Share

BAB 6

Tiga Tahun Kemudian.

"Yoonji-ya, hari ini baik-baik ya sama Jiwoo imo. Mama janji akan pulang cepat." Aera mengecup kedua pipi balita yang berada di gendongan seorang wanita. Balita itu hanya tertawa sambil bertepuk tangan, seakan mengatakan bahwa ia akan menjadi anak yang baik hari ini.

"Jangan khawatir. Nikmati saja acaramu. Ini kali pertama kau mengikutinya, bersenang-senanglah. Karena aku dan Yoonji juga akan bersenang-senang hari ini," ujar wanita itu meyakinkan Aera.

"Terima kasih banyak, unnie. Aku titip Yoonji, semua kebutuhannya sudah aku siapkan disini," ucap Aera sambil menyerahkan sebuah tas yang berisi susu dan segala kebutuhan Yoonji.

Karena company gathering tahun ini tidak menginap, Aera akhirnya memutuskan untuk ikut. Walaupun awalnya Aera mempertimbangkan untuk kembali absen, Jiwoo berhasil membujuknya dengan mengajukan diri untuk mengasuh Yoonji. Pasalnya Aera selalu absen di kegiatan company gathering dengan beralasan mengurus Yoonji.

"Hubungan di tempat kerja akan berpengaruh untuk perkembangan karirmu ke depannya. Kau masih perlu pekerjaan ini bukan?"

Ucapan Jiwoo tidaklah salah. Ia masih perlu pekerjaan ini untuk menghidupi dirinya dan Yoonji. Walaupun Seojin selalu membujuknya untuk meminta pertanggung jawaban Sagara, Aera sama sekali tidak sudi.

Ia masih bisa menghidupi mereka berdua. Ia berhasil bertahan dari waktu krisisnya kemarin. Walaupun luka itu belum sepenuhnya kering dan sembuh, tetapi setiap mendengar celotehan Yoonji ataupun wajah teduh anaknya ketika pulas tertidur menjadi penyemangat bagi Aera. Pikirannya akan teralihkan oleh kesibukannya di kantor dan juga di rumah disaat ia mengasuh Yoonji.

Tahun lalu, Aera berhasil diterima sebagai salah satu pegawai tetap di perusahaan bidang pariwisata setelah satu tahun magang. Kota Jeonju memiliki banyak destinasi wisata yang menyebabkan sektor pariwisata berkembang dengan cepat.

Tahun ini, perusahaan tempatnya bekerja, Jeon Company bermaksud membangun sebuah hotel bergaya tradisional, Aera direkrut menjadi salah satu tim perencanaan keuangan yang membuatnya lebih sibuk. Sehingga ia lebih sering menitipkan Yoonji pada Jiwoo ataupun pusat penitipan anak.

"Hari ini anak bungsu Jeon sajangnim akan mengambil alih sebagai ketua perencanaan."

Aera hanya mengangguk mendengar Sera yang bersemangat bercerita. Gadis yang terpaut dua tahun lebih muda darinya itu suka sekali berceloteh, memenuhi setiap sudut ruangan dengan suaranya yang sedikit cempreng.

 Gadis itu juga terkenal sebagai sumber berita terakurat di kantor, apapun berita yang keluar dari birai merah muda itu selalu berhasil menarik perhatian orang dan membuat mereka mempercayainya.

"Bukankah kau bilang saat itu kalau putra bungsu Jeon sajangnim adalah seorang arsitek?" tanya Seulbi kemudian memasukkan kembali telur rebus yang sudah ia kupas ke dalam kotak setelah Aera menolaknya.

Sera mengangguk sebelum mencomot satu telur rebus di pangkuan Seulbi. "Ia bergabung sebagai ketua perencanaan sekaligus arsitek yang bertanggung jawab untuk pembangunan Shilla Hotel."

Aera hanya mendengarkan obrolan kedua temannya, menikmati pemandangan sepanjang perjalanan mereka menuju taman Deokjin tempat dimana company gathering mereka dilaksanakan.

Bunga sakura mulai terlihat bemekaran. Tak terasa sudah tiga kali musim semi dilaluinya tanpa tahu apapun kabar mengenai Taehyung. Walaupun ia tahu, Seojin tidak jarang sengaja memancingnya untuk bertanya.

Ia memeriksa ponselnya ketika ia merasakan benda pipih itu bergetar. Senyumnya terkembang ketika melihat potret Yoonji yang dikirimkan oleh Jiwoo.

"Aigoo, manisnya Yoonji."

Celetukkan Sera mengagetkaan Aera, gadis itu memang memiliki kebiasaan mengintip ponsel orang lain. "Aku sudah lama tidak bertemu dengan gadis kecil itu. Kapan-kapan aku akan main ke rumah ya, unnie?" tanya Sera dengan mata yang berbinar.

Aera hanya tersenyum dan mengangguk. Sera sangat menyukai anak kecil, Yoonji juga sangat menyukai Sera. Aera memang tidak menutupi keberadaan Yoonji dari lingkungan sosialnya. Ia akan senang hati memperkenalkan Yoonji dengan bangga kepada semua orang yang ia kenal.

"Aku juga sangat ingin bertemu dengan Yoonji. Kata Sera ia tidak mirip denganmu sama sekali," ucap Seulbi yang mendapat hadiah sebuah tepukan keras di pahanya oleh Sera.

Aera hanya tertawa sumbang. Sera tidak salah. Yoonji sangat mirip dengan Sagara. Mata, bibir, hingga tulang hidung yang tinggi pun semuanya adalah warisan Sagara. Aera sudah dapat menebak bagaimana gen dominan seorang Sagara akan mendominasi putri mereka.

 Aera hanya mewariskan rambut putrinya yang berwarna kecokelatan dan sedikit bergelombang sama seperti miliknya. Jika orang itu sudah mengenal Sagara maka ia akan menebak dengan mudah bahwa Yoonji itu adalah anaknya.

"Ikutlah dengan Sera akhir pekan nanti," ucap Aera kalem tepat sebelum bus mereka berhenti dan pemandu mereka meminta untuk turun dari bus.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status