“Lalu habis dari sini kamu ingin ke mana ?” Tanya Tania
“Tidak tahu, yang pasti aku akan berusaha untuk menjadi orang sukses dan kembali ke keluarga, untuk mengajak Kak Ara dan Mira pergi dari sana” Ucap Rain
“Kalau begitu saya mau membantu kamu, kamu tinggal di sini menjadi anak saya dan buktikan ke keluarga kamu itu kalau kamu bisa sukses dan kamu ukan beban keluarga” Ucap Laura tanpa pikir panjang yang membuat Rain kaget dan bahkan dia tidak percaya kalau Laura bilang seperti itu pada dirinya
Rain pun masih belum sadar atas keterkejutannya atas apa yang di bilang Laura ini, Bahkan Rain tidak menyangka akan di tolong oleh Laura dan sekarang dia di bkin terkejut lagi atas apa yang di bilang Laura tadi.
Melihat Rain tidak menjawab dan masih terbengong Laura memanggil Rain beberapa kali
“Rain” Ucap Laura Rain masih belum menyadarinya
“Rain” Ucap Laura lagi dan lagi-lagi Rain tidak menyadarinya
“Bunda, sepertinya Bunda membuatnya kaget” Ucap Tania yang juga agak kaget dengan ucapan Bunda Laura.
“Sepertinya begitu” Ucap Bunda Laura
“Rain” Ucap Laura lagi dan Rain baru tersadar dari keterkejutannya
“Iya” Ucap Rain yang baru saja tersadar
“Bagaimana ?” Tanya Laura
“Tapi...” Ucap Rain yang belum di selesai berbicara namun langsung di potong oleh Laura
“Rain saya tidak bisa penolakan, dan sekarang kamu adalah anak saya dan mulai sekarang kamu Rain, harus memanggil saya dengan bunda seperti Tania” Ucap Laura ini dengan sangat tegas
“Rain, Bunda tidak bisa menerima penolakan, kalau sampai di menerima penolakan dia akan marah besar pada orang itu” Ucap Tania dengan senyum dan ternyata Tania juga setuju dengan Bunda Laura kalau Rain di angkat ana oleh Laura dan kalau sampai itu terjadi maka dia punya teman di rumah untuk menemaninya, mangkanya dia sangat setuju kalau Rain di angkat anak oleh Laura
“Tapi ini di luar logika saya, saya tidak bisa menerimanya” Ucap Rain yang tidak bisa menerima semua ini secara mengejutkan seperti ini
“Kamu akan menerimanya secara pelan-pelan nanti, ingat Rain kalau saya tidak bisa menerima penolakan, seperti yang Tania bilang” Ucap Laura
“Sudah terima saja Rain, karena kamu tidak punya pilihan, kamu harus menerima ini emua walapun ini mengejutkan buat kamu” Ucap Tania dengan senyum yang juga setuju, dan mereka berdua sangat kompak seali.
“Habis ini saya akan menyuruh orang untuk mengurus data-data kamu untuk menjadi anak saya, jadi keluarga kamu tidak akan bisa mengambil kamu dari saya nanti” Ucap Laura dengan serius
“oh iya, kamu umur berapa Rain ?” Tanya Laura yang penasaran
“Dua puluh satu” Jawab Rain dengan singkat dan lemas karena dia masih lemah
“Berarti sama sama Tania, Kamu bulan apa ?” Tanya Laura saja karena ini semakin menarik untuknya
“Desember” Jawab Rain
“Loh sama lagi Bunda, kamu tanggal berapa ?” Tanya Tania yang juga terkejut
“Saya lahir tanggal sebelas Desember tahun seribu sembilan ratus sembilan puluh sembilan” Ucap Rain dengan lengkap supya lebih jelas
“Bunda, sama Bun,” Ucap Tania dengan kaget
“Bun, aku sangat setuju apa yang Bunda lakukan, kalau Rain menolaknya, kita kurung aja dia di rumah ini dan tidak memperbolehkannya keluar dari sini” Ucap Tania dengan santai
“Aku tidak ingin di sini, dan aku mau keluar” Ucap Rain dia menolak untuk menjadi anaknya dari orang terkaya di Indonesia dan bahkan Asia
“Bunda sudah bilang kalau Bunda tidak bisa menerima penolakan” Ucap Laura yang tiba-tiba saja memanggil dirinya Bunda kepada Rain
“Sudah Rain, nurut aja sih, au juga setuju sama Bunda, lagian kan katanya kamu mau membuktikan pada eluarga kamu yang di sana kalau kamu akan menjadi orang sukses, dan tuhan kasih itu lewat kami” Ucap Tania dan lanjut bilang “Dan yang penting aku punya teman di rumah ini sekaligus keluarga baru” Ucap Tania dengan senyum sangat senang karena Rain
“Tania panggil Fterin suruh ke sini” Ucap Laura
“Baik Bunda” Ucap Tania dan Tania pun memanggil Fetrin untuk ke kamar rawat Rain menggunkan Ht, karena rumah ini terlalu besar, dan bahkan bisa di bilang lebih luas rumah Bunda Laura di banding Istana Negara.
“Bibi Fetrin di panggil Bunda, ke kamar rawat yah sekarang” Ucap Tania, Tania memanggil Fetrin dengan sebutan Bibi, kalau biasanya Bibi itu seorang pembantu, tapi ini bukan, bisa di bilang Bibi Fetrin yang di sebut Tania itu adalah untuk memanggil orang yang lebih tua dari dirinya dan bisa di bilang Bibi itu kata pengganti Tante, di rumah ini Tania memanggilnya Bibi.
“Siap Non” Jawab Bibi Fetrin
Bibi Fetrin adalah ketua Bodyguard pasukan Bunda Laura dan juga pengurus segala hal di keluarga Laura dan kali ini Bibi Fetrin di panggil Bund apasti karena masalah Rain tadi yang ingin di angkat oleh Bunda Laura sebagai anaknya.
“Sudah Bunda” Ucap Tania dengan senyum
Dan tidak lama kemudian Bibi Fetrin pun datang ke kamar rawat yang di bilang Tania itu yang tidak lain adalah kamar yang sedang di tempati oleh Rain
“Siap, ada yang bisa saya bantu Bos ?” Tanya Bibi Fetrin
“Iya, segera kamu urus surat surat untuk pengangkatan Rain menjadi anak saya, saya ingin mengangkat dia sebagai anak resmi saya, lakukan dengan cepat” Ucap Bunda Laura yang terlihat sangat serius
“Siap Bos, akan saya laksanakan” Ucap Bibi Fetrin
“Saya ingin ini cepat selesai” Ucap Bunda Laura dengan serius
“Siap Bos” Jawab Bibi Fetrin dengan tegas
Dan setelah itu Bibi Fetrin pun keluar untuk melakukan tugasnya dengan baik, sedangkan Bunda Laura dan Tania kembali ke Rain.
“Rain, sekarang kamu manggil saya dengan sebutan Bunda” Ucap Bunda Laura dengan senyum sambil mengelus rambut Rain yang sangat halus
“Tapi, saya tidak...” Protes Rain yang belum selesai langsung di potong oleh Bunda Laura
“Engga ada tapi-tapian Rain” Ucap Bunda Laura
“Bukan begitu Bu, dengarkan saya dulu, saya takut mengewakan Ibu, karena Ibu harus tahu kalau saya tidak punya kelebihan apa-apa, dan bahkan saya banyak banget kekurangannya, dan saya takut kalau Ibu kecewa sama saya” Ucap Raian mencari alasan karena sebenarnya dia tidak mau untuk menjadi anaknya Bunda Laura, namun hal yang dia tidak punya kelebihan dan masih banyak kekurangan itu adalah hal benar dan fakta
“Bunda, tidak akan kecewa sama kamu, itu tidak masalah buat Bunda, bahkan Tania saja tidak bisa apa-apa, dan dia selalu di bodohi oleh teman-temannya, jadi kami jangan khawatir, Bunda tidak akan kecewa sama kamu” Ucap Bunda Laura dengan senyum
Dan Rain mendengar itu dia kecewa, ini tidak seuai yang dia harapkan, Bunda Laura malah menyukainya dan tidak ada masalah dengan itu, ini membuat Rain salah membuat keputusan“Jadi mulai sekarang Rain adalah anak Bunda sama seperti Tania, dan Rain harus memanggil dengan sebutan Bunda ya Rain” Ucap Bunda Laura dengan senyumDan Rain hanya mengangguk pelan saja, tanpa bicara karena hal ini yang dia tidak ingin kan,“Coba Bunda ingin dengan Rain menyebut Bunda sama Bunda” Pinta Bunda Laura dengan senyumDan Rain dengan trpaksa memanggil Bunda dengan pelan “Bunda” Ucap Rain dengan suara pelan yang membuat Bunda Laura dan Tania tersenyumDan setelah itu tiba-tiba saja ada sesuatu yang berbunyi, yaitu perut Rain, karena dari emarin siang Raian belum sempat makan, sampai dia harus kelelahan melawan para penjahat yang ingin merampok dan melecehkan Bunda Laura dan itu membuat Bunda Laura dan Tania tersenyum.&ldquo
Rain pun bingung kenapa mereka ada di sana, Rain pun berpikir kalau rumah sebesar ini pasti di pasangin CCTV, dia pun lengah dalam masalah ini, dan ternyata ini tidak semudah yang dia bayangkan.Namun dia tetap berusaha untuk keluar dari tempat ini, Rain berusaha tetap tidak terjadi apa-apa dan dia jalan dengan santai menuju Bibi Fetrin dan lainnya yang sudah menunggu di gerbang untuk menghalangi Rain keluar dari rumah besar dan mewah ini.“Hai” ucap Rain dengan senyum ramah, namun muka mereka semua sangat tegang dan bahkan sangst serius menatap Rain.Beberapa hari cukup untuk Bibi Fetrin mengenal Rain karena dia selalu membantu Rain karena itu perintah dari Laura, karena sekarang Rain adalah anak Bosnya yaitu Laura, mangkanya dia selalu membantu Rain untuk semua masalah ketika Rain di rawat, namun tidak untuk kali ini.“Mau ke mana Rain ?” tanya Bibi Fetrin dengan santai“Mau pergi Bi” jawab Rain dengan santai
Melihat Rain terdiam berdiri di depan pintu, Tania bertanya “Rain ada apa ?’ Tanya TaniaRain pun masih terdiam dan bahkan dia tidak sadar kalau dari tadi Tania memanggilnya“Rain” panggil Tania lagi dan Rain masih belum sadar jugaRain tersadar ketika pandangannya terhalang oleh wajah cantiknya Tania yang berada sangat dekat dengan wajahnya, Rain pun langsung kaget dan mundur beberapa langkah.“Kamu kenapa kok diam ?” Tanya Tania“Engga apa-apa” Jawab Rain yang sudah tersadar dari keterkejutannyaDan setelah itu Tania menjelaskan kamar canggih ini, kalau Rain membutuhan sesuatu dia tinggal menggunakan telefon yang ada di samping tempat tidurnya dan juga Tania menunjukan lemari yang sudha penuh dengan baju-baju yang sangat bagus dan pasti sangat mahal-mahal dan keluaran terbaru dari berbagai brand terkenal yang ada di dunia.“Ini baju-baju kamu” Ucap Tania menunjukan baju-baj
“Aku tidak ingin makan, yang aku ingin sekarang adalah keluar dari rumah ini” Ucap Rain tanpa melihat ke Tania“Kalau kamu engga makan, nanti kamu sakit loh” Ucap Tania dengan lembut sambil duduk bersama Tania di depan kaca besar yang menghadap pemandangan yang indah di luar“Aku tidak peduli, biarkan aku mati di sini” Ucap Rain dengan putus asa yang masih melihat daun-daun yang seolah tersenyum padanya dan memberi tahu kalau ini adalah takdir kamu“Kamu jangan bicara seperti itu, itu tidak baik” Ucap Tania menasihati Rain“Aku tidak bisa menerima ini semua, ini bukan yang aku harapkan” Ucap Rain dengan mata yang berkaca kaca“Ini takdir kamu Rain” Ucap Tania dengan serius dan lanjut bilang “Rain dengar aku,” Ucap Tania namun tidak di tanggapi oleh Rain. Karena melihat dirinya di tanggapi oleh Rain, Tania langsung memalingkan wajahnya Rain hingga menghadap persis ke
Dan Dokter tersebut juga menjelaskan tentang Medical Xpress mejelaskan bahwa kmatian bisa terjadi pada hari ke empat puluh sampai enam puluh, tergantung daya tahan tubuh seseorang. Dan dokter itu bilang kematian dapat terjadi perlahan dan menyakitkan aibat kegagalan fungsi organ tubuh.Dan Bunda Laura yang mendengarkan itu pun menangis karena Rain hampir saja mati jia tidak mendapatkan pertolongan medis dengan cepat.Lalu Bunda Laura menyuruh dokter untuk merawat Rain dengan perawatan yang terbaik yang ada di rumah sakitnya dan doketr pun mengiyakan dan menyanggupi.Dan setelah itu Dokter tersebut mengebarkan rumah sakit miliknya langsung dan menyuruh mereka membawa alat-alat terbaik dan perawat terbaik yang ada di rumah sakitnya, dan juga rumah sakit yang dokter ini miliki adalah rumah sakit ternama di Indonesia dan bahkan rumah sakit terbagus yang ada di indonesia dan Asia.Dan setelah itu tidak lama kemudian semua yang di pesan dokter tersebut dan dokt
Mendengar itu Kak Ara pun langsung masuk ke kamar mandi dan menangis karena tidak menyangka kalau adik-adiknya akan melakukan itu, karena tadi pada saat mereka memberi uang itu mereka bilang mereka punya simpanan, ternyata itu hanya tipu daya mereka saja supaya Kak Ara mengambil uang yang mereka beri.Mengingat itu semua Kak Ara pun tidak tahan dan menangis kembali lalu di tenangkan oleh Mira kembali.Kak Ara menyesali karena dia tidak bisa menahan adiknya itu untuk tidak pergi, sementara Om Erik yang baru pulang entah dari mana itu melihat kalau Kak Ara menangis dan dia langsung masuk ke kamar Kak Ara dan bilang “Sudah lah engga usah anak engga berguna seperti itu di tangisin, orang kaya Rain itu tidak pantas di tangisin” Ucap Om Erik yang tidak sadar diri kalau dirinya lah beban keluarga sebenarnya dan bahkan dia selalu meminta uang pada Kak Ara.Dan Kak Ara hanya bilang “Ini bukan urusan Om Erik, jadi om Erik tidak usah ikut campur, lagian j
Lalu Bibi Fetrin menghampiri Tania dan Rain lalu bertanya pada mereka “Non Tania dan Tuan muda Rain ada yang bisa saya bantu ?” tanya Bibi Fetrin“Tidak ada Bi, Rain mau melihat kalian berlatih” Jawab Tania dengan senyum“Bi, apa Bibi fetrin hebat dalam bela diri ?” tanya Rain penasaran karena tadi Rain melihat kalau yang melatih para pria berjas itu adalah Bibi Fetrin“Rain, Bibi Fetrin ini sangat hebat dalam bela diri, di sini dia yang melatih mereka semua hingga mereka bisa hebat dan tak terkalahkan oleh bodyguard lain, dan bisa di bilang mereka adalah para bodyguard terbaik di Indonesia dan bahkan Asia” Ucap Tania dengan lembut sambil berjongkok di depan Rain“Benarkah ?” tanya Rain yang masih ragu“Iya” Jawab Tania dengan senyum sambil mengusap tangannya Rain dengan lembut“Bibi Fetrin” Ucap Rain“Iya, kenapa Tuan Muda Rain ?” tanya Bi
Rain kembali menyendiri lagi di kamarnya melihat daun-daun itu yang selalu menunggu sang fajar tiba, Rain selalu melihat dan memperhatikan daun-daun tersebut sampai sang fajar benar-benar tenggelam dan tidak meninggalkan warna jingganya yang indah.Hingga sang fajar berganti dengan bintang-bintang dan purnama yang sangat indah dan lagi-lagi Rain melihat kalau purnama itu tersenyum padanya sama seperti daun-daun saat menunggu sang fajar tiba , purnama itu seolah-olah bilang kalau ini takdir yang harus kamu jalani dan seoalh purnama itu bilangBerbahagialah Rain, meskipun segala kenyataan ini tak berjalan dengan baik sesuai kehendakmu. Tetap berbahagialah letika kamu mendapati keaikan dari sisi berbeda. Dari beberapa atau di setiap kejadian.Tetaplah teguh Rain, menenangkan, dan damai dia antara derasnya arus kehidupan. Dan percaya bahwa kamu bisa menghadapinya bukan menghuindarinya.Cahaya akan terbit di masa mendatang, jejak harapan terlimpahkan bagi mere