Sera membeku tidak bisa menjelaskan apa-apa.
"Saya butuh sekali uang itu pak."
"Baiklah , saya ingin tau berapa nominalnya?"
"Sa..satu Milyar pak."
"Apaa?"
"Kamu punya jaminan apa sehingga berani meminjam uang sebanyak itu?"
"Saya akan bekerja disini tanpa gaji dan jika saya mampu.. saya akan mencari usaha lainnya untuk cepat melunasinya pak."
"Hahahahaha" Boss tampan bernama lengkap Sultan Fahri itu tertawa dengan suara lantang.
Tetapi sorot matanya yang tajam tak henti menatap Sera dengan tatapan berbeda.
Sera gugup.
Lelaki itu memang sangat tampan, kulitnya putih bersih, badannya tinggi dan ideal, raut wajahnya terlihat tegas tetapi menarik mata untuk memandang nya.
" Baiklah kamu terlihat cantik, kenapa kamu tidak menawarkan hal lainnya kepadaku."
" Saya.. saya.."
" Saya akan beri kamu satu Milyar cash, tetapi kamu harus bermalam dengan saya, bagaimana?"
Sera yang tadi gugup dan tertunduk malu, pandangan nya berubah menjadi tegas dan galak.
" Saya ingin meminjam uang, bukan menjual diri, terimakasih." Sera berlari kepintu dan membantingnya.
Brakk..
Sementara Fahri masih memandangi pintu yang terbanting keras tadi.
Sera kembali keruangan nya dengan menahan air mata yang sudah hampir jatuh, sera tidak mau rekan kerjanya curiga lalu bertanya.
......
Pagi ini Sera terlambat karena membujuk Raihan yang keras kepala tidak mau makan.
Sedangkan pagi ini sera harus memimpin rapat, karena kemarin baru saja sera ditunjuk untuk menjadi kepala proyek desain pembangunan kompleks perumahan baru.
Dia tergesa-gesa lari dari taksi menuju lift yang hampir tertutup, tetapi ada tangan yang menahannya.
Sera bersyukur sekali ada yang membantunya menghemat waktu untuk cepat sampai keruang rapat.
Sera berniat mengucapkan terimakasih, tetapi tidak jadi, karena yang membantunya itu Fahri Boss yang kemarin menawarkan bermalam dengannya.
Sera tidak menyangka akan bertemu Boss itu lagi, bahkan dipagi hari sebelum memulai kerjanya, Sera takut suasana hatinya mempengaruhi persentasi kerjanya nanti, tetapi apa boleh buat bukan kah lelaki ini pemilik perusahaan, tidak ada pilihan lain selain berusaha melupakan tawarannya yang menyinggung harga dirinya kamarin.
Suasana didalam lift hening, Fahri hanya menatap Sera tanpa satu kata apapun.
Drtt..drt...
Suara ponsel Sera berhasil memecah keheningan.
"Maaf bu ini keadaan Reihan semakin memburuk, disini ada dokternya sedang mengontrol keadaan rei, apa ibu mau bicara? Atau ibu segera kerumah sakit,?"
" Iya berikan ponselnya,"
" Maaf bu Sera, saya sarankan ibu segera menyelesaikan administrasi nya karena kami harus melakukan tindakan bu, saya khawatir reihan tidak bisa bertahan."
" Ya saya mengerti, Terimakasih."
Wajah Sera berubah pucat , lalu ia memutuskan menyelesaikan pekerjaannya.
Selama persentasi Sera memukau semua orang yang hadir, semua anggota rapat senang dengan ide-ide menarik dari Sera.
Berbeda dari biasanya Sultan Fahri lebih banyak diam, mata tajamnya tertuju kepada Sera saja.
Selesai rapat Sera mengejar Fahri yang keluar lebih awal, sera berlari pelan mengejar Fahri.
"Pak saya setuju dengan tawaran bapak. Tetapi saya memiliki beberapa syarat, saya akan bicarakan diruang an anda."
Fahri hanya mengangguk kan kepala, dia Tersenyum jahat, merasa menang dan merasa dirinya Benar, tidak ada satu wanita pun yang tidak bisa dibeli di dunia ini.
Itu selogan yang selalu dipercaya oleh Sultan Fahri. Lelaki tampan yang kaya raya, setiap hari ia dikelilingi wanita-wanita cantik yang sengaja mendekati nya atau dia mencari kriteria yang dia mau lalu membayar nya, setiap malam ada saja wanita yang menemaninya.
Hari-harinya ia habiskan untuk bekerja dan bersenang-senang dengan banyak wanita, tidak ada satu wanita pun yang bisa masuk kedalam hatinya, semua hanya sebagai pemuas nafsu saja.
" saya setuju dengan tawaran anda, tetapi saya mau anda merahasiakannya, ini hanya menjadi urusan kita berdua saja, yang kedua kita akan lanjutkan hidup kita masing-masing dan bersikap seperti tidak terjadi apa-apa.""Baiklah." Jawab fahri singkat dengan senyum menghina, dalam benaknya Sera sama saja dengan wanita lainnya.Hanya berpura-pura menjadi wanita terhormat.Mereka sepakat untuk menuju hotel mewah yang sudah ditentukan oleh Fahri, Sera pulang ke apartemen nya, memilih gaun yang akan dikenakan setelah sekian lama dia tidak memakainya sejak perpisahan nya dengan suaminya 3 tahun lalu, ia mengenakan makeup tipis tapi mempesona lalu berangkat.Air matanya berjatuhan disepanjang jalan menuju hotel.Dia tidak menyangka akan jadi seperti ini, bahkan menjual dirinya sendiri.Disisi lain wajah Reihan anak manis yang berusia hampir 4 tahun terus menghantuinya, Sera tidak mungkin membiarkan anak tercin
Pukul 5 pagi Sera terbangun, ia segera membersihkan dirinya dan membawa uang itu.Fahri masih tertidur pulas saat Sera pergi dari kamar hotel.Sera segera menuju rumah sakit, lalu menyelesaikan administrasi, hari ini pukul 7 pagi Reihan akan dioperasi.Sera menuju kamar rawat anak kesayangan nya itu, Reihan masih tidur ditemani Lina pengasuhnya."Mama, dari mana aja rei kangen ma, kenapa mama nggak temenin Rei kemarin?""Maaf sayang mama ada kerjaan nggak bisa ditinggal.""Berdoa ya nak, semoga Rei cepat pulih cepat pulang kerumah.""Aamiin ," ucap mereka bertiga berbarengan.Sera dan Lina menunggu diluar ruang operasi, harusnya operasi berjalan sekitar satu jam, tetapi sudah lebih dari satu setengah jam operasi belum selesai, Sera cemas.Drt..drt...Ponsel Sera berdering, pasti itu dari rekan kantornya karena hari ini Sera dan tim
Sudah 3 hari Sera tidak masuk kekantor, dia beralasan sakit, Sera memilih menemani Reihan dirumah sakit sambil bekerja keras untuk menyelesaikan desain proyeknya, ia berencana resain.Hari ini Reihan sudah boleh pulang.Luna hari ini ia datang menjenguknya."Hai anak tampan, pasti sekarang Rei udah Seneng ya pulang kerumah?""Iya tante,"" Ini tante bawain mainan kesukaan Rei, mobil-mobilan seri, tapi janji ya harus rajin minum obatnya, tante mau liat rei sehat terus sekolah lagi deh kayak dulu, oke?""Oke tante makasih."Lina mengajak Reihan untuk istirahat, lalu sera dan luna berbincang diruang tamu yang kecil tapi cukup nyaman untuk kedua sahabat ini." Kamu kenapa nggak masuk kantor ser, kerjaanmu kan banyak banget."" Ya Lun aku lagi kebut dirumah, setelah selesai aku akan serahkan ke kamu sebagai wakilku diproyek ini, aku mau resain lun."" Hah?? Serius?? Kenapa, Sera
Brak... "Maaf saya tidak sengaja." Ucap Sera yang sedang merapikan beberapa berkas dilantai. Saat keluar dari ruangan Boss, Sera menabrak seseorang, hingga setumpuk berkas ditangannya terjatuh kelantai. "Wah... Karyawan baru ya, " sapa laki-laki tampan itu. " Iya, permisi.." Sera tidak ingin berbicara kepada siapapun saat ini. Sera kembali keruang kerjanya dan laki-laki tadi memasuki ruangan Boss Fahri. " Siapa tuh bang?cantik ya,, hahahaha kenapa dibikin nangis?" "Maksud mu?" "Cewek tadi yang baru keluar dari sini," "Oh Sera,, "Waaww namanya cantik sama seperti orang nya, ya.." " Biassa aja.." "Hahahaa, kenapa dia kau buat nagis bang?" "Dia ingin resain tetapi tidak punya uang untuk membayar denda, jadi saya minta selesai kan kontrak kerja." "Wahh.. kalau begini kan aku jadi semangat kerja." ucap Sultan Fadil adik tiri Fahri. Mu
Fahri terbayang wajah Sera setiap malam, ia bertanya-tanya kenapa sera terlihat begitu sedih dan angkuh setiap kali betemu dengannya. Ini aneh padahal tidak ada yang memaksa nya melakukan itu, lalu saat ia ingin mengulangi nya wanita itu menolak dengan tegas, seakan tidak terjadi apa-apa.Apa yang sebenarnya terjadi?Kenapa wanita itu selalu datang dalam pikirannya sekarang?...Pagi ini Sera berpapasan lagi dengan Fahri, sudah seminggu ini ia menghindari agar tidak bertatap muka dengan Bossnya itu.Mereka berada didepan lift, sama-sama sedang menunggu pintu terbuka, saat pintu terbuka tidak ada orang lain lagi yang masuk, itu membuat mereka berduaan didalam lift." Kenapa kau selalu menghindariku, dan kenapa kau selalu menatap ku sesinis itu, apa ada yang salah dengan diriku?"" Tidak ada apa-apa pak."Pintu terbuka Sera bergegas ingin keruangannya, tetapi saat ingin masuk ia ditahan oleh Fadil yang
Sera memejamkan mata, menahan diri agar tetap sadar, ia hampir pingsan.Fadil bingung melihat Sera yang lemas, ia berteriak dari dalam, " tolong kami hampir kehabisan nafas."Sera pingsan. Fadil ingin memberinya bantuan nafas, ia sudah hampir membuka mulutnya untuk disatukan dengan Sera, lalu pintu terbuka, Fahri yang melihat kejadian itu tercengang, emosinya menggebu hampir saja ia membogem adiknya tetapi ia melihat Sera yang terpejam, ia segera mengambil tubuh Sera dan mengangkatnya lalu membawanya ke ruangannya.Luna berlari menuju Fahri yang sedang menggendong Sera."Sera kenapa pak?""Bantu saya menyadarkan nya lun."Luna segera mengambil minyak angin lalu ia mendekatkanny kehidung Sera, berlahan sera mengendus dan tersadar."Bagaimana keadaanmu?" Tanya Luna yang saat ini berada disebelah Sera membantunya duduk."Aku tidak apa-apa, terimakasih."Fahri yang suda
Hari ini Ibu Fatimah datang kekantor, ia sudah menyuruh Fahri untuk pulang kerumah beberapa hari yang lalu, tetapi ada saja alasan nya.Fahri memilih tinggal diapertemennya sendiri, ia bosan setiap hari ayah dan ibunya menyuruhnya mencari pasangan jika Fahri tidak menjawab ia akan ditunjukkan beberapa foto gadis anak teman ayahnya.Fahri terus menghindar hingga tak tahan dan memutuskan tinggal sendiri di apartemen mewahnya.Hari ini Fatimah begitu merindukan Fahri sudah sepekan ia tidak mengunjunginya." Mau tunggu mama sama papa masuk rumah sakit atau mati dulu baru kamu mau pulang buat ketemu kita.""Jangan gitu dong ma, fahri banyak kerjaan mahh," sambil mencium tangan mama kesayangannya."Mama tau, tapi mau sampai kapan."Tok tok tokFadil masuk keruangan kakaknya bersama dengan Sera."Ma.. aku kenalin ini sera karyawan baru, cantik ya.."
Fahri mendapatkan sedikit informasi dari mamanya.Sera adalah janda muda yang membesarkan putranya sendirian, ia dan suaminya telah berpisah sejak Reihan berusia kurang dari 1 tahun.Anaknya menderita kanker, sejak usia 3 tahun.Oh Tuhan...Sera.. maafkan aku yang telah memanfaatkan kesulitan mu, sekarang apa yang bisa aku lakukan untuk mendapatkan maafmu, Gumamnya dalam hati.Fahri mengikuti Sera diam-diam saat pulang kantor.Saat tiba di apartemen, Sera memasuki rumahnya, sedangkan Fahri mematung di depan pintu, ia ragu, ia takut tidak bisa menghadapi kesalahannya.Dia hanya mendengarkan dari luar pintu suara anak kecil yang bergembira dengan kepulangan ibunya.Ia tak tau sudah berapa lama menunggu untuk mengumpulkan keberanian..Hingga ia tersadar ini sudah larut malam, ia memutuskan pulang.**Keesokan harinya Fahri mengikuti Sera pulang, tetapi ma