Manajer itu tercengang. Dia mengira ketiga anak itu datang ke sini untuk bermain, tidak dia sangka ternyata mereka malah meminta pria tampan yang menemani mereka?Poin utamanya adalah kenapa mereka minta ditemani pria tampan dan bukan perempuan cantik?Namun karena manajer itu melihat ketiga anak di depannya ini seperti anak bos, dia takut menyinggung perasaan ketiganya."Baik, akan kusiapkan."Manajer ingin menelepon dan menanyakan ketiga anak itu dari keluarga mana, tetapi Riko merendahkan suaranya dan mengancam, "Om nggak perlu tahu siapa ayahku.""Kalau kamu lapor, dia pasti akan menuntut kalian baru membawa kami pergi. Bukannya untung, kamu malah akan rugi bandar."Manajer itu terkejut dengan perkataan pria kecil di depannya.Baginya perkataan Riko cukup masuk akal."Jangan khawatir, kujamin tuan-tuan cilik ini pasti mendapat pelayanan terbaik di sini."Ya sudah, lagipula ini bukan anaknya. Manajer itu pun tidak ingin ambil pusing.Karena tamunya anak-anak, manajer membawa mereka
Di Kabupaten Sariang.Maxime sedang sibuk dengan perusahaan barunya ketika ponselnya tiba-tiba menerima serangkaian pesan teks."Tanggal 12 Desember, pukul 10:24. Nomor kartu xx membayar sejumlah 1.8 miliar.""Tanggal 12 Desember, pukul 10:26. Nomor kartu xx membayar sejumlah 800 juta.""Tanggal 12 Desember, pukul 11:00. Nomor kartu xx membayar sejumlah 3.8 miliar."Hanya dalam setengah jam, uang Maxime hilang sebanyak miliar rupiah.Meski Maxime tidak terlalu ambil pusing dengan uang itu, dia tetap penasaran apa yang bisa dibeli oleh seorang anak dengan uang sebanyak itu sekaligus?Dan ... bukankah sekarang Riki ada di sekolah?Maxime mengambil ponselnya dan menelepon, "Coba cek apa yang dilakukan Riki di sekolah.""Baik."Di kamar sebelah.Reina dan suster yang merawat Lyann sedang menemani Lyann yang terbaring di kasur. Hari ini Reina baru tahu tentang suster yang diganti oleh Maxime.Lyann memberitahunya kalau suster yang dipekerjakan Reina membuat Maxime marah setengah mati. Lyann
Orang yang tidak mengenal Treya dengan baik pasti tidak akan bisa melihat kemunafikannya.Sedikit sarkasme melintas di mata Reina yang indah dan dalam."Kali ini kamu mau menjualku ke siapa lagi? Atau kamu ingin memanfaatkanku untuk mendapatkan keuntungan?"Treya langsung terperangah dan tidak bisa lagi berpura-pura baik, "Bukannya aku sudah pernah bilang jangan menatapku seperti ini?"Ditatap Reina seperti ini membuat Treya ingin sekali rasanya mengeluarkan bola mata Reina dan menghancurkannya.Reina mengabaikan kata-katanya dan berkata, "Kamu pergi sendiri atau perlu kuusir?"Treya akhirnya kembali tanpa hasil.Dalam perjalanan pulang, pikirannya dipenuhi dengan tatapan dingin Reina.Treya lalu teringat dengan perkataan Diego bahwa Reina masih memegang surat wasiat yang dibuat secara pribadi oleh suaminya.Bisa-bisanya pria itu lebih memilih untuk menyerahkan perusahaan pada Reina daripada putranya sendiri!Ingin rasanya Treya menggali kuburan suaminya."Bahkan sampai mati, kamu ngga
Erik sadar dia sudah terlalu terus terang, dia pun menelepon lagi, "Bro, maaf aku salah. Aku cari kamu beneran karena ada urusan."Revin pun mendengarkan dengan sabar."Dulu bukannya kamu minta aku mengambil semua proyek terbaru Grup Sunandar? Awalnya semua berjalan lancar, tapi sekarang kita ketahuan dan Maxime mulai menghajar mereka yang mencoba merebut bisnisnya."Revin tidak memberi tahu Erik kalau CEO Grup Sunandar yang sekarang bukan Maxime.Setelah mendengar ini, Revin pun berkata, "Kita berhenti dulu."Sepertinya si penipu ini tidak bisa diremehkan."Oke."...Di sisi lain, Maxime menerima telepon dari pengawalnya di Kota Simaliki.Selain tahu kalau Riko pergi ke klub, Maxime juga tahu nama asli anak itu ternyata Riko Andara.Entah apa yang dilakukan anak sekecil Riko di klub.Bahkan menghabiskan uangnya ....Maxime menutup telepon dan kebetulan mendengar langkah kaki dan suara seorang pria di luar pintu.Maxime mengernyit dan keluar kamar.Revin dan Reina baru saja kembali dar
Maxime tidak punya rencana seperti itu.Sebenarnya alasan Maxime membawa Riko pulang adalah untuk membuatnya bahagia, Maxime tidak menyangka sekarang Reina malah tidak banyak bicara dengannya.Melihat Maxime diam saja, Riko pun ingin memanfaatkan situasi ini.Riko ingin membalas kesedihannya karena kalah dan harus memanggilnya 'Papa'."Kalau bukan karena kamu, Papa dan Mama pasti sudah menikah. Mending kamu relain Mama aja.""Kata orang, orang yang nggak dicintai adalah orang ketiga."Begitu Riko selesai bicara, kepalanya dipukul oleh Maxime.Maxime menjawab dengan serius, "Aku nggak mau dengar kata-kata seperti itu lagi. Kamu nggak boleh baca apa pun di internet tanpa pengawasan."Riko juga tahu kalau apa yang dia katakan salah, dia hanya menguji ayahnya.Tampaknya ayah bajingannya benar-benar mau mengajarinya.Riko mengusap ubun-ubunnya dan berkata, "Kok kamu nggak nanya siapa yang ngomong ini?""Siapa?""Marshanda. Wanita cantik kesayanganmu."Entah dari mana Riko belajar bicara sep
Maxime langsung memasukkan wortel ke dalam mulutnya bersama dengan sesuap nasi.Riko yang berada di sampingnya bergidik. Wortel 'kan nggak enak? Ayah bajingannya bisa menelan makanan yang begitu tidak enak ini?Setelah Maxime selesai makan dia berkata, "Aku suka makan semua makanan yang dimasak oleh istriku."Reina akhirnya mengalihkan pandangannya.Suasana hati Revin memburuk saat mendengar Maxime memanggil Reina sebagai istrinya.Revin pun menyendokkan sesendok sayur wortel ke piring Maxime dan berkata, "Na, aku 'kan yang masak wortel ini?""Hm? Ya." Reina agak canggung namun merasa lega waktu melihat Maxime tetap tenang.Reina belum pernah melihat Maxime seperti ini sebelumnya.Setelah itu Reina memberi Maxime lebih banyak wortel. "Makan lebih banyak kalau kamu mau."Di sisi lain, Riko menatap Maxime dengan tidak percaya dan penuh simpati saat melihat tumpukan wortel di piring Maxime."Om Maxime, kalau kamu suka wortel, ini aku kasih punyaku."Riko memasang tampang polos dan dalam h
Keesokan paginya saat Reina ingin membuat bubur, dia mendapati tidak ada sebuah wortel pun yang tersisa.Reina sudah mencari ke mana-mana dan tetap tidak bisa menemukannya, akhirnya Reina menggunakan bahan lain.Maxime menghilang sejak pagi dan bilang kalau dia akan pergi ke rumah sakit....Di sebuah ruang bawah tanah yang gelap.Revin membuka matanya dan mendapati dirinya diikat di sebuah bangku, darah mengucur dari dahinya dan luka di sekujur tubuhnya terasa seperti terendam air garam, dia merasakan sakit yang luar biasa.Sebuah suara datang dari seberang."Bos, orang ini hebat juga. Aku sudah mengerahkan 15 orang untuk menghajarnya sekaligus dan mereka semua terluka. Kami bahkan kesulitan untuk mengikatnya," kata Ekki pada Maxime.Revin menoleh ke sumber suara dan mendapati Maxime sedang duduk di kursi di seberangnya.Melihat Revin bergerak, Ekki langsung berkata pada Maxime, "Dia sudah bangun."Revin sudah menduga ini semua perbuatan Maxime.Karena tidak ada orang lain yang tahu R
Bagi orang desa, kertas yang diberikan Maxime hanya selembar kertas.Sudah gila ya orang itu?Waktu Reina pulang, tetangganya menarik Reina dan berkata, "Suamimu tampan, tapi agak aneh. Kan tadi aku kasih kalian makanan, masa dia malah kasih aku kertas dan disuruh tulis angka."Tetangganya mencoba menggunakan kata-kata yang lebih halus dan tidak secara terang-terangan menyebut Maxime orang gila.Reina tahu kalau tetangganya telah salah paham, tapi karena Reina juga tidak tahu bagaimana harus menjelaskan hal ini, dia pun mengaku kalau Maxime itu aneh."Bibi, terima kasih ya makanannya. Lain kali cari aku aja, kalau aku nggak ada di rumah, tunggu aku pulang ya.""Oke." Tetangga itu tampak senang dan menatap Reina sampai masuk rumah. Dia jadi bersimpati pada Reina.Malang sekali nasib wanita cantik seperti Reina. Masa harus menikah dengan pria buta dan gila?Bukannya dulu katanya Reina itu anak orang kaya dan menikah dengan pria kaya raya?Tadi Reina pergi ke rumah sakit.Dia pergi menjen