Share

Bab 123. Sebuah Tempat Cincin

“Yang, ditanya, kok, diem?” Faruq terpejam. Sementara hidungnya sibuk menghidu aroma harum tubuh sang istri.

“Eh, i-itu. Sa-at saya di rumah sakit kemarin, di-dia terpaksa lepas sama saya, nggak mau ASI lagi,” jawab Zia terputus-putus.

Faruq terkekeh. “Grogi, ya, diginiin?”

Bukannya melepaskan pelukan, tangan pria itu justru bergerilya nakal.

“Mulai sekarang, kamu harus membiasakan diri dengan stimulasi kayak gini. Nggak usah grogi, dibuat santai saja. Saya nggak bakal nerkam kamu. Mungkin hanya menghamilimu.”

“Pak!”

Faruq tertawa.

“Saat bertemu pertama kali di kontrakanmu kemarin, kalau saya tidak punya iman kuat, saya hampir saja kalap ingin memelukmu.” Faruq kembali berbisik.

“Pak, geli. Ta-tangannya tolong dikondisikan,” ucap Zia sambil menangkap jari telunjuk suaminya.

Faruq tertawa. “Sumpah saya itu gemes banget sama kamu. Fariz udah tidur lagi?”

“Sudah kayaknya.”

“Ya sudah, ayo kita sholat Isya’ dulu.” Faruq melepaskan pelukan, lalu meletakkan kepalanya di atas pipi Z
Zuya

2 atau 3 bab lagi ya? Ah, kayak nggak rela pisah sama kalian 🥺

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Rosediana
wahh,,, Bagus critany mau abis yah
goodnovel comment avatar
lussy alya
sama aku juga belum rela pisah sama pak dokter dan sama author juga
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status