Share

Bab 667

Author: Kacang Merah
Joanna merasa pusing. Bagaimana dia bisa membuktikan kalau dia menyukai Reina?

Melihat Joanna tidak bisa menjawab, Riki pun langsung berakting. "Hmph! Katanya sayang sama Mama, tapi nggak bisa buktiin."

"Nenek bilang sudah menganggap Mama seperti anak kandung Nenek. Terus apa buktinya? Memangnya Nenek pernah masakin Mama? Nenek pernah ngerawat Mama pas sakit? Nenek pernah menghibur Mama waktu dia bersedih? Nenek pernah ngalah waktu Mama marah?" Riko ikut menimpali.

Joanna tidak menyangka kedua cucunya begitu pandai bicara sampai dia mati kutu.

Karena Joanna memang tidak pernah baik pada Reina. Jangankan memasak dan merawat Reina, tidak mempermalukan Reina saja sudah bagus.

Melihat Joanna tidak bisa menjawab sepatah kata pun, Riko berkata, "Riki, nggak usah nangis. Ayo kita turun. Nenek nggak suka kita datang, kalau nggak dia nggak mungkin bersikap acuh sama Mama waktu kita datang tadi."

Joanna langsung meraih kedua anak kecil itu.

"Riki, Riko, kalian mau bukti, 'kan? Nanti waktu kita p
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
eka purnama sari
ok mantap tuor
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 668

    Saat itulah Joanna tersadar dan langsung minta pelayan menyajikan makanan.Setelah hidangan disajikan, sebagai pembuktian pada Riki dan Riko, Joanna sendiri yang mengambilkan lauk untuk Reina."Nana, kamu 'kan hamil anak kembar, jadi makan yang banyak ya."Reina merasa tidak nyaman, Joanna yang hari ini benar-benar seperti orang yang berbeda.Setelah makan malam, Maxime sekeluarga kembali ke kediamannya untuk beristirahat.Setelah menidurkan anak-anak, Maxime dan Reina kembali ke kamar mereka.Reina langsung berbaring di samping Maxime dan bertanya, "Kamu ngerasa nggak sih hari ini ibumu agak aneh?"Maxime memeluk Reina seolah dari awal sudah sadar."Nggak aneh, dia seperti itu untuk menyenangkan Riko dan Riki."Reina baru paham. "Aaah, pantesan. Aku sudah curiga ...."Reina tidak sempat menyelesaikan perkataannya karena Maxime sudah menciumnya....Di Hari Ziarah Makam, dari pagi sudah gerimis.Paginya Reina menyiapkan dua setel jas berwarna gelap untuk kedua putranya.Di hari perayaa

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 669

    Setelah mendengar perkataan ini, semua orang kembali menatap Riki dan Riko dengan saksama. Kedua anak itu memang sama persis seperti Maxime, terutama matanya yang hitam legam dan bersinar, memesona seperti permata.Beberapa wanita memperhatikan bekas luka di wajah Reina dan terkejut, "Wajah Reina kenapa? Luka sepanjang itu masa nggak dioperasi?"Alasan kenapa Reina tidak menghilangkan bekas lukanya adalah karena dia ingin setiap bercermin tiap pagi, dia tidak akan bisa lupa siapa yang sudah menyakiti Riko dan siapa yang sudah menyuruhnya merusak wajahnya seperti ini.Reina memaksa dirinya untuk mengingat jelas kejadian ini supaya tidak terulang lagi di kemudian hari.Ini juga sebagai pengingat bagi dirinya sendiri untuk terus bertumbuh kuat supaya tidak ada yang berani menindasnya juga anak-anaknya lagi.Tuan Besar Latief duduk di kursi utama. Tommy masih duduk di sampingnya, seperti seorang penguasa cilik.Anak kecil dari kerabat jauh selalu menghindar saat melihat Tommy karena mereka

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 670

    Tommy terkejut saat ditatap oleh mata dingin Riko. Dia langsung kehilangan kepercayaan diri dan bergumam, "Aku nggak bilang apa-apa."Dia tidak percaya Riko berani memukulnya di depan banyak orang.Riki menarik tangan kakaknya, "Kak, dia barusan bilang kita anak haram dan bodoh."Riko memicingkan mata dan berhenti berpura-pura. Di depan Tuan Besar Latief, dia mulai menyebutkan identitas semua kerabat yang hadir.Riko mulai dari orang yang berdiri paling dekat dengannya, yaitu Rendy dan Melisha, "Om Rendy, Tante Melisha."Riko melanjutkan, "Ini Tante Ketiga, ini Om sepupunya Papa, ini istrinya ...."Begitu banyak kerabat Keluarga Sunandar berhasil Riko perkenalkan hanya dalam waktu setengah jam. Kuncinya, Riko menyebut identitas mereka semua dengan benar.Semua orang tercengang. Bukankah ini pertama kalinya mereka bertemu? Bagaimana Riko bisa mengingat wajah dan nama mereka begitu cepat?Setelah selesai, Riko kembali menatap Tommy.Wajah Tommy langsung memerah dan membelalak tidak perca

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 671

    Setelah acara selesai, mereka berbondong-bondong berangkat berziarah ke makam.Tommy yang kehilangan muka di depan semua orang karena Riko sedang memikirkan cara untuk membalas.Melisha duduk bersamanya di dalam mobil dan berkata padanya, "Nak, kamu harus fokus menyenangkan hati kakek buyut. Selama dia sayang sama kamu, kedua anak haram itu nggak akan bisa jadi lawan kamu. Ngerti?"Tommy mengangguk sungguh-sungguh."Mama jangan khawatir, aku nggak akan biarin mereka lebih hebat dari aku!""Bagus." Melisha mengelus kepala Tommy dan terlihat lega. "Tapi ... tetap aja kita harus kasih mereka pelajaran. Katanya si Riki itu sakit?""Oke Ma, aku ngerti." Tommy memang masih muda, tapi dia sudah berhati licik.Sesampainya di pemakaman pribadi Keluarga Sunandar, semua orang turun dari mobil.Melisha menyuruh Tommy berjalan ke depan untuk menemani Tuan Besar Latief.Begitu Tommy pergi, Syena menghampiri Melisha, "Kak."Melisha mengangguk dan bertanya secara simbolis, "Kok kamu masih ikut? Kan la

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 672

    Riki mengernyit melihat Tommy menghampirinya.Untung Riko cepat tanggap, dia langsung menarik Riki ke sisinya.Tommy dan Riki berpapasan. Karena tidak ada tumpuan yang kokoh, Tommy terpeleset dan jatuh."Huhu!"Lalu terdengar suara tangisan anak kecil.Melisha buru-buru menghampiri. "Nak, kamu nggak apa-apa?"Reina juga melangkah maju untuk memeriksa Riki dan merasa lega saat tahu kalau Riki dilindungi oleh Riko.Riki menatap tajam Tommy yang tengkurap di tanah sambil menangis.Dia tahu Tommy berniat mendorongnya!Melisha membantu Tommy yang berdarah untuk berdiri, lalu menoleh pada Riki dan Riko."Kalian berdua ngapain sih! Kenapa dorong Tommy?"Ya ampun, drama berikutnya sudah datang.Reina mengernyit. "Kakak ipar, memangnya kamu lihat anak-anakku dorong Tommy? Jelas-jelas dia yang lari sendirian dan hampir dorong si Riki, eh malah dia sendiri yang jatuh.""Kamu pasti belain anakmu lah. Aku lihat pakai mataku sendiri kalau anakmu dorong anakku!"Setelah itu Melisha bertanya pada Tomm

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 673

    "Om dan Tante jangan gegabah. Kita lihat dulu posisi jatuhnya yang sekarang, apa bedanya sama pas tadi dia jatuh?"Kata-kata Riko membuat semua orang terdiam.Mereka bertanya-tanya, apa bedanya?Melisha memarahinya, "Dasar bocah nakal! Sudah mendorong anakku, masih ngejek dia? Aku pukul ya!""Berani?" Reina langsung pasang badan. Sekarang dia paham maksud perkataan Riko.Ditatap begitu tajam oleh Reina membuat Melisha tidak berani bertindak gegabah.Orang lain masih belum paham dan bertanya, "Apa bedanya?"Salah satu kerabat akhirnya mendapat petunjuk."Ayah, Ibu, lihat deh! Tadi si Tommy itu jatuh tengkurap, tapi sekarang posisinya telentang."Semua orang kembali menatap Tommy. Waktu jatuh pertama kali, yang terkena lumpur adalah bagian depan Tommy sedangkan sekarang yang terkena lumpur adalah bagian punggungnya.Namun ... apa artinya?Seseorang tertawa dan berkata, "Riko ini nakal banget ya. Nggak puas ya kalau dorong Tommy cuma sekali?"Riko menghela napas. Sepertinya dia sudah sala

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 674

    Setelah makan malam, Tuan Besar Latief menguji beberapa pengetahuan dasar Riko. Seperti yang diharapkan, Riko bisa menjawab semua pertanyaan dengan benar.Tuan Besar Latief sama seperti Tuan Besar Jacob, dia meminta Riko menemaninya main catur.Namun karena Riko harus pergi ke sekolah besok, Tuan Besar Latief pun terpaksa mengurungkan niatnya.Joanna mengantarkan Reina sekeluarga sampai depan pintu dan terlihat enggan saat mereka pulang."Sering-sering datang ke sini ngunjungin Nenek ya?""Oke."Kedua anak kecil itu menjawab serempak.Mesin mobil dinyalakan dan langsung melaju meninggalkan kediaman utama Keluarga Sunandar.Dalam perjalanan, Riki yang lelah pun bersandar di bahu Riko dan tertidur.Reina tersentuh melihat pemandangan harmonis antara dua bersaudara itu.Besok, sidang gugatan warisan Keluarga Andara akan dimulai.Sesampainya di rumah, Reina memeriksa semua dokumen yang diberikan pengacara Mandy padanya dan memastikan tidak ada yang terlupakan.Treya dan Keluarga Yunandar s

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 675

    Bagaimana Treya bisa mengembalikannya pada Reina? Semua uang mereka sudah dia berikan pada Keluarga Yunandar!Selain itu, Treya tidak sudi memberikan aset itu pada Reina.Treya memanggil Reina yang membelakanginya, lalu berujar dengan lembut, "Nana, semua uang itu sudah aku kasih ke Keluarga Yunandar, aku nggak bisa balikin ke kamu."Reina berhenti melangkah, menoleh dan menatap Treya."Oh gitu? Ya kalau gitu aku akan mengajukan penyitaan."Reina tidak percaya Treya dan Diego tidak meninggalkan sejumlah uang untuk pribadi mereka sendiri.Treya berjalan mendekat selangkah demi selangkah, aura sombongnya sudah menghilang."Kamu beneran maksa aku buat mati ya? Hidupku itu sudah nggak lama lagi!"Reina menatapnya dengan tenang dan menjawab, "Ini semua salahmu sendiri.""Kamu sudah gila ya? Aku ini ibu kandungmu! Ucapanku itu bisa jadi doa atau kutukan, percaya atau nggak, kalau aku sampai kehilangan semuanya, kamu juga nggak akan bisa hidup tenang!" Treya mulai mengancam.Reina tersenyum d

Latest chapter

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2180

    Joanna orang yang mudah panik."Katakan, apa yang sebenarnya terjadi?"Dia tidak tahan dengan sikap bertele-tele Daniel.Daniel berkata, "Kesehatan Morgan memburuk lagi. Sekarang, dia nggak mau melanjutkan pengobatan, padahal aku sudah membujuknya dengan segala cara."Mendengar itu, seberkas kekhawatiran muncul di mata Joanna."Apa kondisinya belum stabil? Bagaimana bisa kambuh lagi? Kapan itu terjadi?""Tadi malam, kalau rumah sakit nggak ngabarin, aku pasti nggak akan tahu," jawab Daniel.Selama lebih dari satu tahun ini, kesehatan Morgan memang tidak kunjung membaik. Dia sering bolak-balik ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan.Namun, setiap kali dia diperiksa, Joanna-lah yang memaksanya.Jika Joanna tidak memaksanya, Morgan tidak akan mau pergi ke rumah sakit. Dia benar-benar tidak peduli dengan kesehatannya sendiri."Nana, kamu di rumah saja dan jaga anak-anak. Aku mau maksa Morgan ke dokter," kata Joanna kepada Reina.Reina mengangguk mengiakan. "Ya."Joanna bahkan tidak sem

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2179

    Sudah lewat jam empat sore ketika Reina turut bermain kartu. Melihat sudah hampir jam lima, para istri kaya itu berniat untuk pulang.Mereka tidak perlu mencuci tangan dan memasak, tetapi mereka masih harus melayani suami mereka."Besok cari waktu lagi, ya?"Beberapa orang berpisah dengan enggan.Reina mengantar mereka pergi, tiba-tiba berpikir bahwa kehidupan mereka yang santai dan nyaman seperti ini cukup baik, tanpa tekanan.Melakukan perawatan kulit dan bermain kartu setiap hari, hari-hari berlalu begitu saja.Ketika mereka kembali, ibu Hanna belum pergi dan mengeluh kepada Joanna."Tahu nggak, Hanna sekarang kerja di perusahaan kelas tiga. Sepetinya gajinya cuma empat puluh juta satu bulan. Aku nggak tahu bagaimana dia bisa bertahan hidup."Ibu Hanna mengatakan bahwa dia sudah memutuskan hubungan dengan Hanna, tetapi dia selalu bertanya kepada orang-orang tentang Hanna, karena takut akan melewatkan sesuatu."Setiap anak punya keberuntungan mereka sendiri, kamu nggak perlu khawatir

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2178

    Hanna tidak punya pilihan lain selain mengirimkan resumenya ke perusahaan-perusahaan kecil.Perusahaan kecil biasanya dimiliki oleh perseorangan, yang sebagian besar tidak tahu apa-apa tentang menjalankan perusahaan. Mereka mencemooh gaji di atas dua ratus juga satu bulan yang diminta Hanna.Hanna menyadari bahwa rata-rata perusahaan kecil tempat dia melamar pekerjaan hanya memberikan gaji paling banyak sekitar empat puluh hingga enam puluh juta.Jumlah itu adalah yang tertinggi karena dia menguasai beberapa bahasa dan dapat bertindak sebagai penerjemah luar negeri.Hanna enggan untuk melakukannya, tetapi karena dia tidak punya uang, dia harus menjadi sekretaris di sebuah perusahaan kecil.Ketika Hanna menceritakan ini kepada Adrian, sorot mata Adrian berubah. "Hanna, kamu nggak perlu kerja, aku masih bisa menghidupi mu."Dia tahu bahwa jenis pekerjaan yang didapatkan Hanna adalah pekerjaan yang sangat biasa.Sebagai orang biasa, dia mengerti seberapa banyak kejengkelan dan ketidakadil

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2177

    Mungkin seperti inilah rasanya jatuh cinta.Hanna menutup telepon setelah berbicara dengan Reina cukup lama, kemudian kembali ke toko untuk membeli pakaian itu.Pegawai toko agak terkejut.Awalnya, ketika pegawai toko melihatnya pergi, dia mengira bahwa harga pakaian itu terlalu mahal, jadi Hanna tidak rela jika harus membelinya.Namun, tidak disangka Hanna kembali dengan cepat dan membeli pakaian itu tanpa ragu.Hanna tidak meminta pegawai toko mengemas pakaian itu, dia hanya memintanya untuk menyetrikanya.Pegawai toko melakukan apa yang dia katakan meskipun dia pikir keinginan Hanna cukup aneh."Hati-hati saat menyetrika pakaian ini." Pegawai toko berkata sambil memberikan pakaian itu.Hanna memperhatikan dengan penuh perhatian, lalu mengangguk mengerti. "Baik, aku mengerti, terima kasih."Setelah semuanya selesai, dia bahkan tidak meminta tas, dengan tidak sabar kembali dengan pakaian di tangan.Di dalam kamar sewaan.Adrian sedang duduk di sofa menunggu Hanna kembali sambil menyib

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2176

    "Maaf, apa baju ini masih ada?" tanya Hanna sambil mengeluarkan ponselnya, menunjukkan salah satu foto pakaian yang sudah rusak di dalamnya.Pelayan toko memeriksanya dengan cermat untuk waktu yang lama, lalu mengangguk. "Ya, masih ada. Tapi, pakaian ini nggak boleh dicuci, kenapa Nona malah mencucinya?"Mendengar itu, Hanna merasa sedikit bersalah."Aku nggak tahu.""Ini tertulis di dalam pakaiannya, kenapa nggak dibaca dulu?" Pegawai itu menghela napas. "Harga satu pakaian ini lebih dari dua ratus juta.""Lebih dari dua ratus juta?" Hanna menunjukkan ekspresi terkejut.Jika sebelumnya, jumlah ini hanya akan menjadi uang jajan sehari baginya. Namun, sekarang dia hanya memiliki sisa puluhan juta saja.Sebelumnya, Adrian memang memberinya uang, tetapi dia tidak menghabiskan semuanya. Dia meminta Adrian mengambil sebagian besar uang itu untuk memulai sebuah perusahaan.Pelayan toko mengangguk. "Hmm, aku pun sangat menyayangkan. Apa Nona masih ingin membeli satu lagi yang persis seperti i

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2175

    Adrian tidak marah ketika mendengar ini, hanya berjalan menghampirinya."Hanna, kamu nggak perlu melakukan ini untukku. Kamu hanya perlu tinggal di rumah dan aku masih bisa menghidupi mu."Dia membungkuk dan mengambil kain lap di tangan Hanna. "Sudah, kamu keluar saja, biar aku yang bereskan."Hanna terdiam di tempat, hatinya sangat sedih."Adrian, apa kamu mau mengajariku?"Sejak dulu, Hanna selalu merasa bahwa dia adalah putri idaman, menguasai empat bahasa, mampu berbicara dengan fasih dengan banyak eksekutif, mengetahui banyak pengetahuan di bidang keuangan dan sebagainya. Dia bahkan bisa menari, bermain piano dan beberapa keahlian lain.Namun, kini dia menyadari bahwa dia bahkan tidak bisa melakukan hal-hal yang paling mendasar dalam hidup.Namun, Adrian menggelengkan kepalanya. "Aku nggak bisa mengajarimu pekerjaan semacam ini.""Kenapa?" Hanna tidak mengerti. Dia menggenggam tangan Adrian. "Adrian, kamu nggak perlu merasa bersalah padaku, aku juga ingin mempelajari hal-hal ini.

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2174

    Hanna baru bereaksi setelah dia selesai berbicara.Dia sedikit tidak enak hati. "Itu, maafkan aku. Aku nggak bisa masak."Ketika berada di luar negeri, dia juga selalu memesan makanan.Ketika tidak ada yang bisa dimakan, dia makan makanan instan.Adrian tersenyum lembut. "Nggak apa-apa. Aku juga nggak minta kamu buat masak. Aku senang karena kamu ingat buat menyiapkan makanan untukku. Tapi, lain kali kamu pesan buat kamu sendiri saja, aku bisa makan di tempat kerja."Dia tidak tega mengatakan pada Hanna bahwa makanan yang dipesannya agak mahal.Bagi Hanna, pesan makanan seharga dua juta itu murah, tetapi bagi kebanyakan orang, itu sudah termasuk mahal.Adrian tidak bisa membiarkan Hanna menderita, tetapi dia sedikit sayang jika harus menghabiskan terlalu banyak uang. Namun, dia tidak keberatan jika harus kelelahan dan tidak bisa makan enak."Mana bisa begitu. Aku makan sendirian juga nggak nafsu makan," kata Hanna.Mendengarnya mengatakan itu, Adrian mengangguk, "Baiklah kalau begitu.

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2173

    Sisil akan menikah, Reina pun mulai sibuk, dari membantunya memilih gaun pengantin, memilih semua jenis perhiasan, serta mempersiapkan hadiah pernikahannya.Di tempat kerja, dia tidak berani bersantai terlalu lama. Lagi pula, belum lama ini dia baru mengambil alih Grup Yinandar.Satu-satunya alasan dia bisa mempertahankan karyawan veteran dan pemegang saham perusahaan adalah karena genggaman tangan para pemegang saham utama perusahaan yang ditinggalkan ibunya di masa lalu.Dengan itu, para pemegang saham utama perusahaan tidak akan berani melakukan apa pun.Namun, Reina tahu bahwa dia harus memiliki keterampilan yang nyata atau dia tidak akan bisa mengendalikan orang-orang tua itu terlalu lama.Sisil akan menikah dan Hanna menjadi yang paling bersemangat."Sisil, kamu juga mau nikah, selamat. Sayangnya, sekarang cuma aku yang masih lajang."Sisil hanya bisa geleng-geleng kepala. "Hanna, kamu bicara apa, sih? Bukannya kamu sudah sama Adrian?"Hanna sedang bersantai di sofa rumah yang di

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2172

    Hening sejenak di ujung telepon.Jantung Sisil berdegup kencang dan dia sedikit gugup.Dia takut dengan jawaban Deron nantinya. Apa yang harus dia lakukan jika Deron tidak menginginkan anak ini?Setelah beberapa saat, akhirnya orang di ujung telepon berbicara, "Kenapa tiba-tiba begini?"Jantung Sisil tergagap.Bagian bawah matanya berkaca-kaca, tetapi di detik berikutnya, dia mendengar Deron berkata, "Aku belum menyiapkan apa pun. Kita saja belum nikah, jadi sepertinya rencana pernikahan harus dimajukan."Suasana hati Sisil seperti rollercoaster, tiba-tiba jatuh ke bawah dan tiba-tiba naik ke udara.Hatinya masih tidak percaya."Apa maksudmu?""Ayo kita menikah, lebih cepat lebih baik. Kalau kita nikah saat perutmu sudah besar, pasti kamu nggak nyaman pakai baju pengantin. Kamu juga akan jadi bahan omongan keluargamu," kata Deron.Deron pernah mendengar Sisil mengatakan bahwa keluarga mereka lebih konservatif dan kolot.Mata Sisil sedikit memerah saat mendengarnya berkata seperti itu.

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status