Share

Bab 2

"Ini adalah kartu hitam Lawana, di dalamnya ada 2 triliun. Kamu bisa belanja di toko milik Serikat Dagang Lawana di Kota Tawuna ini."

"Oh ya, karena baru sampai di sini, mungkin Anda masih belum punya tempat tinggal. Ini kunci vila di Distrik Terra 1. Mohon diterima."

Mata Tobi seakan bisa melihat semua dengan jelas, lalu dia bertanya, "Murah hati sekali. Katakan, apa yang terjadi?"

"Raja Naga memang bijaksana. Putriku, Jessi, sekujur tubuhnya sering menggigil dalam enam bulan terakhir ini. Kami sudah mengunjungi banyak dokter terkenal, tapi nggak ada yang bisa menyembuhkannya," ujar Damar.

"Nggak apa-apa. Hanya masalah kecil. Kalau ada waktu, besok aku akan mengobatinya."

"Syukurlah! Terima kasih, Raja Naga!" kata Damar. Dia telah mencari tahu masalah ini begitu lama dan akhirnya menemukan sebuah rahasia besar.

Ternyata Raja Naga yang masih muda itu adalah Dewa Medis yang telah dia cari-cari selama ini. Dia benar-benar Dewa Medis yang misterius.

Tidak bisa dipercaya. Siapa yang mengira Dewa Medis legendaris itu bukan hanya muda, tetapi dia juga seorang Raja Naga dari Sekte Naga.

Setelah Tobi berjanji kepadanya, Damar sangat senang, lalu dia berkata, "Raja Naga, apa masih punya instruksi lainnya? Seharusnya nggak ada yang nggak bisa kulakukan di Kota Tawuna ini."

"Bantu aku carikan seorang gadis kecil," kata Tobi sambil menceritakan situasinya kepada Damar.

"Baik! Aku pasti berusaha semaksimal mungkin untuk menemukannya!"

"Oh ya, aku mengadakan jamuan makan malam ini dan mengundang banyak selebriti papan atas untuk menyambut Raja Naga," tambah Damar.

Saat mendengar itu, Tobi mengerutkan keningnya sambil berkata, "Aku nggak suka jadi pusat perhatian, batalkan jamuan makan itu saja."

"Tapi, aku sudah memesan tempat," ucap Damar lagi.

"Batalkan saja," pinta Tobi.

"Baiklah."

"Kalau nggak ada masalah lagi, turunkan aku di sini. Oh ya, lain kali jangan sebut Raja Naga lagi, panggil aku Tuan Tobi saja." Tobi tidak ingin sebutannya itu menarik perhatian orang-orang.

"Baik!"

Begitu Damar mendengar bahwa Tobi ingin bersikap rendah hati, dia segera memberinya hormat.

Meskipun baru berbicara sebentar, sejak pria itu mengambil alih, tidak ada seorang pun yang bisa membuat Damar merasa tegang dan tertekan seperti sekarang ini.

Setelah mereka berpisah, Tobi pun pergi sarapan dulu, lalu segera naik taksi ke tempat tinggal tunangannya.

Vila Matahari.

Setelah sampai di sana, ada pelayan yang segera melapor tentang kedatangannya. Begitu Tobi memasuki lobi vila, dia melihat seorang wanita cantik berjalan ke arahnya.

Wanita itu memiliki wajah oval, alis yang agak melengkung, bibir merah muda, tubuh yang langsing dan sepasang kaki putih yang ramping. Wanita itu tampak anggun, tetapi terkesan agak dingin.

Setelah dilihat lebih dekat, ternyata itu adalah wanita yang dia temui tadi malam. Dia tidak menyangka bisa bertemu dengan wanita itu di sini.

Namun, wanita ini cantik sekali hingga Tobi tidak bisa menyembunyikan kekagumannya. Sayangnya, sifat wanita itu sangat dingin dan membuat orang merasa sulit untuk mendekatinya.

Ketika Widia melihat Tobi, ekspresi wajahnya seketika berubah. Dia bertanya dengan cemas, "Apa yang kamu lakukan di sini?"

Bukankah bajingan ini sudah berjanji kepadanya pagi ini? Widia tidak menyangka pria ini akan mengikutinya ke rumah. Jelas sekali, pria ini pasti ingin memerasnya.

"Aku datang mencari istriku."

Setelah mendengar ini, Widia makin yakin dengan dugaannya. Kemudian, dia berkata dengan marah, "Jangan mimpi! Aku nggak akan diancam seperti itu."

"Apa yang kamu bicarakan? Aku di sini untuk menemui tunanganku, Widia Lianto, bukan kamu."

"Nama tunanganmu Widia Lianto? Kamu Tobi Yudistira?"

Akhirnya Widia teringat bahwa dia pernah mendengar kakeknya menyebut nama pria itu, tetapi dia belum pernah melihatnya. Kakeknya mengatakan bahwa Tobi adalah pria yang luar biasa, tetapi nyatanya dia bajingan yang berpakaian kolot ini.

Dalam perjalanan pulang tadi, Widia tidak bisa berpikir jernih.

Dia tidak menyangka, direktur hebat dari Keluarga Lianto yang memiliki gelar master di luar negeri seperti dirinya ini justru menyerahkan kesuciannya kepada bajingan yang tidak berguna. Widia sangat menyesal dan ingin mengakhiri hidupnya.

Namun, dia tidak menyangka kalau pria udik ini adalah tunangannya.

Lebih baik dia mati daripada menikahi pria seperti ini.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
nesa artana
kok tidak mau lanhsung membuka bab terakhir yg kita telah baca malah membuka bab2 yg sdh dibaca malah mahal.lagi perbabnya terlalu mahal untuk membaca satu babnya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status