salman and p mungkin Hani bkln blk lagi kalau km g nikah Sama naya mikir tuh yg bnr Salman giliran naya pergi ntar nyesel sendiri
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Seranjang Dengan Duda Arogan    Bab 46. Bersama Saida

    Malam itu Salman tidak bisa tertidur pulas, ia teringat dengan kata-kata Kanaya jika waktu untuk perempuan itu hanya tinggal sebentar lagi di rumah ini. Salman membuka mata dan memandangi wajah Kanaya yang sedang tertidur lelap."Apakah ini artinya aku takut kehilangan kamu, Nay?" gumam Salman dalam hati.Waktu terasa begitu cepat berlalu, Salman tidak menyangka jika ia bisa merasa nyaman saat hidup bersama dengan Kanaya yang ia anggap masih bau kencur. Nyatanya istri kecilnya itu mampu mengurus anaknya dengan baik bahkan Syafana terlihat sangat jauh lebih bahagia semenjak kehadiran Kanaya. Hidup Salman pun lebih terurus daripada sebelumnya, Kanaya tidak pernah lupa membuatkan sarapan dan juga bekal makan siang untuknya.Lama Salman memandang wajah Kanaya hingga akhirnya ia pun tertidur lelap seraya memeluk Kanaya dari samping.Pagi harinya Kanaya bangun dan melepaskan pelukan Salman, ia masih menunaikan salat dan mengaji seperti biasa meskipun kehamilannya sudah semakin membesar."J

    Last Updated : 2024-01-10
  • Seranjang Dengan Duda Arogan    BB 47. Cemburu dan gengsi

    "Sepertinya Aslan harus ikut terlibat dalam hal ini," ucap Saida."Maksudnya?" tanya Kanaya."Kalau diingat-ingat dulu Salman pernah marah saat tahu asal dekat dengan kamu, mungkin sekarang sudah waktunya Aslan kembali mendekati kamu biar tahu gimana reaksinya Salman," ucap Saida."Lalu bagaimana dengan perasaan Aslan, Kak?" tanya Kanaya."Hah ... Iya juga ya! Ya udah deh Nanti Kakak pikirin lagi gimana caranya biar Salman mengakui kalau dia cinta sama kamu," ucap Saida.Kanaya menghela nafas dan menggelengkan kepalanya, ia tidak yakin jika Salman sudah mencintainya. Lelaki itu masih saja dingin dan tidak peka terhadapnya meskipun tidak terlalu kasar seperti dulu. Asyik berbelanja mereka tidak sadar jika menghabiskan waktu hampir setengah hari, Syafana pun begitu senang karena setelah belanja mereka juga memberi waktu Syafana bermain di Playground dan makan makanan yang ia suka.Selesai belanja ternyata banyak barang yang mereka beli sehingga kerepotan saat mau pulang. Saida pun mene

    Last Updated : 2024-01-11
  • Seranjang Dengan Duda Arogan    Bab 48. HPL

    "Dengan siapapun aku menikah setelah bercerai darimu, harusnya tidak masalah, kan!" ucap Kanaya.Salman tidak menjawab ucapan Kanaya, ia pergi meninggalkan meja makan begitu saja dan kini duduk di balkon kamarnya menatap bintang yang bertebaran di langit."Ingat tujuan awalmu, menikah hanya untuk anak, Salman!" gumam Salman dalam hati.Biasanya ia tidur bersama Kanaya, tapi setelah mendengar ucapan Kanaya tadi ia jadi ingin tidur sendiri di kamarnya. Namun, sudah hampir tengah malam Salman tak kunjung terlelap. Kakinya melangkah keluar kamar dan akhirnya mendatangi kamar Kanaya.Setelah tidur bersama Kanaya, ia pun akhirnya terlelap hingga pagi menyapa. Saat adzan subuh Kanaya terbangun dan melepas pelukan Salman di pinggangnya, Salman merasakan gerakan itu dan menarik tubuh Kanaya semakin merapat padanya."Sudah subuh, Hubby," ucap Kanaya."Adikku bangun, bantu menidurkannya dulu," ucap Salman."Ih ... Kalau mau minta tuh malam dong," ucap Kanaya."Ya mau gimana lagi, dia bangunnya j

    Last Updated : 2024-01-12
  • Seranjang Dengan Duda Arogan    Bab 49. Baby Boy

    Saat Salman keluar dari ruangannya dengan tergesa-gesa, Anita menghampiri karena ingin memberikan laporan."Pak Salman mau kemana, ini saya ingin memberi laporan," ucap Anita."Simpan saja laporan itu, aku mau ke ruang sakit. Istriku melahirkan," ucap Salman setengah berlari meninggalkan Anita."Kanaya melahirkan? Itu artinya kontrak pernikahan mereka akan segera berakhir dan perempuan itu akan segera pergi dari hidup Pak Salman," gumam Anita sambil tersenyum.Salman mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju rumah sakit tempat biasa Kanaya kontrol kehamilan, ia sangat kesal ketika terjebak di lampu merah."Shit ... Kenapa lampunya berubah merah dan lama sekali berubah hijau!" ucap Salman seraya memukul stir mobil.Hanya beberapa menit menunggu lampu berubah hijau, tapi membuat Salman sangat kesal dan merasa sangat lama. Setelah lampu berhantu hijau, ia kembali tancap gas mempercepat laju kendaraanya tak peduli kendaraan lain merasa terganggu dengan tingkah ugal-ugalan.Sesam

    Last Updated : 2024-01-13
  • Seranjang Dengan Duda Arogan    Bab 50. Sadam Uwais Alfarizi

    "Tante cantik gak akan ninggalin aku dan adik bayi seperti mama, kan?" tanya Syafana.Semua orang menegang mendengar pertanyaan Syafana, tidak ada yang bisa menjawab termasuk Salman. Tiba-tiba seorang perawat datang dan membawa bayi Kanaya ke ruangan itu."Ibu, sudah waktunya menyusui bayi ya! Apa asinya sudah keluar?" tanya perawat."Gak tahu, Suster seperti belum," ucap Kanaya."Nanti saya bantu pijat biar keluar ya," ucap Perawat.Kanaya mengangguk, Saida meminta Salman dan Aslan keluar dari ruangan karena payudara Kanaya akan di pijat suster sebelum memberikan asi pada bayinya.Saat perawat membantu memijat payudara Kanaya, bayi laki-laki itu digendong oleh Saida dan Syafana begitu senang melihat bayi tersebut."Adik bayi lucu banget ya bude, wajahnya mirip banget sama papa," ucap Syafana."Iya Ana benar, ini pasti karena saat Kanaya hamil papa kamu nyebelin banget, bikin Kanaya kesal jadi bayinya mirip banget sama papa kamu," ucap Saida."Iya, papa kan emang nyebelin banget. Aku

    Last Updated : 2024-01-14
  • Seranjang Dengan Duda Arogan    Bab 51. Karena Syafana

    "Tante cantik, Ayo kita pergi tinggalin papa bawa adik bayi juga, Ana nggak mau punya Papa jahat!" ucap Syafana seraya menggenggam tangan Kanaya."Ana nggak boleh ngomong gitu, Papa gak jahat kok," ucap Kanaya membujuk Syafana.Salman mendekat kearah Syafana dan berusaha meraih tangan anaknya itu, tetapi Syafana menepis dan menolak dekat dengan Salman."Ana, dengarkan Papa. Ini masalah orang dewasa, nanti kalau Ana sudah besar baru mengerti. Sekarang Ana pulang dengan bude Saida ya!" ucap Salman membujuk Syafana."Gak mau! Pokoknya aku mau sama Tante cantik di sini. Nanti kalau aku ikut bude Saida gak akan bisa ketemu Tante cantik lagi, kalau Tante cantik pergi nanti siapa yang bantu aku bikin pr, siapa yang bikinin bekal cantik untuk aku," ucap Syafana.Karena mendengar Salman memintakan Ayah untuk pergi, Syafana menjadi tantrum. Gadis kecil itu terus menangis tak ingin pulang, tak ingin pisah dari Kanaya. Hingga pihak rumah sakit ikut membujuk, tetapi tidak ada yang berhasil. Akhir

    Last Updated : 2024-01-15
  • Seranjang Dengan Duda Arogan    Bab 52. Dingin

    "Kamu yakin, Nay?" tanya Haris."Iya, Om. Karena Syafana gak mau aku tinggal, jadi aku di beri waktu satu bulan lagi. Aku akan gunakan waktu itu untuk memberikan lebih banyak kasih sayang dan perhatian untuk anak ini," ucap Kanaya."Aku yakin Hani juga tidak akan senang jika melihat cara Salman memperlakukan kamu," ucap Haris."Mau gimana lagi, mungkin ini memang sudah takdir aku. Seperti yang aku katakan, aku sudah terbiasa jadi aku tidak merasakan sakit lagi dengan perlakuan suamiku," ucap Kanaya.Haris dan istrinya pun mengangguk, mereka memberikan kado untuk bayi Kanaya. Haris dan istrinya tidak bisa melupakan kebaikan Arya semasa hidupnya, Jadi mereka juga tidak melupakan pesan dari Arya yang menitipkan Kanaya secara tidak langsung kepada mereka."Kasian banget kamu, Nay. Kamu yang hamil selama 9 bulan, kamu yang melahirkan dengan mempertaruhkan nyawa, tapi anak ini begitu lahir wajahnya malah fotokopian Salman," ucap Lina."Iya, Tante. Gak ada mirip-mirip nya sama aku ya," ucap

    Last Updated : 2024-01-16
  • Seranjang Dengan Duda Arogan    Bab 53. Dipecat

    "Kenapa saya di pecat, apa salah saya, Pak Salman?" tanya Anita."Kesalahan yang masih sama dan berulang kali kamu lakukan, apa kamu tidak sadar!" ucap Salman.Anita menggelengkan kepalanya, ia tak mengerti kesalahan apa yang telah ia buat hingga membuat Salman kesal dan berujung memecatnya. Saat Salman masuk ke ruangannya Anita mengikuti masih tidak rela di pecat oleh bos yang selama ini ia sukai itu."Pak, tolong beri saya kesempatan. Saya bahkan tidak tahu dimana kesalahan saya," ucap Anita."Sudah berapa kali kamu mencampuri urusan rumah tangga saya dan sudah berapa kali saya peringatkan padamu, kamu bisa saya pecat karena hal itu," ucap Salman.Anita menghentikan langkah kakinya, ia mematung mendengar ucapan Salman. Tidak menyangka jika bosnya mempersalahkan hal itu, ia pikir setelah perjanjian pernikahan dengan kanaya selesai tidak akan membuat Salman marah ketika Anita berkomentar seperti itu."Pak, Saya minta maaf dan saya ...."Belum sempat Anita selesai bicara, Salman sudah

    Last Updated : 2024-01-17

Latest chapter

  • Seranjang Dengan Duda Arogan    S2 Bab 47. Bahagia

    Agni dan Feli saling menyalahkan, mereka berteriak saat polisi menangkap dan membawa mereka ke kantor polisi. Kedua wanita itu tidak mau dipenjara dan berusaha untuk memberontak saat dievakuasi. "Lepas, aku nggak salah tangkap aja dia yang punya ide dari semua ini," ucap Agni menuju ke arah Feli."Bukan aku, dia yang punya ide jahat bahkan ingin membunuh kakaknya sendiri," teriak Feli menunjuk Agni.Aslan mengepalkan tangannya mendengar hal itu, lelaki tampan tersebut semakin waspada dan tidak ingin kejadian serupa menimpa sang istri. Ia tidak ingin ada orang yang berniat jahat bahkan ingin membunuh istrinya, hidup Hafsa sudah cukup menderita selama ini Aslan ingin setelah menikah dengannya Hafsa bisa bahagia dan ia pun bahagia bersama wanita tersebut.Mereka tetap dibawa ke kantor polisi meskipun meronta dan berteriak-teriak sepanjang perjalanan, keesokan harinya Aslan dan bapaknya serta para direksi rapat di perusahaan. Mereka sepakat untuk mencabut sepenuhnya saham yang pernah di

  • Seranjang Dengan Duda Arogan    S2 Bab 46. Feli dan Agni

    "Orang yang menculik Nona Hafsa mengaku juga Ia mendapatkan tawaran dari dua orang wanita," ucap anak buah Aslan melalui sambungan telepon. "Siapa dua orang wanita itu? Dan apa mereka sudah berhasil kalian tangkap?" tanya Aslan."Mereka bernama Agni dan Feli, beberapa orang dari kami sedang mengajar mobil mereka yang terlihat dari rekaman CCTV kabur ke luar kota.""Tangkap mereka bagaimanapun caranya!" ucap Aslan."Baik, Tuan."Setelah mengatakan itu anak buah Aslan pun mematikan sambungan teleponnya, Aslan mengalah nafas dan menatap sang istri. Lelaki berwajah tampan itu tidak menyangka jika kedua wanita tersebut bisa berbuat nekat kepada istrinya hanya karena obsesi ingin memiliki dirinya.Saida dan Lingga yang ada di ruangan itu penasaran dengan apa yang baru saja bicarakan oleh Aslan dan anak buahnya, Aslan pun menceritakan apa yang tadi dia bicarakan dengan anak buahnya kepada kedua orang tua serta istrinya. Tentu saja kedua orang tua Aslan dan Hafsa begitu terkejut mendengar

  • Seranjang Dengan Duda Arogan    S2 Bab 45. Diculik

    Setelah melihat rekaman CCTV di rumah dan mencatat plat nomor motor orang yang membawa sang istri, Aslan pun langsung memerintahkan anak buahnya untuk mencari motor tersebut. Tak lama kemudian ponselnya berdering, panggilan masuk dari nomor tidak dikenal. Tanpa pikir panjang Aslan pun mengangkat panggilan telepon tersebut. "Hallo, siapa ini?" tanya Aslan saat mengangkat sambungan telepon. "Istrimu ada padaku, jika ingin selamat datanglah sendiri.""Siapa kamu? Dimana istriku sekarang?!" tanya Aslan dengan suara baritonnya."Kamu tidak perlu tahu siapa aku, siapkan uang 1 milyar dan kamu harus datang sendiri. Jika kamu membawa orang lain apalagi polisi maka nyawa istrimu taruhannya.""Jangan macam-macam dengan istriku. Cepat katakan kemana kau membawanya?!" tanya Aslan dengan emosi.Panggilan telepon itu di matikan, tak lama kemudian sharelok masuk ke ponselnya. Aslan tak mengenali suara orang itu, sepertinya suaranya di samarkan.Pria berwajah tampan itu menyiapkan uang yang dimint

  • Seranjang Dengan Duda Arogan    S2 Bab 44. POSITIF

    "Hah ... Mungkin pusing karena cape dan perjalanan jauh," ucap Hafsa."Iya juga, tapi kalau beneran Kakak hamil pasti seisi rumah senang," ucap Aisy."Doakan saja semoga aku segera hamil," ucap Hafsa."Aamiin," ucap Aisy.Sikap Aisy yang baik membuat Hafsa sangat senang, adik iparnya itu supel dan bisa menjadi teman baiknya. Hari-hari berlalu, Aslan bekerja seperti biasa. Hafsa mulai terbiasa hidup sebagai ibu rumah tangga di rumah barunya, terkadang ikut sang mertua ke acara pengajian. Namun, lebih sering berada di rumah sesuai keinginan Aslan.Pagi ini Aslan dan Hafsa sarapan seperti biasa sebelum Aslan berangkat kerja, Hafsa merasa mual saat sarapan dan akhirnya memuntahkan kembali apa yang telah ia makan."Kamu sakit, Sayang?" tanya Aslan seraya memijat tengkuk sang istri."Gak tahu, Mas. Mual banget," ucap Hafsa."Aku panggilkan dokter, ya!" ucap Aslan."Gak perlu, Mas. Kayanya aku cuma masuk angin, nanti minta di pijit aja dan di baluri minyak angin," ucap Hafsa."Beneran gak

  • Seranjang Dengan Duda Arogan    S2 Bab 43. Membuat Anak

    "Angkat, Mas!" ucap Hafsa."Ngapain sih, Mama ganggu aja," ucap Aslan lalu mengangkat panggilan video call tersebut.Ternyata yang menelponnya adalah Saida sang mama. Setelah diangkat Aslan melihat Saida duduk bersama Lingga sepertinya sedang di dalam kamar."Assalamualaikum ada apa, Mah?" tanya Aslan."Waalaikumsalam, kalian sampai di Paris jam berapa? Kenapa gak kasih kabar?" tanya Saida."Tadi 6 sore, Mah.""Kamu ini gimana sih, kan mama bilang sampai di sana langsung kasih kabar! Kami di sini khawatir," ucap Saida."Hehehe ... Maaf Mah. Kami sampai langsung istirahat karena sangat lelah, terus mandi dan langsung makan malam," jawab Aslan.Hafsa tersenyum ternyata sang mertua mengkhawatirkan keadaan ia dan sang suami yang tidak memberi kabar setelah sampai di Paris. Cukup lama mereka berbincang melalui video call, Lingga pun bertanya tentang kenyamanan hotel yang sudah ia booking untuk anak dan menantunya."Nyaman banget, Pah. Pemandangan dari jendela hotel langsung ke menara Eiffe

  • Seranjang Dengan Duda Arogan    S2 Bab 42. Romantis

    "Kamu cinta terakhirku, Hafsa Kalimatunnisa," ucap Aslan lalu mencium pucuk kepala sang istri.Mereka beristirahat setelah perjalanan 16 jam dari Indonesia ke Paris, Prancis. Meskipun rasa lelah itu telah terbayar dengan indahnya pemandangan di joget tersebut. Namun, Aslan ingin mereka istirahat sebelum melakukan tour ke negara tersebut."Sayang, aku laper. Kita keluar yuk cari makan," ucap Aslan membangunkan Hafsa yang masih terlelap dalam tidurnya."Emang gak bisa pesan makanan hotel aja, Mas?" tanya Hafsa seraya mengucek matanya."Bisa sih, tapi aku ingin berjalan kaki sambil mencari makanan di sini denganmu," ucap Aslan."Ya sudah kalau gitu aku mandi dan ganti pakaian dulu," ucap Hafsa.Aslan menganggukan kepala, Hafsa pun masuk ke dalam kamar mandi dan betapa terkejutnya ia setelah selesai mandi saat keluar tidak ada Aslan di kamar malah ada dua wanita asing."Siapa kalian? Kenapa ada di kamarku?" tanya Hafsa terkejut."Nona jangan takut, kamu adalah MUA dan hair stylist yang di

  • Seranjang Dengan Duda Arogan    S2 Bab 41. Bulan Madu

    "Buka aja," ucap Aslan.Hafsa membuka kotak kecil yang di berikan oleh sang suami, setelah melihat isinya ia masih bingung karena hanya beberapa lembar kertas saja. Hafsa melihat kertas tersebut dan menatap Aslan dengan mata berkaca-kaca."Tiket pesawat ke Paris?" tanya Hafsa."Kado dari mama dan papa untuk pernikahan kita, mereka juga sudah booking hotel untuk kita bulan madu ke Paris," ucap Aslan."Tapi, aku tidak bunga pasport, Mas. Gimana mau perjalanan ke luar negeri," ucap Hafsa."Semua sudah beres di urus sama papa, kita tinggal duduk manis di pesawat dan menikmati bulan madu di Paris nanti," ucap Aslan.Hafsa tak bisa berkata apa-apa lagi, memang jika banyak uang semua urusan jadi mudah. Selama ini Hafsa tak pernah bermimpi akan bisa liburan keluar negeri, itu sebabnya ia tidak punya paspor.Hafsa begitu senang ketika tahu kedua mertuanya yang sudah menyiapkan segalanya untuk ia dan suami berbulan madu ke negara yang terkenal romantis itu.Mereka berangkat bukan madu beberapa

  • Seranjang Dengan Duda Arogan    S2 Bab 40. Tidak mengakui

    Sama halnya dengan orang tua Agni. Orang tua Feli pun terkena imbas atas perbuatan anaknya, Aslan menarik sebagian investasi untuk perusahaan orang tua Feli. Tentu hal ini di lakukan setelah berdiskusi dengan ayahnya, Aslan tidak akan mengambil keputusan besar menyangkut perusahaan dengan sembarangan.Sementara ayah Feli kini sangat marah setelah mengetahui apa yang sudah dilakukan oleh anaknya, dia menelepon Feli dan meminta Gadis itu untuk datang ke kantornya. Sesampainya Feli datang ke kantor sang ayah, ia langsung dimarahi habis-habisan oleh ayahnya tersebut."Dasar anak bodoh! Sudah kubilang jangan pernah berani mengganggu Tuan Aslan. Kau pernah diusir saat pesta pernikahannya, sekarang malah berolahraga kembali hingga membuat dia mencabut sebagian investasinya perusahaan kita!" ucap Fernando."Papa bicara apa sih? Aku nggak ngerti. Aku tidak merasa mengganggu Aslan, kenapa Papa tiba-tiba menyalahkan aku!?""Tidak mengganggu katamu? Lalu ini apa?!" ucap Fernando seraya memutar r

  • Seranjang Dengan Duda Arogan    S2 Bab 39. Teror

    "Kurang ajar, siapa yang berani mengirim ini?!" ucap Aslan emosi saat melihat isi di dalam bingkisan."Sudahlah, Mas. Cuma hal kaya gini gak usah di pikirin," ucap Hafsa hendak membuang barang tersebut.Dalam bingkisan tersebut ternyata berisi foto pernikahan Aslan dan Hafsa, tetapi sudah digunting-gunting. Ada juga foto Hafsa sedang sendiri dan diberi tanda merah seperti darah.Aslan merasa itu adalah ancaman untuk istrinya, tetapi Hafsa tidak terlalu memperdulikan ancaman tersebut. Teror seperti itu bukan pertama kali ia alami, dulu saat sekolah SMA pun ia pernah dibully dan diberi teror seperti itu."Kenapa kamu bisa sangat santai menghadapi hal seperti ini, jelas-jelas ini adalah ancaman untuk kamu, Sayang." "Aku sudah tidak takut dengan ancaman seperti ini, dulu juga waktu sekolah pernah mendapat ancaman seperti ini," ucap Hafsa sambil tersenyum."Benarkah? Lalu apa yang terjadi padamu?" tanya Aslan.Hafsa pun menceritakan kepada sang suami, dulu ia bersahabat dengan salah satu

DMCA.com Protection Status