Risa tergelak mendengar permintaan Naira. Saat itu dia masih di hotel bersama Dion. Tatapan Dion padanya menyiratkan rasa ingin tahu alasan istrinya sampai tertawa seperti itu.Namun Risa malah menghindarinya, tidak tahan Dionpun akhirnya mendekati Risa dan memeluknya. Teriakan Risa mengagetkan Naira di telfon. "Kamu kenapa Sa, kok kaget gitu! "Wajah Risa sudah memerah karena malu, "Maaf ya Nay, nanti kita lanjutin lagi, assalamualaikum." Risa langsung mencubit tangan Dion yang masih melingkar di perutnya."Ihh, dasar jahil..udah tau lagi telfonan main peluk-peluk aja." Risa mencubit gemas juga pipi Dion. Mereka berdua akhirnya tertawa bersama.Dion kini menikmati momen kebersamaan dengan istrinya tanpa gangguan Leon. Dia mengijinkan Risa untuk memberitahu Leon tentang statusnya.Dion tidak tahan dengan kecemburuannya kalau Leon sedang menikmati wajah cantik istrinya. Padahal saat itu Risa tidak pernah membalas perhatian Leon padanya.Tiba-tiba terdengar bunyi ponsel Dion menjerit me
Daniar diam-diam ternyata ingin sekali membalas dendam pada Daren. Saat dia keluar tadi, orang yang dia suruh untuk menyabotase mobil Daren sudah selesai menjalankan tugasnya.Namun Daniar tidak menyadari jika ponselnya sudah disadap oleh Bara. Mendengar semua percakapan Daniar di telfon membuat Bara terbelalak. Ternyata Daniar bukannya berubah malah semakin menjadi.Bara segera menghubungi Daren sebelum terlambat. "Broo, ada dimana lo sekarang? " Daren kini sedang mencari makanan di sekitar rumah sakit. Tadinya Daren mengajak Vanesa untuk keluar, namun kunci mobilnya tertinggal diruangan mamanya.Selain itu butuh waktu lama jika harus keluar. Saat sedang menunggu pesanannya terdengar ponselnya menjerit. Saat mendengar suara Bara diponsel Daren melotot kaget, "Gue lagi di rumah sakit, nyokap gue lagi drop. Daniar sudah gila! Untung gue ngga jadi keluar sama Vanesa! "Bara menarik nafasnya lega saat tau Daren dan Vanesa tidak sedang berkendara. Daniar memang keterlaluan, kini Daren tid
Daniar terlihat mondar-mandir gelisah di apartemennya. Sampai sekarang dia belum juga mendengar kabar kecelakaannya Daren. Lebih baik lagi jika sekalian bareng Vanesa, namun setelah beberapa jam tidak ada kabar sama sekali."Halo, Heh..! Kamu dimana, kenapa sampai sekarang belum ada kabar apapun? " Terdengar suara tergagap ketakutan dari seberang, "Eh.. Anu bu.. Itu..! " Daniar merasa dirinya dipermainkan, "Jangan main-main ya kamu, tadi kamu sudah menyanggupi apa yang saya perintahkan, tapi mana buktinya!! "Daniar sudah berang, dia marah karena keinginannya tidak tercapai. Tidak lama kemudian terdengar suara yang berbeda menjawab telfonnya, "Maaf, anda bu Daniar kan? Serahkan diri anda ke polisi sekarang juga, saya sudah mengetahui tempat anda, silahkan anda keluar! "Sontak Daniar membelalak, tadi yang dia dengar tidak salah kan? Polisi sudah berada di depan apartemennya, kini dia mulai panik. "Buka pintunya bu! Atau mau saya dobrak !! "Daniar semakin gemetar ketakutan, matanya ny
Sekarang tugasnya sudah selesai, Bara berpamitan kepada Daren, semua bukti kejahatan Daniar sudah dia serahkan ke polisi. Kini dia ingin mengikuti jejak saudaranya Baron."Lo, ngga usah jauh-jauh Bara. Kalau lo mau kerja mendingan sama gue aja." Bara hanya tersenyum, dia tidak ingin merepotkan Daren lagi. Apalagi sekarang tujuannya sudah tercapai yaitu memenjarakan Daniar.Ridwan terkesiap mendengar berita penangkapan Daniar. Wanita yang pernah mengisi hatinya bahkan sampai saat ini. Meskipun saat ini dia sudah bersama dengan Yuri bahkan sebentar lagi mereka akan menikah."Mas Ridwan, dicariin kemana-mana ternyata kamu lagi disini. Gimana dengan gedung pernikahannya, sudah mas booking belum kemarin ? "Ridwan tersentak menatap calon istrinya yang tiba-tiba muncul. "Eh, maaf aku lupa sayang." Yuri langsung cemberut sebal, Ridwan memang terkadang sering menyepelekan sesuatu yang penting."Duh, gimana sih sayang. Waktunya udah mepet banget loh! Istirahat ini kita langsung ke sana saja ya
Cris menatap Cinta karena masih menanyakan hal yang tidak penting padanya. "Kenapa Cinta? Memangnya aku keliatannya gimana? Kok kamu masih saja meragukan aku? "Kini wajahnya mulai memerah karena kesal, Cinta masih saja meributkan masa lalunya. Beruntung dia tidak mengetahui wajah Yuri, dia tau kalau Cinta sudah cemburu pasti akan mendiamkannya."Cris, kita ini akan menikah. Kalau hatimu masih menyimpan cinta untuknya sebaiknya pernikahan ini tidak usah diteruskan." Cris tentu saja tersentak, "Maksud kamu apa sih ngomong kaya gitu? " Atau jangan-jangan kamu sendiri yang ngga mau nikah sama aku? "Kini malah Cinta jadi gelagapan karena dituduh yang tidak-tidak oleh Cris. "Kamu sudah gila Cris, untuk apa aku mempersiapkan pernikahan ini jika aku tidak mau menikah denganmu, ngapain juga aku cape-cape mempersiapkan semuanya, mikir dong Cris kalau ngomong jangan asal jeplak aja! "Kini emosi Cinta sudah nyampe ke ubun-ubun. Akhirnya Cinta meninggalkan Cris yang sedang mematung tanpa pera
Ridwan kini dilanda kecemasan karena mendengar Daniar di penjara. Dia segera mencari waktu agar bisa menemui Daniar. Setelah urusan persiapan pernikahan selesai, dia segera mengantarkan Yuri pulang."Mas, mampir dulu deh.. Masih banyak yang harus kita bicarakan tentang persiapan pernikahan kita! " Namun Ridwan menjawabnya dengan gelengan kepala. "Nanti saja sayang, aku sudah lelah. Besok kan kita ketemu lagi di kantor."Yuri menarik nafasnya kecewa karena Ridwan terlihat menghindarinya. Padahal dia masih ingin berduaan dengan Ridwan. Entah kenapa belakangan ini dia selalu khawatir pernikahannya dengan Ridwan akan mengalami kendala.Perasaannya kini terombang-ambing karena pikirannya sendiri, padahal sebelumnya Yuri yakin sekali akan bersatu dengan Ridwan. Seringkali tasa cemas melanda dirinya."Maaf pak, bisakah saya bertemu dengan tahanan yang bernama Daniar? "Ridwan menunggu dengan cemas saat ingin bertemu dengan Daniar, matanya membelalak saat Daniar datang. Terlihat kurus tidak t
Yuri sudah tidak sabar lagi, dia ingin segera menamui Ridwan dikantor besok. Ternyata tidak mudah menghilangkan kecemasan yang melanda hatinya.Terlihat pagi ini Yuri bersemangat akan berangkat ke kantornya. Ayah dan ibunya menatap heran putrinya yang sepagi ini sudah siap berdandan paripurna untuk ke kantornya."Sarapanlah dulu Yuri, biar maag diperutmu tidak kambuh lagi." Ibu Yuri menasehatinya, karena belakangan ini sepertinya pola makan Yuri terlihat berantakan. Apalagi suasana hatinya juga seringkali berubah-ubah. Terkadang aura kebahagiaan terpancar di wajahnya namun sebentar kemudian mendung sudah menggelayuti dirinya.Memang belakangan ini Yuri sedang sibuk menyiapkan pernikahannya dengan Ridwan. Calon menantunya ini memang teman satu kerja di kantor anaknya. Namun dibanding dengan Cris mantan pacarnya dulu kelihatannya lebih sayang Cris dari pada Ridwan kepada Yuri.Tapi kebahagiaan anaknya justru terlihat saat bersama Ridwan. Sebagai orangtua sebenarnya mereka khawatir putri
Ayah Yuri terlihat sangat shock menerima kabar anaknya kecelakaan. Wajah ibu Yuri sudah penuh dengan air mata, firasat buruknya ternyata terjadi. Mereka bergegas menuju rumah sakit yang membawa putri mereka untuk mendapatkan perawatan.Ponsel Ridwan tidak berhenti berdering sejak tadi membuat Ridwan kesal karena mengganggu obrolannya dengan pengacara yang menangani kasus Daniar. Apalagi saat diliriknya tidak ada nama pengirimnya membuat Ridwan langsung merejecknya.Akhirnya polisi menghubungi orangtua korban setelah menelfon temannya tapi tidak juga diangkat. Ridwan kembali fokus untuk mendampingi Daniar agar bisa segera keluar dari penjara.Bara kini sudah bersama Baron lagi, Bara juga sudah menceritakan semua kejadian yang dialaminya bersama Daniar sampai akhirnya Daniar masuk penjara. Baron terlihat menggeleng-gelengkan kepalanya berkali-kali.Baron tidak percaya masih menemui orang seperti Daniar. Namun Baron melihat ada luka di mata adik sepupunya itu. "Lo kenapa Bar ? Lo ngga bi