Home / Fantasi / Satu atau Semua: Pancaran Tujuh Elemen / Penyusup di antara Kita (bagian 1)

Share

Penyusup di antara Kita (bagian 1)

Author: ATua
last update Last Updated: 2022-06-11 15:44:19

“Thanks very much, Yongki… Aku tahu kau mengucapkan janji itu karena kau tidak ingin membuatku cemas. Ketika kau berangkat ke medan perang nanti, aku juga akan berusaha berpikir positif bahwa kau akan baik-baik saja di mana pun kau berada,” kata Violeta Fiorenza juga sembari menyeka ekor matanya yang mulai berair.

“Tidak mungkin aku menyuruhmu untuk tetap tinggal di sini dan tidak berangkat ke medan perang. Hanya satu pesanku, di mana pun kau berada, berusahalah untuk menjaga dirimu sendiri dan usahakanlah jangan sampai terluka. Kau bisa kan?” tanya Irene Calsy dengan pandangan mata yang berkaca-kaca.

Ketiga pengawal mempererat dekapan hangat mereka.

“Aku berjanji aku akan pulang dengan selamat,” bisik Robert Martin.

“Aku akan berusaha menjaga diriku sendiri demi dirimu,” bisik Yongki.

“Aku berjanji akan kembali dengan sehat walafiat. Aku takkan membiarkanmu meneteskan air mata demi aku,” bisik Ray Wish.

Josh Kian lewat di tempat yang tak jauh dari tempat Ray Wish dan Irene Calsy berp
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Satu atau Semua: Pancaran Tujuh Elemen   Penyusup di antara Kita (bagian 2)

    “Aku tentu saja asli. Memangnya aku terlihat seperti siluman salju dari Negeri Es itu? Ada apa memangnya?” tanya Yongki tidak mengerti apa yang terjadi.“Tadi ada tiga penyusup yang menyamar menjadi kalian bertiga duduk bersama-sama dengan kami di sini. Untunglah ada Josh, Jimmy dan Junaidy yang mengetahui mereka adalah penyusup. Aku sendiri saja tidak sadar. Pasalnya gaya bicara, gerak-gerik dan pembawaannya mirip betul dengan kalian bertiga,” kata Pak Reynold menepuk ringan jidatnya sendiri.Kontan ketiga pendengar yang baru saja datang terperanjat kaget mendengarnya.“Hah? Benarkah? Ada penyusup dari Negeri Es lagi?” tanya Robert Martin dengan mulutnya yang terbabang.“Mengerikan sekali… Bahkan sampai bisa menyamar menjadi kita-kita ini. Ratu Salju Diana Permai masih berani mengutus penyusup ke sini ya setelah pertempuran terakhir itu. Berarti dia memang terobsesi sekali untuk membalaskan dendamnya dan menguasai negeri ini.” Ray Wish terlihat sedikit bergidik.“Bagaimana kalian bis

    Last Updated : 2022-06-11
  • Satu atau Semua: Pancaran Tujuh Elemen   Kematian Raja dan Pangeran Negeri Es

    Sekelumit kepingan memori masa lalu datang menghantui pikiran Ratu Diana Permai hari itu. Tampak ia sedang menyeruput secangkir teh yang panas di siang hari yang dingin itu.***Sekonyong-konyong Diana Permai mendapati dirinya sudah berada di Negeri Elemen. Suaminya berhasil menyerang dan menerobos sampai ke perbatasan Negeri Elemen. Terjadi baku hantam seru antara raja siluman dan raja es dengan raja elemen beserta para prajurit naga. Diana Permai begitu mengkhawatirkan keadaan sang suami di medan perang. Dia mengikuti sang suami sampai ke daerah perbatasan. Anaknya juga mengikuti ibunya datang ke daerah perbatasan ini karena penasaran ke mana sebenarnya ayah ibunya pergi.Mengetahui ayahnya sedang berperang, tampak Rios Permai mulai ketakutan. Tampak Rios Permai bersembunyi dalam dekapan ibunya.Sesekali sang ibu akan mengeluarkan jurus-jurus es halilintarnya begitu dia bertemu dengan prajurit-prajurit naga yang diketahuinya bisa membahayakan nyawanya dan nyawa anaknya.“Ibunda! Ayo

    Last Updated : 2022-06-14
  • Satu atau Semua: Pancaran Tujuh Elemen   Kematian Raja Negeri Elemen

    Tak terhindarkan lagi, arus perputaran energi tujuh elemen milik Raja Howard Alex langsung menembus tubuh Rios Permai.“Rios!” Teriakan Riandy Permai juga terdengar membahana memecah langit. Namun, sama sekali tidak ada yang bisa ia lakukan. Ia hanya bisa menampung tubuh anaknya yang kini mulai melemas dan roboh ke arah belakang.Mengambil kesempatan itu, Raja Osvaldo Shawn juga menciptakan banyak sekali pedang dan senjata beracun dari ekor kalajengkingnya. Semua pedang dan senjata beracun diarahkan ke sosok Raja Howard Alex yang masih berdiri kaku dengan sepasang matanya yang membeliak dan mulutnya yang terbabang lebar – shocked dan sungguh tidak menyangka kekuatannya barusan akan membunuh seorang anak, seorang anak yang tidak tahu apa-apa dan tidak berdosa.Tak ayal lagi, berbagai pedang dan senjata beracun menembus tubuh Raja Howard Alex. Darah muncrat keluar dari mulutnya bagai air mancur di musim panas.“Paduka! Paduka!” Teriakan Reynold Sahah dari kejauhan bagai gementam halilin

    Last Updated : 2022-06-14
  • Satu atau Semua: Pancaran Tujuh Elemen   Sekelumit tentang Dewi Novi Quincy dan Dewi Novia Qaydee

    Tentu saja apa yang sedang diperbuat oleh Ratu Salju Diana Permai muncul dalam layar pengawas yang terpajang di ruang tamu utama penginapan Tujuh Pengawal. Tampak Robert Martin sedang memperhatikan gerak-gerik Ratu Salju Diana Permai yang terpampang di layar pengawas.“Apakah sudah terpikirkan olehnya rencananya yang berikutnya?” tanya Yongki yang baru saja bangun dan sedikit menguap.“Tidak ada… Dia sedang memikirkannya tuh… Wanita ya… Selalu penuh dengan misteri…” Robert Martin terlihat sedikit menggelengkan kepalanya.“Baguslah… Baru saja kita balik dari medan perang. Aku belum punya cukup tenaga untuk menghadapi wanita licin nan licik itu. Mana yang lain? Hanya kita berdua pagi ini, RM?” tanya Yongki celingak-celinguk ke kanan dan ke kiri.“Josh dan Bang Jun sedang ke alam manusia. Bang Jun kangen dengan Nancynya. Josh juga sekalian ingin menengok keadaan Gisellanya. Jimmy juga sedang bertolak ke alam manusia ingin menengok keadaan Tiaranya. Ray Wish dan Vritz ke istana pusat sebe

    Last Updated : 2022-06-14
  • Satu atau Semua: Pancaran Tujuh Elemen   Junaidy Menemui Nancy Stephanie

    Ray Wish dan Vritz tampak mangut-mangut.“Aku dan Novia tumbuh layaknya anak-anak dewa-dewi penyair pada umumnya. Ayah kami merupakan seorang sastrawan kelas tinggi di Negeri Prosa tempat kami tinggal. Masa kecil kami sangat menyenangkan. Aku senang memiliki saudara kembar. Seperti bercermin, kadang aku merasa lucu sendiri bisa melihat satu sosok lain yang mirip persis denganku. Kami sungguh seperti pinang dibelah dua. Bahkan terkadang, ayah, ibu dan para pelayan di kediaman keluarga kami bisa salah mengenali kami.”Ratu Surgawi bercerita dengan sorot mata menerawang.“Apakah ayah dan ibu Ibunda Ratu masih hidup sekarang?” tanya Ray Wish sedikit ragu-ragu.Ratu Surgawi menggeleng. “Ibu meninggal karena kanker paru-paru di usia kami yang kesepuluh. Sebagai manusia berdarah murni, tentu saja ia tidak bisa melawan apa yang namanya kematian manusia. Salah satunya adalah kematian karena penyakit.”“Maaf, Ibunda Ratu…” kata Ray Wish dan Vritz serempak. Mereka tampak sedikit menundukkan kepa

    Last Updated : 2022-06-14
  • Satu atau Semua: Pancaran Tujuh Elemen   Segelintir Kegelisahan Josh Kian

    “Kebetulan sekali kau datang ke dunia manusia hari ini, Jun. Ada yang ingin kutanyakan padamu…” kata Nancy Stephanie dengan sorot mata serius.Junaidy terkesiap sejenak. Dia mulai menyadari ada yang tidak beres. Pasti Nancy telah mengetahui sesuatu mengenai perang akbar Tujuh Pengawal melawan Raja Orlando Sean dan Ratu Diana Permai.Mereka mencari tempat yang nyaman dan agak sepi di taman perusahaan yang terletak di samping kanan gedung kantor.“Kau terluka kan sewaktu berperang melawan Raja Siluman dan Ratu Negeri Es itu? Kau tidak kenapa-kenapa?” Nancy mulai memeriksa kondisi sekujur badan Junaidy.“Tidak… Tidak kenapa-kenapa… I’m fine, Nancy… Dari mana… Dari mana kau dengar tentang kabar itu? Dari Gisella Clarissa ya?” Junaidy membuat suatu tebakan.“Dari mana aku mendengarnya itu tidak penting. Yang penting adalah aku dengar kau bahkan terluka parah di pertempuran berdarah itu dan tidak sadarkan diri selama beberapa hari di Negeri Elemen sana. Andaikan aku tidak bertanya padamu ha

    Last Updated : 2022-06-14
  • Satu atau Semua: Pancaran Tujuh Elemen   Semburat Swastamita Sore

    Lembayung swastamita sore hari menghias langit Sibolga. Senja semerah bara mendatangkan pemandangan nirmala yang benar-benar menyejukkan mata.Tampak Novi Quincy sedang berlayar dari arah selatan menuju pelabuhan Sibolga di atas sebuah kapal nelayan. Para nelayan kembali dari laut membawa para tamu yang ingin jalan-jalan ke Pulau Putri dan Pulau Kalimantung.Novi Quincy sungguh menikmati sejuknya angin laut yang berhembus, menikmati pemandangan nirmala dari swastamita sore yang menghias cakrawala Sibolga, dan juga menikmati pemandangan lautan dengan beberapa ombak kecil yang beriak.Satu jam pun berlalu dengan cepat. Mendadak saja, senja semerah bara tadi sudah menghilang. Siang berganti malam. Angin yang berhembus sepoi-sepoi sudah berganti menjadi angin kencang. Ombak kecil berubah menjadi ombak besar yang ganas mengguncangkan seisi kapal nelayan. Mulai turun hujan deras disertai halilintar yang sambar-menyambar dan petir yang menggelegar di angkasa raya.Kepanikan dan ketakutan mul

    Last Updated : 2022-06-14
  • Satu atau Semua: Pancaran Tujuh Elemen   Sekelebat Sinar Pisces dan Aries di Cakrawala Malam

    Novi Quincy sedikit memundurkan wajahnya sambil menatap si pemuda tampan di depannya dengan sorot mata bingung.“Aku hanyalah seorang manusia yang tidak berkekuatan apa-apa. Aku tak punya apa-apa yang bisa kuberikan padamu. Palingan aku hanya bisa bilang ‘terima kasih banyak’.”“Beritahu aku… Kenapa kau ingin sekali menyelamatkan para manusia yang tenggelam tadi?” tanya si pemuda tampan maksimal sedikit merasa penasaran.“Mereka berada di dalam air cukup lama, tidak bisa bernapas, meronta-ronta dalam ketidakberdayaan dan hanya menunggu bala bantuan datang dengan kemungkinan mereka hidup yang hanya setengah. Aku yang tidak berkekuatan apa-apa ini sungguh bisa memahami keterpurukan dan ketidakberdayaan itu. Sementara aku ini yang ingin menyelamatkan mereka namun tidak bisa berbuat apa-apa akan merasa jauh lebih terpuruk dan tidak berdaya. Terima kasih sudah membantuku menghilangkan keterpurukan dan ketidakberdayaan tersebut.”Tampak Novi Quincy tersenyum simpul nan lemah lembut di depan

    Last Updated : 2022-06-14

Latest chapter

  • Satu atau Semua: Pancaran Tujuh Elemen   Bertanya pada Bola Kristal Peramal

    Pak Reynold berdiri di depan bola kristal peramal dan mulai mengajukan pertanyaannya, “Apa yang akan terjadi pada ketujuh pangeran Negeri Elemen di masa depan?” Begitu pertanyaan tersebut dilontarkan, mendadak saja bola kristal peramal mengeluarkan semacam kabut asap ke seisi ruangan kerja Pak Reynold. Kabut asap kian lama kian tebal dan akhirnya menghalangi jarak pandang Pak Reynold dan Rafael Sahah. Antara tersadarkan dan tidak, keduanya seakan-akan terlempar ke sebuah dunia yang benar-benar asing bagi mereka. Di dunia itu, mereka hanya bisa menyaksikan apa-apa saja yang terjadi, namun mereka tidak bisa menyentuh apa pun yang ada dalam dunia itu ataupun berinteraksi dengan orang-orang yang ada dalam dunia itu. Tampak seorang pemuda pertengahan dua puluhan sedang duduk sendirian di sebuah coffee shop. Coffee shop tersebut berada di tengah-tengah pusat kota yang ramai dan sibuk. Tampak sedikit antrean pembeli di bagian depan. Tampak ada beberapa pengunjung yang memilih menghabiskan

  • Satu atau Semua: Pancaran Tujuh Elemen   Segala Persiapan (bagian 3)

    “Aku mengalami hari-hari yang buruk akhir-akhir ini karena sang dewa yang aku cintai sama sekali tidak mengetahui perasaanku dan sama sekali tidak menghiraukan cinta dan perhatianku. Namun, melalui perjuangan-perjuangan Tujuh Pangeran selama ini, aku bisa belajar bagaimana mencintai diri sendiri dan menunjukkan cintaku yang tidak terbatas kepada dewa-dewi yang ada di sampingku. Sang dewa yang aku cintai akhirnya menyadari keberadaanku dan cintaku terhadapnya selama ini. Kemarin aku memberanikan diri menyatakan perasaan padanya dan dia menerimanya. Kami telah jadian sekarang. Terima kasih kepada Tujuh Pangeran atas segala motivasi dan semangat yang dipancarkan selama ini… Kami akan selalu menunggu kalian kembali…” kata salah seorang dewi junior yang lain, yang diiringi sorak-sorai dan tepuk tangan riuh seisi auditorium.“Aku berkali-kali gagal ujian saringan masuk ke perguruan tinggi di Negeri Elemen sini. Setelah itu, pacarku juga memutuskan hubungan kami dengan alasan dia telah menc

  • Satu atau Semua: Pancaran Tujuh Elemen   Segala Persiapan (bagian 2)

    Panglima Christian Aquila mendesah napas panjang dalam diam. Howard… Novi… Kini kalian sudah bisa tenang di sana. Ketujuh pangeran sudah tumbuh dewasa sekarang dan kelak pasti akan bisa menjadi tujuh raja yang arif dan bijaksana.“Kita akan berpindah ke ruangan auditorium di lantai bawah dulu, Tujuh Pangeran. Rakyat Negeri Elemen ingin mengucapkan salam perpisahan secara langsung kepada Tujuh Pangeran,” celetuk Pak Reynold.Tujuh Pangeran saling berpandangan untuk sesaat. Mereka tersenyum penuh arti dan kemudian mengangguk mengiyakan.“Oke… Kita akan berpindah ke ruangan auditorium di lantai bawah…” tukas Josh santai.Satu per satu menteri dan staff kenegaraan tampak meninggalkan ruang rapat.***“Tujuh Pangeran akan berangkat ke alam brahma hari ini. Ketujuh putri yang menemani dan mencintai mereka pasti akan sangat sedih…”“Iya ya… Kasihan ya ketujuh putri itu… Apakah mereka bisa bertahan sampai dengan Tujuh Pangeran kembali ke alam dewa naga dan alam manusia nanti?”“Yang namanya c

  • Satu atau Semua: Pancaran Tujuh Elemen   Segala Persiapan (bagian 1)

    “Apa itu?” tanya Yongki dan Ray Wish berbarengan.“Persahabatan, persaudaraan, dan kekerabatan kita tetaplah sama. Mungkin pada waktu 20 tahun mendatang, kita akan datang ke sini membongkar kotak kenangan ini bersama-sama dengan istri dan anak-anak kita. Iya nggak?” Junaidy menyeringai lebar.Keenam saudara yang lain juga tampak meringis lebar.“Dan aku akan bilang pada anak-anakku bahwa mereka memiliki enam paman yang sangat aku sayangi…” kata Vritz.“Dan aku akan bilang pada anak-anakmu dulu aku pernah beradu mulut dengan ayah mereka,” sahut Josh dan meledak dalam tawa ringannya.“Terserah apa yang mau kaubicarakan dengan mereka, Josh…” Vritz tampak meringis lebar. “Kurasa itu akan sangat menyenangkan… Kita datang ke sini membongkar kapsul waktu ini, mengenang masa-masa silam. Dan pada saat itu kita akan cerita lagi tentang hari ini, ditemani segelas teh hangat dan beberapa cemilan ala kadarnya di sore hari.”“Akan terasa suasana yang begitu hangat dan sejuk di hati ya…” kata Jimmy.

  • Satu atau Semua: Pancaran Tujuh Elemen   Sebuah Kotak Kenangan

    “Kenapa bisa begitu?” tanya sang putri lemah lembut, masih merebahkan kepalanya ke bahu sang pangeran, dan masih menelusuri pemandangan di luar dengan sorot mata menerawang.“Biarpun mereka memperoleh seluruh semesta ini sekalipun, mereka tetap takkan merasa bahagia dan gembira. Hanya ada kenihilan, kehampaan, dan kekosongan di sana. Karena sebenarnya yang mereka butuhkan dan inginkan sangat… sangatlah sederhana. Mereka hanya membutuhkan cinta dari orang-orang yang mereka sayangi; mereka hanya membutuhkan perhatian dari orang-orang yang mereka cintai. Sederhana sekali, tapi justru itulah yang tidak mereka dapatkan selama ini. Beginilah akibatnya jika hidup di dunia tanpa cinta…”“Menurutmu cinta bisa mengalahkan segalanya?”Sang pangeran kembali menganggukkan kepalanya dengan mantap.“Itulah yang membuatku tetap bertahan sampai sekarang, Sayang. Ada cinta darimu… Ada cinta dari kedua orang tuaku yang terdahulu… Ada cinta dari kedua orang tuaku yang di alam manusia sana… Dan, ada cinta

  • Satu atau Semua: Pancaran Tujuh Elemen   Perpisahan Tujuh Putri

    Tujuh Pangeran membawa tujuh putri pujaan masing-masing ke restoran termahal dan termewah baik di alam dewa naga maupun di alam manusia. Semuanya membawa putri pujaan masing-masing menyantap makanan lezat di restoran yang super mewah, kecuali Vritz yang membawa si gadis kelinci terbang ke puncak gunung tertinggi di alam dewa naga. Si gadis kelinci sendiri tidak menginginkan makanan super lezat di restoran super mewah. Dia bilang dia hanya menginginkan sedikit waktu yang semakin terasa berharga untuk dihabiskannya bersama-sama dengan Vritz.Terdengarlah beberapa percakapan penting nan penuh arti antara ketujuh putri pujaan hati dengan ketujuh pangeran.“Kenapa tidak dimakan?” tanya sang pangeran.“Karena aku tidak berselera…” jawab sang putri masih menatap dingin ke makanan dan minuman yang terhidang di hadapannya. Sayup-sayup terdengar suara background music yang melankolis mengalun ke seisi restoran.“Makanlah… Habis itu, kita akan jalan-jalan ke taman hiburan.” Sang pangeran berusah

  • Satu atau Semua: Pancaran Tujuh Elemen   Mengingat Kehidupan Lampau

    Jimmy menggaruk-garuk kepalanya dengan kikuk. Vritz hanya memandanginya dengan sinar mata ganjil yang nakal nan penuh arti.“Aduh, Bang Ray Wish… Jelas-jelas kau tahu waktu itu aku masih belum bisa mengingat kehidupan lampauku…”Kelima saudara yang lain meledak dalam tawa geli mereka.“Tapi, aku tahu Vritz pasti akan memaafkanku karena dia adalah saudara belahan jiwaku yang baik hati…” Kembali Jimmy meraih diri Vritz ke dalam dekapan hangatnya.“Oke deh… Sudah saatnya kita siap-siap… Ada segudang salam perpisahan yang harus kita katakan pada putri-putri kita hari ini…” kata Junaidy.“Iya… Aku akan menghadapi amarah Gisella dan omelan-omelannya sepanjang hari ini. Aku akan pulang ke penginapan lebih malam hari ini ya, Brothers…” kata Josh sedikit tersenyum simpul.“Kita akan terlelap lagi dalam kristal warna kuning emas itu. Namun entah mengapa, kali ini aku tidak merasa begitu tersiksa dan tertekan lagi. Aku lebih tenang dan lebih siap mental menghadapinya sekarang…” kata Jimmy dengan

  • Satu atau Semua: Pancaran Tujuh Elemen   Pengaruh Pancaran Kekuatan Kedua Lonceng Duplikat

    Vritz menggelengkan kepalanya dengan cepat. Dia berusaha menggerakkan tubuhnya supaya dia bisa menjauh dari Ratu Surgawi yang jahat nan kejam itu, tapi dia sama sekali tidak berdaya.“Tidak ada yang boleh menolak cinta dan pengorbananku! Ayahandamu sungguh kejam karena ia tidak bisa menghargai cinta dan penantianku yang begitu besar untuknya sejak aku masih kecil sampai dengan sekarang! Aku tidak pernah berhenti mencintainya! Aku tidak pernah berhenti merindukannya setiap malam! Namun, apa balasannya terhadapku! Apa balasannya terhadap seluruh cinta dan pengorbananku! Dia malah mengkhianati, mencampakkan dan menginjak semua cinta dan ketulusanku! Dia jatuh cinta dengan ibundamu, saudara kembarku sendiri! Jangan salahkan aku ya… Jangan salahkan aku… Salahkan ayahanda dan ibunda kalian… Karena mereka, kalian terpaksa harus mengalami nasib nahas seperti ini. Kalian akan menyaksikan dengan mata kepala kalian sendiri Putra Mahkota Kevin Husein naik takhta sebagai raja menggantikan kalian d

  • Satu atau Semua: Pancaran Tujuh Elemen   Balas Dendam Terindah Sepanjang Masa

    “Peduli apa! Dia memang tidak pantas mendapatkan piala dan piagam juara dua ini kok!”“Iya… Kita injak saja!”“Supaya lain kali kalau dia masih mau mengikuti perlombaan menyanyi dengan suaranya yang cempreng itu, dia akan berpikir dua tiga kali…”Terdengar derai tawa mengejek nan melecehkan dari beberapa anak yang menginjak-injak hadiah-hadiah Vritz itu. Mereka berlalu begitu saja.Tampak Vritz kembali meneteskan air mata kepedihan dan kegetiran sendirian. Mobil Jimmy mulai digas dan berlalu meninggalkan tempat parkir gedung serbaguna itu.“Vritz! Vritz! Vritz!” jerit si ibu begitu ia tiba di gedung serbaguna dan melihat apa yang tengah terjadi pada anaknya. “Apa yang terjadi? Kenapa jalannya tidak hati-hati? Aduh! Ada yang terluka?”Si ibu memeriksa kondisi sekujur badan anaknya. Untunglah tidak ada luka yang serius.Si ayah juga tampak sangat panik. Kedua suami istri itu memberdirikan si anak dan membantu mengambilkan hadiah-hadiahnya yang berceceran di jalan setapak di depan gedung

DMCA.com Protection Status