Semua darah di tubuh Riko seolah membeku.Ini pertama kalinya sejak kecil ada yang berani menyentuh pantatnya."Kurang ajar!""Aku bunuh kamu!"Riko berteriak-teriak ingin membunuh Maxime di sepanjang jalan.Ketika keduanya tiba di rumah, Reina baru tahu kabar dari Alana bahwa Riko menghilang.Tidak disangka, dia malah mendapati Maxime menggendong Riki seperti menjinjing seekor ayam.Riko masih meraung dan meronta, "Kubunuh kamu!"Awalnya Reina hanya bisa tertegun, tetapi beberapa detik kemudian dia sadar dan langsung merebut Riko dari tangan Maxime.Riko adalah anak yang sangat perhatian, dia tidak pernah mengucapkan hal kasar seperti mau membunuh seseorang.Reina ingat kalau dulu Maxime pernah menangkap Riki. Reina pun langsung memeluk Riko dengan erat dan langsung menanyainya."Maxime, kamu apain anakku?"Riko perlahan kembali tenang setelah dipeluk Reina.Sebelum Maxime bisa menjelaskan, Riko langsung mengadu, "Tadi waktu aku pergi ambil paket, paman jahat ini langsung menculikku t
Riko langsung panik saat melihat ibunya sedih.Dia mengangkat tangan kecilnya, memeluk Reina dengan lembut sambil menepuk punggungnya."Ma, aku dan Riki nggak akan pernah ninggalin Mama, kami juga nggak akan biarin orang lain ngambil kami dari Mama."Reina memeluk Riko erat-erat setelah dihibur Riko."Terima kasih, Riko."Riko tidak suka bersikap manja dan jarang dipeluk oleh Reina.Dulu setiap kali Reina ingin memeluknya, dia selalu dengan angkuh menolak.Sebenarnya Riko suka sekali dipeluk oleh ibunya, tapi dia malu.Dengan wajah yang merona merah karena malu, Riko pun bertanya, "Ma, sekarang kita bohongin dia, 'kan? Biarin aja 'kan dia pikir aku ini Riki?"Reina tidak menyangka kalau anaknya bisa mempertimbangkan hal ini di usia yang begitu muda."Nggak perlu, dia sudah tahu kalau kalian kembar."Reina juga tidak ingin Riko berbohong pada orang lain.Setelah mendengar ini, Riko berpikir sejenak, "Kalau gitu gini aja. Biarin aja dia mau mikir aku siapa, yang penting aku nggak kasih t
Tiba-tiba ingatan Maxime pulih sedikit. Dia ingat waktu masih kecil dia sudah bisa membuat program.Riko menulis beberapa kode, lalu memberikannya untuk diperiksa. Maxime pun tidak menemukan ada yang salah.Bagaimanapun Riko masih anak-anak, dia belum tahu bagaimana menyembunyikan keunggulannya."Nanti kalau udah sebesar kamu, aku pasti bisa ngalahin kamu."Maxime menjawab acuh tak acuh, "Ya sudah kita tunggu aja kalau kamu udah besar."Riko tiba-tiba terpikir sebuah ide jahat, "Gimana kalau kita tanding? Kalau kamu kalah, kamu harus tinggalin Mama, gimana?"Maxime menghentikan pekerjaannya dan mengangkat alisnya."Kalau aku menang?""Kamu boleh tinggal di sini."Maxime terkekeh, "Taruhanmu nggak adil buatku. Aku bisa tinggal di sini tanpa harus tanding sama kamu."Riko tidak menyangka ayah bajingannya ini cerdas juga."Jadi kamu mau apa?"Riko yakin tidak mungkin kalah dalam tanding pemrograman karena sekarang lawannya buta."Kalau aku menang, kamu harus manggil aku Papa."Riko terteg
Riko juga sudah menyelidiki Yansen dan ternyata pria itu tidak setampan yang Riko kira. Sebagai pengacara top, dia tidak berbeda dengan pria biasa.TK yang dipilih Alana untuk Riko sangat bagus. Semua temannya adalah anak orang kaya tapi tidak ada yang bisa dijadikan kandidat karena ayah mereka tentu sudah punya istri masing-masing.Sehari yang lalu.Riko sengaja bertanya pada Tommy apa Tommy mengenal pria yang kaya dan tampan.Tommy menjawab dengan bangga, "Tentu saja satu-satunya orang kaya dan tampan adalah di Keluarga Sunandar."Keponakan Alana, Alfian, datang dan berkata, "Riko, menurutku papamu ganteng banget."Riko terlihat bingung."Papa yang mana?""Orang yang terakhir kali bicara dengan kepala sekolah." Alfian menjelaskan dengan lancar.Tommy yang berdiri di samping langsung mengoreksinya, "Heh sembarangan! Itu Om Jovan, bukan ayah Riko. Yang satu nama keluarganya Andara, yang satu lagi nama keluarganya Tambolo. Mana mungkin jadi ayah dan anak?"Alfian menggaruk kepalanya, "T
Manajer itu tercengang. Dia mengira ketiga anak itu datang ke sini untuk bermain, tidak dia sangka ternyata mereka malah meminta pria tampan yang menemani mereka?Poin utamanya adalah kenapa mereka minta ditemani pria tampan dan bukan perempuan cantik?Namun karena manajer itu melihat ketiga anak di depannya ini seperti anak bos, dia takut menyinggung perasaan ketiganya."Baik, akan kusiapkan."Manajer ingin menelepon dan menanyakan ketiga anak itu dari keluarga mana, tetapi Riko merendahkan suaranya dan mengancam, "Om nggak perlu tahu siapa ayahku.""Kalau kamu lapor, dia pasti akan menuntut kalian baru membawa kami pergi. Bukannya untung, kamu malah akan rugi bandar."Manajer itu terkejut dengan perkataan pria kecil di depannya.Baginya perkataan Riko cukup masuk akal."Jangan khawatir, kujamin tuan-tuan cilik ini pasti mendapat pelayanan terbaik di sini."Ya sudah, lagipula ini bukan anaknya. Manajer itu pun tidak ingin ambil pusing.Karena tamunya anak-anak, manajer membawa mereka
Di Kabupaten Sariang.Maxime sedang sibuk dengan perusahaan barunya ketika ponselnya tiba-tiba menerima serangkaian pesan teks."Tanggal 12 Desember, pukul 10:24. Nomor kartu xx membayar sejumlah 1.8 miliar.""Tanggal 12 Desember, pukul 10:26. Nomor kartu xx membayar sejumlah 800 juta.""Tanggal 12 Desember, pukul 11:00. Nomor kartu xx membayar sejumlah 3.8 miliar."Hanya dalam setengah jam, uang Maxime hilang sebanyak miliar rupiah.Meski Maxime tidak terlalu ambil pusing dengan uang itu, dia tetap penasaran apa yang bisa dibeli oleh seorang anak dengan uang sebanyak itu sekaligus?Dan ... bukankah sekarang Riki ada di sekolah?Maxime mengambil ponselnya dan menelepon, "Coba cek apa yang dilakukan Riki di sekolah.""Baik."Di kamar sebelah.Reina dan suster yang merawat Lyann sedang menemani Lyann yang terbaring di kasur. Hari ini Reina baru tahu tentang suster yang diganti oleh Maxime.Lyann memberitahunya kalau suster yang dipekerjakan Reina membuat Maxime marah setengah mati. Lyann
Orang yang tidak mengenal Treya dengan baik pasti tidak akan bisa melihat kemunafikannya.Sedikit sarkasme melintas di mata Reina yang indah dan dalam."Kali ini kamu mau menjualku ke siapa lagi? Atau kamu ingin memanfaatkanku untuk mendapatkan keuntungan?"Treya langsung terperangah dan tidak bisa lagi berpura-pura baik, "Bukannya aku sudah pernah bilang jangan menatapku seperti ini?"Ditatap Reina seperti ini membuat Treya ingin sekali rasanya mengeluarkan bola mata Reina dan menghancurkannya.Reina mengabaikan kata-katanya dan berkata, "Kamu pergi sendiri atau perlu kuusir?"Treya akhirnya kembali tanpa hasil.Dalam perjalanan pulang, pikirannya dipenuhi dengan tatapan dingin Reina.Treya lalu teringat dengan perkataan Diego bahwa Reina masih memegang surat wasiat yang dibuat secara pribadi oleh suaminya.Bisa-bisanya pria itu lebih memilih untuk menyerahkan perusahaan pada Reina daripada putranya sendiri!Ingin rasanya Treya menggali kuburan suaminya."Bahkan sampai mati, kamu ngga
Erik sadar dia sudah terlalu terus terang, dia pun menelepon lagi, "Bro, maaf aku salah. Aku cari kamu beneran karena ada urusan."Revin pun mendengarkan dengan sabar."Dulu bukannya kamu minta aku mengambil semua proyek terbaru Grup Sunandar? Awalnya semua berjalan lancar, tapi sekarang kita ketahuan dan Maxime mulai menghajar mereka yang mencoba merebut bisnisnya."Revin tidak memberi tahu Erik kalau CEO Grup Sunandar yang sekarang bukan Maxime.Setelah mendengar ini, Revin pun berkata, "Kita berhenti dulu."Sepertinya si penipu ini tidak bisa diremehkan."Oke."...Di sisi lain, Maxime menerima telepon dari pengawalnya di Kota Simaliki.Selain tahu kalau Riko pergi ke klub, Maxime juga tahu nama asli anak itu ternyata Riko Andara.Entah apa yang dilakukan anak sekecil Riko di klub.Bahkan menghabiskan uangnya ....Maxime menutup telepon dan kebetulan mendengar langkah kaki dan suara seorang pria di luar pintu.Maxime mengernyit dan keluar kamar.Revin dan Reina baru saja kembali dar