Share

Bab 5 : New Jatuh Cinta?

"Kakak! New jatuh cinta!"

Teriakan New memenuhi seluruh penjuru rumah. Menyebabkan semua penghuni tergopoh-gopoh keluar dari kamar minus Thana, menemui termuda.

New yang memang memiliki kelas sore tiba paling akhir di rumah. Jam sudah menunjukkan pukul 19.30 malam saat New tiba dan berteriak. 

"Astaga. Kamu ini, kenapa harus berteriak?"

Lion berkata dengan tangan yang memijat kepala, kepalang gemas dengan tingkah New. Sedangkan New hanya menampilkan cengirannya.

"New jatuh cinta kak Singa." 

New berkata antusias, binar matanya menunjukkan betapa gembiranya dia. 

"Sama siapa?" 

Krist bertanya malas, namun antusias New semakin meningkat saat salah satu kakaknya menanggapi ucapannya.

"Claire, mahasiswi pertukaran dari Jerman."

Ucapnya menggebu-gebu dan yang lebih tua hanya menghela nafas. Sedangkan Thana yang baru tiba di ruang tamu masa bodoh dan duduk di sofa. 

"Kak Krath, New jatuh cinta."

New dengan semangat berkata kepada Thana, duduk di samping kakaknya dengan tangan yang memegang pergelangan Thana. Melihat itu Thana langsung saja menyentak tangan New dan beranjak.

"Aku ada janji. Jangan menungguku."

Setelah itu Thana melesat meninggalkan kediaman dengan keheningan yang ditinggalkannya. Melihat itu Phan hanya menggelengkan kepala. Dan merasa prihatin dengan New.

"Jadi? Apa dia gadis yang cantik?" 

Tidak ingin semakin membuat yang termuda sedih, akhirnya Jump angkat bicara. Dan berhasil, New langsung saja mengangguk semangat dan tersenyum lebar.

"Dia cantik kak. Baik, ramah juga. Suaranya indah. Tapi dia seumuran dengan kak Singa juga kak Krist. Tapi tidak apa-apa, New tetap suka kok."

New bercerita dengan antusias, dan mereka dengan sabar mendengarkan setiap cerita yang mengalir dari termuda.

"New juga sudah punya nomor ponselnya. Kita bertukar nomor ponsel saat New mengantar Claire pulang."

Jump langsung saja melotot saat mendengar kalimat terakhir New, tidak jauh berbeda dengan yang lainnya. Mereka menatap New dengan mulut terbuka saat mendengar kalimat terakhir yang New utarakan. Sedangkan New sendiri menatap bingung yang lebih tua.

"Ka-kau mengantarnya pulang?"

Jump bertanya yang mendapat anggukan serta tatapan polos New. Mereka menggeleng saat mendapat jawaban dari New.

"Dimana rumahnya?"

Pertanyaan Krist membuat senyuman New semakin lebar. 

"Dia tinggal di asrama."

Secara bersamaan mereka mendengus saat mendengar jawaban yang New utarakan. 

"Dasar bocah."

Ucapan serempak mereka membuat New kesal dan melempar Lion dengan bantal sofa. Membuat Lion meringis, karena lemparan New tepat mengenai wajahnya.

"Kenapa melempar kakak?"

Raung Lion yang tidak mendapat jawaban dari New. Karena pemuda itu sudah melesat meninggalkan ruang tamu menuju kamarnya.

"Astaga, kenapa harus aku?"

Krist, Phan, dan Jump hanya tertawa mengejek kemudian meninggalkan Lion yang semakin meraung karena diabaikan oleh seluruh orang.

...

Sedangkan Thana yang meninggalkan kediaman melesatkan mobilnya menuju bar. Tempat janjiannya bersama dengan Drake, teman perkumpulannya.

Thana bertemu dengan Drake saat ospek di kampus. Dan kebetulan Drake memiliki gang yang beranggotakan lima orang sudah termasuk dirinya. 

Tiba di bar, Thana langsung saja menuju meja yang sudah mereka pesan. Disana sudah berkumpul semua.

"Kau terlambat bung."

First, salah satu teman Drake yang paling cerewet angkat bicara saat Thana duduk di dekatnya.

"Sorry, pulang kampus aku langsung mengerjakan tugas."

Thana menjawab sambil menerima gelas yang Drake berikan. Menyesapnya dan bersandar di sofa.

"Bisa kalian membantuku?"

"Apa?"

Drake langsung saja bertanya saat mendengar permintaan Thana. 

"Cari tahu tentangnya."

Thana menyerahkan satu lembar foto, melihat itu Drake mengangguk dan menepuk paha Wave. Sedangkan Wave mengangguk tanda menyetujui permintaan Thana.

"Paling lambat besok aku kirim." 

Wave berujar santai dan kembali menyesap birnya dengan jemari mengetuk gelas seirama musik yang mengalun di bar.

"Tidak biasanya? Kau tertarik dengannya?"

Khema yang sejak tadi terdiam akhirnya angkat bicara. Dan menatap Thana dengan alis terangkat.

"Aku tidak tertarik untuk pacaran."

Jawaban Thana membuat semua temannya mendesah kecewa. Bosan dengan jawaban yang selalu Thana utarakan jika mereka bertanya tentang asmara.

"Bisa-bisa semua orang mengira kau gay. Atau, kau memang gay?"

Thana melotot saat mendengar perkataan First yang kelewat enteng. 

"Mau mati?!" 

First hanya mengangkat bahu acuh tak acuh. Tidak peduli dengan ekspresi dan ancaman Thana.

"Ayolah. Jika tersinggung itu artinya kau benar-benar gay."

Jawaban First membuat Thana naik pitam. Namun, detik berikutnya ekspresi Thana berubah. Tersenyum miring dan mengangkat salah satu alisnya seraya melipat tangannya di depan dada dan menyilangkan kakinya.

"Cukup kau saja yang gay. Aku tidak."

First melotot tidak percaya saat mendengar perkataan Thana yang tersirat akan nada ejekan. 

"Hei. Darimana kau mendapat pemikiran seperti itu?"

First berkata tidak santai, dan Thana masih dengan ekspresi menyebalkan miliknya.

"Oh? Kau saja memiliki fikiran seperti itu kepadaku. Mengapa aku tidak bisa?"

"Itu karena aku mengatakan yang sebenarnya, kau tidak pernah berkencan dengan gadis manapun. Dan tidak tertarik dengan gadis manapun juga."

First dan Thana masih beradu mulut dengan sengit, sementara yang lain hanya asyik menonton sembari menyesap bir masing-masing. Mereka sudah terbiasa dengan perdebatan tidak bermutu antara First dan Thana. Itu sebabnya mereka tidak melerainya melainkan menontonnya, karena mereka juga menikmati perdebatan mereka.

"Kau tidak memiliki cermin? Ingin aku belikan sekaligus pabriknya? Kau juga tidak pernah berkencan!"

Thana yang awalnya santai mulai tersulut saat First mengeluarkan kata-kata menyebalkan miliknya. Sedang First yang mendapat respon seperti itu melotot tidak terima.

"Hei-"

"Apa? Bukankah yang aku katakan itu fakta? Kau tidak pernah berkencan dengan gadis manapun. Kau hanya terus-terusan menempel bersama dengan Khett."

Khema menyemburkan birnya saat mendengar perkataan Thana, dan memukul tengkuknya cukup keras. Membuat Thana menatap garang sang pelaku, tidak terima.

"Apa-apaan kau ini."

"Kau. Kau. Astaga. Namaku Khemakheet Deetawat."

Keluh Khema frustasi karena semua temannya tidak ada yang memanggilnya dengan benar.

"Khett lebih mudah. Juga, Khett itu masih ada miripnya dengan namamu."

Drake berujar santai dan Khema hanya bisa menghela nafas frustasi. Memilih mengalah, namun saat mengingat kalimat awal yang Thana utarakan, membuatnya kembali memukul tengkuk Thana.

"Astaga. Apalagi kali ini? Kau fikir pukulanmu tidak menyakitkan?"

Raung Thana dan akan membalas pukulan Khema namun First menghentikannya.

"Itu karena mulutmu, mengatakan hal tidak bermutu. Aku dan Khett sudah berteman sejak-"

"Cukup, okay. Thana, sepertinya kau harus kecewa kali ini."

Perkataan First terpotong akibat kalimat serius yang Wave utarakan. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status