Share

Chapter 2 - A Normal School Day, Maybe

Dua ribu tahun yang lalu, seseorang telah mencapai pincak evolusi yang mana dia telah berhasil melebihi Great Spirit itu sendiri. Sosok yang dihindari oleh kebanyakan monster di dunia baru setelah peristiwa yang tidak bisa di nalar. Penggabungan antara dua dunia, itu sesuatu yang tidak bisa dilakukan oleh makhluk biasa.

Dunia ini memiliki 14 Raja Iblis yang menguasai di berbagai wilayah di seluruh dunia ini. Raja iblis pertama sekaligus yang terkuat adalah Auriel, kemudian urutan ke 5 besar yaitu Azusa dan urutan terakhir adalah Asahi Minobu sebagai Raja Iblis ke 14. Dikala itu Raja Iblis pertama, Auriel mengundang beberapa Raja Iblis diantaranya adalah Vannya, Azusa dan Asahi.

Auriel mengundang mereka untuk sekedar berkenalan saja dan tidak ada maksud saling berkelahi. Saat jamuan itu tiba hanya satu Raja Iblis yang belum hadir, ia adalah Asahi Minobu. Tidak ada seorangpun yang tahu atau melihat Asahi dimanapun. Sampai dimana di tengah obrolan mereka sebelum memakan jamuan yang ada terdapat aura misterius yang belum pernah mereka kenal sebelumnya.

"Auriel ... aura ini sepertinya sangat asing bagiku ..." ucap Azusa.

"Begitu pula dengan ku ... aku hampir tidak pernah bertemu aura seperti ini ..." ucap Auriel.

Dari ke 6 Raja Iblis itu semuanya terdiam saat aura itu muncul. Aura yang benar benar misterius, mereka merasakan 3 unsur yang tidak bisa bercampur dalam satu Akar. Spirit, Iblis dan Dewa, ketiga nya adalah sesuatu yang tidak bisa disatukan dalam satu akar.

Kemudian perlahan pintu terbuka dan terlihat siapa sosok yang berdiri di balik pintu itu. Pria dengan memakai pakaian serba hitam dengan besi di bahunya sebagai pelindung. Lalu dia dikelilingi spirit spirit yang nampaknya tidak mau pergi dari orang ini.

"Demon Lord ..." 

"Asahi ...."

Dihari penerimaan nampak para murid berguncang karena kaget serta terkejut melihat seseorang murid dengan simbol tidak biasa. Orang itu berjalan dengan bersama seorang gadis yang diduga adalah adiknya, "Tolong jangan terlalu akrab dengan ku ..." ucap gadis itu.

"Lakukan sesukamu ..." ucap pemuda itu.

Kemudian dari jauh berlarilah seorang gadis yang sangat dikenal oleh pemuda itu. Dia mengenakan seragam yang sama dengan pemuda itu, "Asahi ...." dia memanggil pemuda itu dengan penuh semangat.

"Guphie ..." ucap Asahi membalas lambaian Guphie yang berlari kearahnya.

"Selamat pagi, Asahi ..." ucap Guphie.

"Ya, Selamat pagi Guphie ... kau terlihat senang ... apa terjadi sesuatu ...?" ucap Asahi.

Guphie hanya tersenyum dan menggandeng Asahi untuk masuk ke akademi. Asahi pun mengikuti Guphie dan masuk ke akademi bersama. Kemudian saat masuk ke ruang aula, semua pandangan terarah kepada Asahi. Asahi kebingungan kenapa semua siswa melirik kearahnya, dia pun menanyakan kepada Guphie yang ada di sampingnya.

"Hei, kenapa mereka melirik ku seperti itu ..." ucap Asahi.

"Hmm ... mungkin karena ini ..." ucap Guphie sambil menunjuk kearah pin simbol di bahu Asahi.

"Hmm memangnya kenapa ...?" tanya Asahi.

"Tidak ada yang mencapai peringkat Alph, karena Alph hanya ditujukan kepada sosok Leluhur itu sendiri ..." ucap Guphie.

Asahi pun terdiam seribu kata, dia kemudian menutup simbolnya menggunakan telapak tangan nya. "Kehidupan sekolahku ... apakah akan baik baik saja ...?" gumam Asahi.

Pembukaan siswa baru pun selesai, kemudian mereka di bawa ke kelas mereka masing masing. Beruntung Asahi dan Guphie berada di satu kelas yang sama, mereka pun saling bersalaman untuk menghormati sesama murid.

"Satu tahun kedepan, aku mohon bantuannya ya ..." ucap Asahi.

"Aku juga ..." ucap Guphie sambil tersenyum.

Kelas pertama pun dimulai, sedikit perhatian untuk kelas memang di bedakan menjadi dua. Pertama para siswa bangsawan atau yang memiliki keturunan murni dari Raja Iblis tapi bukan bangsawan akan mengenakan pakaian bangsawan. Lalu siswa campuran entah bangswan atau tidak atau siswa manusia rakyat jelata akan di beri pakaian berwarna putih.

Memang akademi itu tidak terlalu memperhatikan rakyat biasa, namun beberapa guru tetap bersikap netral. Walau ada guru bangsawan yang bersikap tidak adil, mereka tidak bersikap netral, namun mereka mendukung penuh bangsawan. Seperti dia,

"Siswa siswa sekalian, pertama perkenalkan ... saya Edelina Dunstan, berasal dari keluarga bangsawan Adipati Dunstan ... para murid rakjel harap berhati hati dalam bersikap ..." ucap Edelina.

"Aku benci tipikal guru seperti ini ..." gumam Asahi.

"Pelajaran pertama ini akan digunakan untuk pembentukan tim ... tim ini guna untuk latihan serta akan ada uji kompetensi tim suatu saat nanti ..." ucap Edelina.

"Buat yang ingin mengajukan diri menjadi ketua tim silahkan angkat tangan ..." ucap Edelina.

Beberapa orang dari yang berseragam bangsawan ada 5 lebih yang mengangkat tangan. Lalu tiba tiba Asahi mengangkat tangan karena tidak ada yang berseragam putih yang mengangkat tangan nya. Lalu Edelina pun menegur Asahi,

"Asahi Chrimson ya ... kamu memang dari keluarga bangsawan, tapi seperti yang tertera dalam peraturan, makhluk campuran atau lebih tepatnya siswa yang berseragam putih tidak diperbolehkan untuk me-" ucapan Edelina belum selesai namun di saut oleh Asahi.

"Edelina sensei, tapi peringkatku adalah Alph ... kedudukan ku lebih tinggi dari kepala sekolah sekalipun ... tidakkah itu benar ..." ucap Asahi.

"I- itu ..." Edelina pun langsung terdiam.

"Tapi menurut aturan, siswa seragam putih tidak di izinkan untuk menjadi ketua tim ...!!" getak Edelina.

"Kalau begitu, aku akan buktikan kalau makhluk campuran tidak lah seburuk itu ..." ucap Asahi.

Edelina gemetaran ketika Asahi mengatakan tantangan itu. Bagaimana tidak, seorang yang di pilih menjadi Alph itu kekuatan nya sangat mendekati sang Leluhur. bahkan kepala sekolah pun tidak punya wewenang untuk memerintah siswa Alph.

"B- Ba- Baiklah ..." ucap Edelina gemetaran.

"Nah kan, kata kataku sendiri membuat kehidupan sekolahku menjadi berantakan ...." gumam Asahi.

Edelina pun menjelaskan apa yang harus dia lakukan, karena pengeluaran sekolah tidak dapat dilakukan, Edelina pun mengatakan. "Jika kamu kalah, kamu akan di turunkan menjadi Beth ... apakah kamu siap ...?" ucap Edelina.

"Jangankan Beth, di juluki Nun juga tak masalah jika aku kalah ..." ucap Asahi dengan percaya diri.

"Baiklah, kau akan bertarung denganku ... penonton nya hanya siswa disini ..." ucap Edelina.

"Sikapmu berubah Edelina, kau tidak seangkuh waktu perkenalan ... ya sudahlah ayo kita mulai ..." ucap Asahi.

Asahi pun mengangkat tangan nya di ruangan kelas, para murid kebingungan dengan apa yang dilakukan Asahi. Kemudian seketika ruangan yang awalnya tidak lebar, menjadi selebar Colosseum dan bisa digunakan untuk bertarung.

"Ke- kelasnya melebar ...? ini tidak mungkin bisa ..." ucap Edelina gemetaran.

"Tak perlu khawatir ... seluruh akademi ini merupakan bekas kastil Raja Iblis ... kastil magis itu bisa berubah menjadi apa saja yang diinginkan sang pemilik ..." ujar Asahi.

Edelina pun langsung terpancing emosi, dia tidak memperdulikan Asahi lagi dan langsung menyerangnya. Awalnya dia menyerang menggunakan fisik, namun kecepatan Asahi membuat Edelina kesusahan untuk menangkapnya. Kemudian dia mencoba menyerangnya dengan sihir yang dia bisa.

Edelina pun merapalkan sihirnya, Asahi yang melihatnya langsung sadar sihir apa yang akan digunakan Edelina. Dia pun hanya merentangkan tangan dan menunjuk kearah Edelina tanpa berkata apa apa. 

"Rasakan ini ... Aku akan menghancurkan kesombongan mu ...!!" geramnya.

"Die ..." ucap Asahi sambil menunjuk kearah Edelina.

Tiba tiba sebuah tombak tak kasat mata menusuk tepat di leher Edelina dan membuatnya terpental. Tombak itu tertancap di tembok dengan keras, Edelina yang menahan dirinya dan meregenerasi setiap luka fatalnya itu sambil meronta ronta.

Dia tidak bisa berkata kata apapun karena lehernya sudah tertusuk oleh tombak Asahi. Kemudian Asahi berjalan kearah Edelina yang sedang meronta ronta dan menarik tombaknya itu dengan keras. Alhasil Edelina mati di tempat dan para murid yang melihatnya akhirnya ketakutan.

"Jika kau mati maka tidak ada yang mengajar ... Heilen ..." ucap Asahi.

Edelina pun bangkit lagi setelah sihir yang dirapalkan Asahi, kemudian dengan wajah kebingungan Edelina pun menatap Asahi dengan wajah ketakutan. Asahi pun mendekati Edelina yang masih lemas itu, "Apa yang kamu lihat ..." ucap Asahi.

Dengan gemetaran, Edelina mengatakan hal yang tidak terduga.

"Mo- mohon maaf, maafkan hamba yang melupakan sosok anda ..." ucap Edelina sambil merunduk di depan Asahi.

"Lanjutkan pelajaran mu, semua akan baik baik saja ... ingatan para murid tentang kematianmu sudah ku hilangkan ..." ucap Asahi.

Edelina pun menunduk kembali dengan hormat kepada Asahi. Setelah kelas di kembalikan Asahi pun kembali ke tempat duduknya.

"Ehm, Asahi Chrimson diizinkan untuk menjadi ketua tim ..." ucap Edelina.

Sudah pasti itu akan menimbulkan keributan di antara para siswa, namun dia tidak mengingat kalau Asahi telah membunuh Edelina. Asahi hanya menanamkan ingatan kalau Edelina hanya di buat tak sadarkan diri.

"Apa yang kamu perbuat pada guru ...?" ucap Guphie.

"Tidak ada, hanya sedikit intimidasi ..." balas Asahi.

Akhirnya kehidupan sekolah Asahi yang dia inginkan damai damai saja kini telah berubah setelah Edelina mengetahui kalau Asahi adalah Raja Iblis dan leluhurnya. Dia menjadi lebih di hormati oleh Edelina, dia sempat terbesit di pikiran nya kalau dia ingin sekali menghapus ingatan Edelina. Tapi karena sudah terlanjur dia memilih untuk mengawasi Edelina untuk tidak membeberkan rahasia itu.

Sekali lagi, kehidupan akademi Asahi menjadi rusak karena kekuatan nya sendiri.

"Huuuh ternyata apa yang ku lakukan itu tidak sepenuhnya bagus ..." keluh Asahi.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status