Yuri sudah tidak sabar lagi, dia ingin segera menamui Ridwan dikantor besok. Ternyata tidak mudah menghilangkan kecemasan yang melanda hatinya.Terlihat pagi ini Yuri bersemangat akan berangkat ke kantornya. Ayah dan ibunya menatap heran putrinya yang sepagi ini sudah siap berdandan paripurna untuk ke kantornya."Sarapanlah dulu Yuri, biar maag diperutmu tidak kambuh lagi." Ibu Yuri menasehatinya, karena belakangan ini sepertinya pola makan Yuri terlihat berantakan. Apalagi suasana hatinya juga seringkali berubah-ubah. Terkadang aura kebahagiaan terpancar di wajahnya namun sebentar kemudian mendung sudah menggelayuti dirinya.Memang belakangan ini Yuri sedang sibuk menyiapkan pernikahannya dengan Ridwan. Calon menantunya ini memang teman satu kerja di kantor anaknya. Namun dibanding dengan Cris mantan pacarnya dulu kelihatannya lebih sayang Cris dari pada Ridwan kepada Yuri.Tapi kebahagiaan anaknya justru terlihat saat bersama Ridwan. Sebagai orangtua sebenarnya mereka khawatir putri
Ayah Yuri terlihat sangat shock menerima kabar anaknya kecelakaan. Wajah ibu Yuri sudah penuh dengan air mata, firasat buruknya ternyata terjadi. Mereka bergegas menuju rumah sakit yang membawa putri mereka untuk mendapatkan perawatan.Ponsel Ridwan tidak berhenti berdering sejak tadi membuat Ridwan kesal karena mengganggu obrolannya dengan pengacara yang menangani kasus Daniar. Apalagi saat diliriknya tidak ada nama pengirimnya membuat Ridwan langsung merejecknya.Akhirnya polisi menghubungi orangtua korban setelah menelfon temannya tapi tidak juga diangkat. Ridwan kembali fokus untuk mendampingi Daniar agar bisa segera keluar dari penjara.Bara kini sudah bersama Baron lagi, Bara juga sudah menceritakan semua kejadian yang dialaminya bersama Daniar sampai akhirnya Daniar masuk penjara. Baron terlihat menggeleng-gelengkan kepalanya berkali-kali.Baron tidak percaya masih menemui orang seperti Daniar. Namun Baron melihat ada luka di mata adik sepupunya itu. "Lo kenapa Bar ? Lo ngga bi
Cris menatap tidak percaya, saat melihat orang yang dicintainya kini sedang terbaring lemah. Matanya mulai berkaca-kaca, melihat kondisi Yuri yang tubuhnya dipenuhi dengan peralatan medis.Mama Yuri menatap Cris dan memintanya untuk mendekat pada Yuri. Tentu saja Ridwan tidak terima karena kini status Yuri bukan siapa-siapanya Cris lagi. Pemandangan itu tidak lepas dari ayahnya Yuri, dia menjadi tidak enak karena sikap istrinya."Kalau semuanya sudah selesai, mari kita bicara di luar saja." Melihat Yuri masih juga belum bergerak, akhirnya merekapun keluar ruangan. Cris yang belum puas menatap mantan kekasihnya yang sampai kini masih dia cintai tidak ingin keluar saat itu.Namun karena ayahnya Yuri bersikeras melakukannya maka merekapun segera keluar. "Maaf karena Yuri juga sampai saat ini masih belum sadar, saya mohon doanya pada kalian." Ayah Yuri meminta dengan sopan kepada Ridwan maupun Cris agar mendoakan kesembuhan Yuri.Ridwan hanya melirik calon mertuanya, dia tidak bisa memaks
Mami Cinta terlihat panik, setelah mengetahui kondisi Cinta yang tidak baik-baik saja. Tiba-tiba Cinta terlihat menggigil dan demam, mami Cinta sontak kebingungan, "Pii, Cinta demam nihh.. Aduh kemana sih si Papi? Perasaan tadi masih di sini kenapa udah ngilang aja!"Mami Cinta meraih tubuh anaknya agar bisa pindah ke tempat tidur. Namun dia tidak bisa melakukannya sendiri, hingga akhirnya dia berteriak memanggil suaminya. "Papiii, tolongin mamih ngangkat Cintaaa...!"Akhirnya suaminya datang dengan tergopoh-gopoh. "Sabar dong mi, ini papi lagi telfon dokter keluarga kita dulu." Mata mami mendelik tajam, "Mendingan kita langsung bawa Cinta ke rumah sakit aja deh, mami khawatir Cinta kenapa-napa. Tuh liat dia udah lemah banget! "Kini mereka mencoba membawa Cinta menuju mobil dan segera membawanya ke rumah sakit. "Pi, tadi kita liat Cris kan? Itu anak ngapain kemari, trus liat Cinta lagi sakit ngga sih? Bukannya ditolongin malah ditinggal! "Sepanjang perjalanan, di mobil maminya Cinta
Cris menundukkan kepalanya, dia mulai ketakutan melihat reaksi kedua orangtua Cinta. "Maafin Cris Pi, mungkin Cris juga akan mengikuti keinginan Cinta yang sempat dilontarkan sebelum Cris pergi. Semoga Papi dan Mami memaafkan Cris!"Kedua orangtua Cinta tentu saja marah. Mereka benar-benar geram mendengar kata-kata Cris yang dengan entengnya ingin meninggalkan Cinta. "Pergilah, dan jangan muncul lagi dihadapan kami! "Kata-kata Papinya Cinta membuat Cris tersentak, kini dia mau tidak mau harus pergi saat ini juga dari hadapan mereka. Cris bangkit dari tempat duduknya, sekilas dia melirik Cinta yang masih tertidur dengan nafasnya yang teratur.Langkah kakinya terasa ringan setelah Cris mengeluarkan ganjalan hatinya selama bersama dengan Cinta. Perasaannya kini sangat lega, sekarang dia akan mengejar cintanya Yuri yang sampai kini masih terbaring di ruang ICU.Ternyata kondisi Yuri belum juga ada kemajuan, dia masih koma. Namun kini Cris bisa dengan leluasa mengunjungi Yuri tanpa khawat
Mata Cris terus memindai orang terkasihnya. Sudah lama sekali dia tidak bertemu dengan Yuri, terakhir kali pertemuan mereka di butik "QN" saat mencoba gaun pengantin.Ada rasa luka di hatinya mengingat semuanya itu. Dia tidak menyangka kalau itu pertemuan terakhirnya dengan Yuri sebelum kecelakaan itu terjadi. Cris masih menggenggam tangan Yuri dan terus berbicara.Namun Yuri tetap belum meresponnya juga. Setelah satu minggu Yuri tidak sadarkan diri tiba-tiba terlihat di monitor jika ada masalah detak jantung Yuri hingga Cris tersentak dan segera melesat pergi memanggil dokter.Kedua orangtua Yuri yang masih menunggu di luar juga tersentak kaget karena melihat Cris berlari memanggil dokter. Kini mereka sedang berharap cemas ingin segera mengetahui kabar dari dokter tentang putrinya.Mereka serentak menangis haru setelah mengetahui dari dokter jika Yuri telah melewati masa kritisnya. Kini mereka tinggal menunggu kesadaran Yuri pulih kembali. Hati Cris tentu saja tidak sabar ingin meni
Abas mulai tidak nyaman melihat kebucinan Ridwan kepada Daniar. Padahal dia sudah mengingatkan Ridwan berkali-kali. Abas melihat sendiri senyum jahat dari Daniar saat melihat Ridwan bisa dia perdaya."Wan, kamu kok masih ngotot ngebelain Daniar sih? Kamu ngga liat kalo dia cuma mau manfaatin kamu aja!" Abas masih terus mengingatkan Ridwan, dia tidak mau sahabatnya semakin terikat dengan kejahatan Daniar.Suatu hari Abas pernah melihat Daniar tersenyum saat dikunjungi oleh seseorang. Abas secara tidak sengaja melihat Daniar menyerahkan sesuatu pada orang itu.Awalnya Abas tidak terlalu memperhatikan, namun setelah diamati ternyata benda itu sebuah kalung permata. Mata Abas saat itu langsung membelalak lebar. Dari mana Daniar mendapatkan kalung itu?Jika dia taksir harga kalung itu bisa mencapai 1 milyar, itu bukan kalung biasa. Abas juga bisa membedakannya, tapi bagaimana bisa Daniar memiliki kalung tersebut.Ridwan hanya terdiam saat Abas menceritakan tentang kalung tersebut. Dia tida
Cris sangat marah melihat sikap Ridwan yang seenaknya dan tidak memperdulikan perasan Yuri sama sekali. Hatinya ikut sakit saat melihat Yuri menangis tadi. Namun dia tidak bisa berbuat apa-apa karena posisi dia saat ini hanya sebagai orang luar.Saat ini Cinta merasa dirinya sangat terpuruk karena pernikahannya gagal dilaksanakan. Gaun pengantin yang sudah dia pesan kemarin teronggok begitu saja di tempat tidurnya. Cinta sempat mencoba gaun itu dan memandang dengan takjub.Gaun pengantinnya benar-benar sempurna, Queen benar-benar membuatnya puas dengan hasil rancangannya. Namun sayangnya gaun itu akan terus teronggok seperti sampah di sana.Mami dan Papi Cinta hanya bisa melihat kesedihan putrinya tanpa bisa berbuat apapun. Mereka juga ikut larut dalam duka dan rasa kecewa putrinya. Tidak disangka dalam sekejap mata semuanya jadi berantakan.Meskipun undangan belum tersebar namun acara pesta pernikahan putrinya sudah tersebar dalam kalangan teman-teman dan keluarga besarnya. Sambil me