Share

Gosip Tentang Presdir di Hari Pertama Kerja

Jam sudah menujukan pukul 12.30 itu artinya jam istirahat hanya tersisa 30 menit sementara rapat baru selesai, beberapa staff SDM yang mengikuti rapat terlihat mengeluh namun tidak dengan Nadheera, ia terlihat masih dalam mode konsentrasi tinggi, bahkan terlihat menelpon seseorang dan memastikan semua materi rapat tidak tercecer, lalu beberapa detik kemudian tangannya dengan cekatan memberikan tab nya kepada atasannya itu yah dia Frans, tertulis di dalamnya 'Notulensi', benar semua itu adalah Notulensi yang selalu Frans baca ulang setelah rapat selesai dan ia selalu meminta tab sebagai medianya agar ia bisa membacanya sambil berjalan saat mengejar jadwalnya yang lain, seperti itu lah pesan Tom dan berhasil di fahami oleh Nadheera.

'baner-benar tanpa cela, apa dia merekam semua perkataan Tom? Atau dia kloningan Tom?' Batin Frans.

Nadheera membungkuk memberi hormat kepada Frans, lalu segera berlalu, 'benar-benar kebiasaan Tom' dalam benak Frans, lalu ia melihat jam Rolex yang melingkar di tangannya dan segera menebak-nebak 'kali ini pasti Sendwich Tuna dan Ice Samendo Cold Brew juga jadwal selanjutnya' Ujar Frans hanya dalam kepalanya. Beberapa menit kemudian Nadheera masuk dan segera menyajikan makan siang sang Atasan,

"Sandwich Tuna dan Ice Samendo Cold Brew." Nadheera terlihat menjeda ucapannya lalu ia membuka tabnya,

"Pukul 13.30 anda akan kedatangan tamu dari Pimpinan Mariot Hotel untuk membahas acara gathering yang akan di laksanakan di Mariot Hotel saya sudah meminta Alvin untuk meluangkan waktunya untuk ikut serta dalam pertemuan kali ini karena dia yang bertanggung jawab untuk acara gathering, saya hanya memberi waktu satu jam, untuk pembahasan lebih lanjut Alvin dan Tim yang akan melanjutkannya karena anda ada jadwal rapat kembali pada pukul 14.30 bersama tim perencanaan untuk membahas materi yang akan kita bawa ke Singapura lusa nanti. Ada makan malam juga bersama ketua Ikatan Pengusaha Wanita Indonesia Ibu Elly Resly di Daily inn Hotel." Frans terlihat menyimak sambil menikmati Sandwich nya, saat Nadheera menuturkan kalimat yang panjang lebar.

"Terimakasih, silahkan istirahat makan siang" Ujar Frans setelah Nadheera selesai menuturkan jadwalnya.

"Ah benar-benar tanpa cela ini sih potocopyan si Tom, tapi suaranya lebih enak di dengar dari pada si Tom, awas saja kalau sifat implusif si Tom yang suka tiba-tiba muncul juga dia copy" gerutu Frans pada angin mungkin, karena di ruangan itu benar-benar tinggal ia sendiri.

Tepat pukul 13.30 tamu pun datang, Nadheera mempersilahkan masuk, namun hal pertama yang tamu itu lakukan setelah masuk ke dalam adalah mengomentari keberadaan Nadheera, entah apa maksudnya

"Ah, sekarang bapak mengganti sekertaris bapak ke yang lebih cantik rupanya. Sayangkan pak yang kemarin ganteng banget." Ujar Soni, entah apa maksudnya, namun yang Frans tangkap adalah ia penikmat gosip murahan yang beredar di luaran sana sehingga berani mengejek Frans saat ini. Yah, apalagi kalau bukan tentang Frans menolak setiap perkenalan dengan anak atau keponakan para petinggi perusahaan karena Tom, yah memang Tom selalu mencarikan cara dan alasan agar Frans terbebas dari mereka bukan berarti Tom dan Frans ada main,

"Saya rasa walau pun misalkan sekertaris saya berganti setiap minggu pun tidak ada kaitannya dengan masalah kerjasama kita" Jawab Frans dingin

"Ah, anda benar maafkan saya!" Soni yang faham akan perkataan Frans pun segera meminta maaf dan datanglah Alvin yang membawa beberapa berkas di tangannya dan langsung membicarakan inti pertemuan mereka tanpa basa basi yang benar-benar basi. Setelah satu jam berlalu Nadheera masuk dan memberitahukan bahwa Frans harus menghadiri rapat selanjutnya, Alvin yang faham segera menyudahi pembahasannya dan mengajak pimpinan dari Mariot Hotel tersebut untuk ke ruangannya dan berpamitan kepada Frans.

Kini tiba-tiba mood Frans terlihat tidak baik, ia pun tidak memahami kenapa bisa moodnya berubah hanya karena penuturan bodoh tukang gosip itu, apa dia benar-benar tidak terima dengan gosip itu atau tidak terima ada yang memperhatikan Nadheera, yah ia pun tidak memahaminya.

Nadheera terlihat memejamkan mata seolah sedang menekan pikirannya, sialnya gerakan kecil itu tertangkap oleh Frans, dalam benak Frans berkata

'Ah, kenapa sih itu orang? Jangan-jangan dia sedang mengantuk. Nah, nah, nah ada acara mengantuk segala, satu point untuk aku jadikan catatan alasan pemecatan dan akan aku serahkan kepada Tom' dan ia tersenyum ringan.

'Astaga swing mood nya bener-bener deh ah.' dalam hati Nadheera, lalu ia tersenyum ke arah Frans saat tertangkap oleh manik emerald nya Frans yang sedang memandang ke arahnya. Blussh Frans tiba-tiba merasa ada yang aneh

'Manis sekali senyumannya' Batin Frans 'Aiiihhh...hus, hus, hus dia itu wanita dan semua wanita sama saja' Batin Frans kembali.

Rapat berjalan lancar seperti biasanya Frans sesekali memperhatikan Nadheera yang cekatan, 'bener-bener si Tom jangan-jangan emaknya mengkloning si Tom tapi di buat versi cewek' batin Frans. Kini tiba waktunya mereka makan malam bersama dengan pimpinan Ikatan Pengusaha Wanita Indonesia dan mereka sedang bersiap-siap untuk menuju Daily Inn Hotel.

"Kamu yakin makan malam dengan penampilan seperti ini?" Tanya Frans.

"Apa ada masalah?" Tanya Nadheera. Frans memindai dari bawah ke atas, memang terlihat masih sangat rapih, Nadheera menjaga penampilannya tetap rapih dari pagi hingga petang fikir Frans namun entah kenapa Frans merasa ingin makan malam dengan gaya yang berbeda bukan dengan mode sekertaris, ia melihat sepatu kantor wanita, celana bahan panjang, kemaja di masukan ke dalam dan blazer serta rambut yang di kucir kuda, Frans merasa sekertaris nya ini kurang modis. Namun, ia merasa kok lebih nyaman di lihat yah dari pada para sekertaris pimpinan lain yang roknya hanya 5cm di bawah bokong, baju super ngetat dan belahan dada rendah malah bikin sakit mata.

"Pak, apa ada masalah dengan penampilan saya?" Tanya Nadheera kembali.

"Tidak, ayo berangkat" Jawab Frans sangat ketus dan wajahnya menjadi merah padam entah mengapa, apa ia membayangkan hal yang tidak-tidak entahlah.

"Silahkan Pak" Nadheera mempersilahkan Frans naik ke dalam sebuah mobil yang sudah di siapkan dan ia membawa mobil tersebut.

"Hei, kamu yang nyetir?" Tanya Frans.

"Bukannya setiap hari bapak diantar oleh Pak Tommy? maka saya yang mulai hari ini mengantar bapak" Jawab Nadheera.

"Aissshhh! Okay, Jalan!" Kini nada Frans memerintah namun terdengar sedikit kesal.

'Kenapa Pak Frans?' dalam batin Nadheera.

Pertemuan berjalan lancar apalagi bu Elly sangat ramah dan sangat pengertian tidak sedikit pun menyinggung urusan pribadi seperti kebanyakan ibu-ibu yang banyak bergosip. Nadheera mengantar Ibu Elly untuk keluar Hotel sementara Frans sedang memainkan phonselnya. Bu Elly dan juga Nadheera tidak mempermaslahkan itu mungkin memang Frans sedang ada urusan pribadi. Selang beberapa lama Frans keluar dan dengan nada memerintah ia berkata.

"Dira! Saya tidak nyaman di sopiri oleh seorang wanita, saya sudah telphone sopir dari kantor, kamu duduk di belakang bersama saya!" Ekspresi Nadheera kini hanya seperti orang shock dengan mata terbelalak dan memandangi Frans dengan lekat, lalu wajahnya tiba-tiba memucat.

"Heiii...!" Frans membuyarkan lamunannya. "Kenapa sih?" Tanya Frans.

"Apa pak?" Nadheera mengerjap.

"Kamu kok lambat sekali, saya sudah menelphon sopir dari kantor dan sebentar lagi akan datang kamu duduk di belakang bersama saya!" Frans menjeda ucapannya "Ada sedikit hal yang mau saya bicarakan." Lanjutnya kembali.

"Bukan itu Pak, tadi Bapak panggil saya apa?" Tanya Nadheera.

"Dira? Apa ada yang salah?" Frans terlihat kebingungan, namun wajah Nadheera terlihat semakin pucat pasi "Ah, sorry kalau kamu keberatan its okay saya akan panggil nama kamu saja Nadheera, bagi saya terlalu kepanjangan sih." Lanjutnya. Dan Kini Nadheera berusaha mencerna ucapan Frans juga kembali berusaha menguasai dirinya sendiri.

"Baik Pak, mari itu seperinya mobilnya sudah datang!" Nadheera mengalihkan pembicaraan.

'Kenapa dia?' Batin Frans lalu ia naik kedalam mobil dan memilih acuh.

"Apa yang akan bapak bicarakan" Nadheera kembali dalam mode sekertaris, ia membuka tab nya seolah akan mencatat hal-hal penting.

"Ah, simpan tab mu ini bukan urusan pekerjaan namun memang terjadi di tempat kerja!" Ucapnya, terlihat oleh Nadheera melalui spion kening sopir mengernyit seolah ikut menyimak apa yang akan Frans utarakan.

"Ah, iya tentang apa?" Tanya Nadheera kembali "Apa ada yang membuat anda tidak nyaman?" Kini Nadheera banyak bertanya.

"Aiisshhh, kamu ini. Apa kamu mendengar gosip tentang saya sebelum masuk ke kantor saya? Atau di hari pertamamu bekerja ada yang bergosip tentang saya kepadamu?" Tanya Frans, 'apakah dia akan menutupinya atau menjawab dengan cari aman? kita lihat wanita seperti apa dia'

"Bapak menginginkan jawaban seperti apa?" Diluar ekspetasi dia malah bertanya jawaban seperti apa yang F'ans ingin dengar, 'apa dia dalam mode sekertaris yang ingin menyenangkan tuannya?' seperti itu isi fikiran Frans.

"Yang sejujur-jujurnya" Jawab Frans tegas.

"Di hari pertama ini saya tidak banyak berinteraksi dengan orang lain, tidak ada yang mengajak saya mengobrol di luar pekerjaan. Namun, sebelumnya saya pernah mendengar banyak hal tentang pimpinan Frasya Corporate dari berbagai pandangan, ada yang berkata pemimpin Frasya Corp mempunyai penyakit..." Belum sempat Nadheera melanjutkan kata-katanya Frans sudah memotong dengan nada yang tinggi

"Pe..penyakit?" Tertangkap oleh netra Nadheera dari pantulan kaca spion mata pak sopir ikut terbelalak.

"Iya, penyakit alergi terhadap wanita atau OCD"

"Ouh astaga itu lumayan parah banget yah?" Kini nada Frans sedikit rendah. "Aku bukan alergi cuman, ahh gituh lah apa lagi yang kamu dengar?" Tanya Frans.

"Pimpinan Frasya Copr memiliki wajah sangat tampan, kekayaan melimpah namun orang-orang curiga akan orientasi seksualnya." Senyum yang sempat mengembang dari wajah Frans seketika luntur.

"Terus apalagi?" Ucapnya ketus.

"Digosipkan gay, karena mustahil seorang pimpinan perusahaan tampan dan mapan tidak mempunyai kekasih. Bahkan ada yang bilang anda kekasih Pak Tommy." Jawaban yang sudah Frans duga namun soal dia mempunyai penyakit itu baru ia dengar dari mana asal mula gosip itu menyebar setidaknya kini itu yang Frans fikirkan.

"Kamu mempercayai itu semua?" Tanya Frans.

"Entahlah, saya hanya seorang sekertaris saya tidak begitu mempedulikan kehidupan pribadi atasan saya, selama hal tersebut tidak mengganggu pekerjaan saya maka saya akan bersikap profesional saja. Namun, jika hal-hal tersebut membuat pekerjaan anda terganggu maka otomatis menjadi urusan saya sebagai sekertaris anda." Jawabnya. Kini terlihat mata pak sopir melirik ke arah Nadheera namun bayangan yang terpantul di spion itu tertangkap oleh Frans.

"Umar, apa kamu juga mau berkomentar?" Tanya Frans.

"Ti...ti..tidak Pak, Ma..maafkan saya telah menguping." Jawabnya terbata. Kini mata Nadheera seakan mengawasi gerak gerik sopir yang oleh Frans di panggil dengan sebutan Umar.

"Baguslah, berarti kamu siap jika suatu saat kita harus bersih-bersih tukang gosip kalau-kalau berpengaruh terhadap jalannya perusahaan" Frans terhadap Nadheera.

"Jika anda menugaskan" Jawab Nadheera percaya diri.

"Oh iya, kamu sakit?" Tanya Frans dan Nadheera kini menatap Frans 'kenapa dia so perhatian begitu?' Batin Nadheera. "Oh, maaf kamu terlihat pucat tadi, namun sekarang sepertinya sudah lebih baik." Lanjut Frans kembali.

"Oh, tidak apa-apa" Jawab Nadheera. Yah, dia akan selalu bungkam tentang masalah pribadinya apalagi Frans adalah orang yang baru ia temui tidak mungkin ia menceritakan semua masalah pribadinya pada atasan yang baru ia temui. Kepada Nyonya Adhitama pun perlu beberapa tahun sampai ia nyaman bercerita.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status