Share

Ch. 5 War Goddess

Raz jatuh terduduk lemas. Matanya terbelalak melihat peristiwa itu. Menyaksikan bagaimana dengan mudahnya nyawa manusia hilang begitu saja.

Setelah tubuh pria itu terjatuh terlihatlah dengan jelas seekor Lizardman dibelakangnya. Ukurannya lebih besar dari yang lainnya, berteriak dengan mengangkat tombak kapak yang dipakainya untuk memenggal kepala pria itu.

Kemudian Lizardman itu menatap Raz dengan tajam. Raz yang tidak bisa bergerak karena kaget dan takut hanya bisa melihat Lizardman itu menghampirinya.

Mati aku sekarang” pikirnya

Tombak kapak diangkat lizardman dengan sangat tinggi, siap menghujam kepala Raz sekarang juga. Tapi kemudian ada seorang Kakek ksatria dengan zirah silver menabrak Lizardman tersebut dengan perisai miliknya.

Lizardman tersebut terpental cukup jauh. Kakek itu berhenti dan menoleh ke arah Raz.

“Berdirilah! Ambil senjata dan bertarunglah!” Teriak Kakek itu

Kakek itu kemudian berlari melawan kembali lizardman tadi. Tanpa pikir panjang Raz mencari sebuah senjata sesuai yang diperintahkan kakek itu.

Dia mengambil pedang dari pria yang terpenggal, dan mulai bersiaga mencari Lizardman terdekat. Terlihat tidak jauh darinya Lizardman yang sudah lemah dan terluka mendekatinya.

Raz mengambil inisiatif berlari ke arahnya lebih dahulu. Dia menebaskan pedang secara horizontal ke arah tangannya. Sayangnya luka yang dia berikan tidak cukup dalam. Lizardman itu melompat ke belakang dan mulai mengayunkan tombak kapak nya ke arah Raz.

Secara reflek Raz berhasil menahan serangannya. Serangannya tidak cukup kuat dan lambat, mungkin karena Lizardman tersebut sudah letih.

Karena rasa takut Raz akan kematian, secara tidak disadari Raz langsung mengubah pedangnya dari bertahan ke menyerang. Dia tebaskan kembali pedangnya ke perut Lizardman itu. Luka yang dia berikan kali ini cukup dalam dan kuat. Darah dan isi perutnya menyembur keluar.

Ini kali pertamanya Raz membunuh dan melihat langsung darah seperti ini. Seketika itu pula Raz  muntah ditempat, kepalanya terasa pusing dan tubuhnya lemas.

Tapi rasa takutnya mengalahkan rasa mual. Segera dia memaksakan diri untuk bangkit berdiri dan memasang kuda-kuda, kembali memegang pedangnya dengan kedua tangan khawatir akan diserang oleh Lizardman yang lainnya.

Dengan mata sedikit sayu dia melihat seorang prajurit yang sedang bertarung. Prajurit itu tidak seperti ksatria lainnya yang memakai zirah silver. Dia memakai zirah berwarna merah seperti zirah samurai jepang dan memakai tombak.

Lawan prajurit ini sepertinya salah satu Kapten dari para Lizardman, terlihat dari postur tubuh yang cukup besar dan sedikit hiasan di kepalanya. Pertarungan mereka cukup epik jika dibilang. Malah prajurit ini kewalahan menghadapinya.

Melihatnya semakin terdesak, Raz memberanikan diri membantunya. Raz berlari ke arah Lizardman dan melompat mengarahkan pedangnya ke kepala Lizardman. Tapi ternyata Lizardman itu sadar dan menghindarinya. Raz segera mundur dan merapat ke prajurit itu.

“Hey terima kasih kawan!” ucap prajurit itu merasa lega.

“Ayo kita bereskan Lizardman itu bersama!” Balas Raz.

Sebenarnya Raz pun tidak terlalu yakin bisa menang melawan Lizardman ini, hanya saja dia tidak punya banyak pilihan lagi. Bertarung atau mati.

“Aku kesulitan melawannya dengan tombak ini, Lizardman itu menggunakan pedang besar tapi pendek. Dia selalu membuatku berada dalam situasi pertarungan jarak dekat, Jelas itu kelemahanku sebagai pemakai tombak.” Ucap prajurit memberi informasi pada Raz.

“Baiklah, serahkan pertahanan pada ku. Kau fokus menyerang saat dia lengah.” Ucap Raz pada Prajurit.

Strateginya adalah menahan Lizardman tersebut agar tetap berada di jangkauan tombak prajurit itu, sehingga mereka bisa mencari celah untuk membunuhnya.

Kemudian Prajurit itu berlari lalu menusukkan tombak ke arah Lizardman. Jelas Lizardman itu bisa menahan tombaknya, tapi ketika Lizardman itu akan membalas serangan prajurit, segera Raz masuk ke area serangannya dan menebaskan pedangnya pada Lizardman.

Mereka bekerja sama dengan sangat baik, bahkan mereka seperti sudah lama bertarung bersama sebelumnya, pergerakan mereka sangat sinkron.

Mungkin sepuluh sampai lima belas menit mereka bertarung imbang melawan Lizardman tersebut. mereka menemukan harapan menang melawannya karena mereka memberikan banyak luka serius pada lizardman itu.

Namun pada akhirnya Raz sadar, mereka tidak bisa seterusnya seperti ini. Raz yang masih pemula benar-benar kehabisan tenaga dengan cepat. Pertarungan panjang seperti ini justru tidak menguntungkan bagi mereka. Jika dipikirkan kembali mungkin Raz hanya bisa menahan serangan Lizardman itu dua sampai tiga lagi.

Prajurit itu pun sepertinya sadar akan kondisi Raz, melihat ritme menyerang  yang mulai berantakan. Dan bukan mereka saja yang sadar, Lizardman itu pun sadar dan segera mengambil tindakan dari kelemahan kerja sama mereka.

Lizardman itu mengeluarkan tebasan yang sangat kuat dalam posisi yang kurang menguntungkan, lebih seperti memaksakan menyerang agar mendapat serangan kejutan. Dan benar saja, Raz yang tidak siap menahan serangan tersebut menerimanya dengan kurang baik.

Raz terpental ke belakang dan terjatuh di tanah. Perutnya  terluka, walaupun sepertinya hanya tebasan tipis tapi Raz sudah tidak bisa bertarung lagi.

Raz yang menahan sakit dan terengah-engah berusaha untuk bangkit, dia tersujud menahan sakit dari lukanya. Kemudian dia melihat ke arah prajurit itu, Prajurit itu kesulitan bertarung sendiri.

Argh sakit sekali perutku, apa aku akan mati? Mati di tanah asing tidak tahu dimana.” Batinnya meratapi situasi.

Saat Raz berpikir ini semua sudah tidak ada harapan, dia melihat gadis cantik berambut pirang dengan zirah emas, melayang dengan bayangan sayap emas di belakangnya. Dia mengangkat pedangnya dan mengeluarkan cahaya terang yang menyinari seisi pulau.

“<Shining Light>!” Teriak gadis itu.

Raz terpukau akan sosok gadis ini, dia melihat gadis ini seperti seorang dewi perang yang turun dari langit menolong mereka.

Cahaya itu menyinari mereka semua yang ada di sana. Dan anehnya cahaya itu membuat rasa sakit dan lelah hilang. Seperti sebuah sihir penyembuh atau sihir penguat.

Raz yang tadinya sudah tidak bisa bertarung, sekarang menjadi merasa bersemangat dan penuh energi. Dia berlari membantu prajurit itu kembali.

“Senang akhirnya kau Kembali Kawan!” Teriak Prajurit itu kegirangan melihat Raz.

Mereka akhirnya berhasil mendesak Lizardman. Raz menebaskan pedangnya dari bawah ke atas dan berhasil menggoyahkan posisi lizardman, prajurit itu tidak menyia-nyiakan kesempatan ini. Dia berhasil mendaratkan ujung tombaknya pada leher Lizardman.

Lizardman itu pun terjatuh dengan tombak menusuk lehernya. Darahnya yang keluar menandakan kemenangan atas pertarungan mereka.

Raz dan Prajurit itu berteriak kegirangan, semua rasa lelah dan sakit mereka terasa terbayar lunas atas pencapaian mengalahkan Lizardman itu. Terlihat ksatria lain pun sepertinya sudah mendekati akhir pertarungan mereka. Pertarungan melawan para Lizardman dimenangkan oleh para prajurit zirah silver.

Raz duduk kelelahan sambil tertawa bersama prajurit itu, kemudian mereka pun terlibat dalam obrolan

“Hey, terima kasih sudah membantuku kawan. Aku Jujube, siapa namamu?” Tanyanya

“Aku Razzara. Senang bisa bertarung di sisimu---” jawabnya sambil tersenyum, “---Ini benar-benar pengalaman yang bagus”

“Hahaha pengalaman bagus? Memang dari mana kau? Kau tampak seperti bukan dari pasukan kami.”

“Ya, justru itu yang ingin aku tanyakan, sebenarnya dimana ini?” Balas Raz

“’Dimana?’ Apa maksudmu dengan ‘dimana’?” Tanya Jujube keheranan.

Belum sempat Raz menjawab pertanyaan Jujube, seseorang menepuk pundak Raz dari belakang..

“Oh kau selamat ternyata anak muda! Anak muda ini benar-benar penuh keberuntungan, ho ho ho”

Ternyata itu Kakek ksatria dengan perisai yang menyelamatkan Raz sebelumnya.

“Oh Kakek aku sangat berterima kasih pada Kakek, karena kakek nyawaku terselamatkan.” Jawab Raz sambil berdiri.

“Ya, itu bukan apa-apa, ini medan perang, kita harus saling membantu. Tapi apa kau terluka saat perang tadi?”

“Tidak banyak, hanya luka gores di perut saja.”

“jangan menyepelekan luka, tetap harus kau perhatikan dan obati.” nasihat Kakek tersebut.

Kemudian gadis cantik berambut pirang seperti dewi perang yang Raz lihat sebelumnya datang menghampiri mereka. Ketika Raz lihat dari dekat dia benar-benar memiliki wajah yang cantik, kulit putih mulus dengan mata yang tajam. Sungguh pria manapun akan tunduk pada kecantikannya.

“Oh ternyata ada Kapten, aku lupa memperkenalkan diri, Namaku Gaeus Reel. Dan Ini Kapten pasukan kami, Eleanor Zelleneberg, atau kami menyebutnya Kapten Elena” Ucap Kakek itu terkejut melihat kedatangan gadis pirang yang ternyata Kapten pasukannya.

“Perkenalkan aku Razzara”

“Dari pasukan mana kau?!” tanya Elena dengan tatapan penuh curiga

“Aku tidak mengerti, aku bukan dari pasukan manapun” jawab Raz

“Lalu jawab pertanyaanku, Apa kau mata-mata atau penduduk asli pulau ini?”

“Aku benar-benar tidak mengerti pertanyaanmu. Aku bukan dari manapun, dan aku tidak tahu ini dimana atau bahkan kalian ini siapa. Dan kadal itu pun aku tidak tahu apa!” Ucap Raz yang berusaha meyakinkan Elena.

Elena yang menatap Raz dengan penuh curiga dan kebingungan, memalingkan wajahnya melihat kearah Gaeus, seperti bertanya tentang kondisi saat ini, dan Gaeus pun hanya mengangkat alis dan tangannya ke atas memberi tanda tidak mengerti sedikitpun.

“Ok, ok . Bagaimana kalau kita obati luka kita dulu sambil melanjutkan obrolannya. Kapten bagaimana kalau kita tanya dan jelaskan dulu apa yang dia ketahui.” Ucap Kakek Gaeus berusaha menengahi Raz dan Elena

“Baiklah, coba jelaskan tentang siapa dirimu!” Balas Elena sambil menatap Ras dengan tajam.

Ya memang masuk akal, Raz yang tidak tahu darimana asal usulnya tiba-tiba muncul di dalam pasukan, ikut bertarung dengan pakaian kaos tanpa armor ataupun senjata satupun, tentunya akan sangat mencurigakan bagi semua orang. Raz pun mengerti hal ini, dan dia juga tahu dia akan dicurigai oleh Elena.

Kemudian Raz mulai menjelaskan dirinya, tidak ada gunanya dia membual atau mengada-ada, dia menjelaskan sejujur mungkin latar belakangnya. Dia seorang murid SMA yang terjebak oleh invasi monster dari sebuah Portal Break, dan dia tiba-tiba berpindah entah kemana.  

Namun yang Elena, Gaeus dan Jujube dengar benar-benar membuat mereka semakin kebingungan dan tidak tahu apapun tentang semua yang dijelaskan oleh Raz.

Raz pun kebingungan untuk melanjutkan penjelasan kejadiannya pada mereka, Akhirnya Raz pun berpikir untuk bertanya balik.

“Baiklah sepertinya tidak satupun dari kalian mengerti yang aku katakan, bagaimana kalau sekarang kalian katakan apa yang terjadi di sini dan dimana ini?”

Mereka pun saling menatap satu sama lain dengan tatapan bingung dan heran. Mereka tidak tahu harus menjelaskan dari mana, tapi kemudian Elena dengan wajah serius nya mulai menjelaskannya pada Raz.

Dan penjelasan dari Elena benar-benar diluar ekspektasi Raz selama ini.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status