Share

Bab 5. Pertemuan Kedua

Setelah menunggu sekian lama, Si Kembar akhirnya melihat Kiran berjalan bersama pegawai lainnya menuju kantin tempat mereka duduk saat ini. Senyuman lebar menghisai bibir Si Kembar, mereka berdua segera bangkit dari tempat duduknya dan bermaksud berlari menuju Kiran.

"Kalo kalian berlari seperti itu, Mommy kalian pasti terkejut dan takut!" kata Aldi memperingatkan Si Kembar agar tidak mengejutkan Kiran, "Selain itu pegawai yang lain juga akan tahu mengenai Mommy kalian dan pastinya Daddy kalian juga akan tahu."

Mendengar perkataan Aldi Si Kembar kembali ke duduk, mereka berdua diam memperhatikan setiap gerakan Kiran. Zahran dan Zayyan tidak ingin Kiran takut terhadap mereka, keduanya ingin Kiran menerima mereka sebagai anaknya dengan tulus dari hati yang paling dalam.

"Kak, aku kangen Mommy. Aku ingin peluk Mommy Kak!" rengek Zayyan sambil terus memperhatikan Kiran dari jauh.

"Kita harus sabar Dek. Kita nggak boleh membuat Mommy takut pada kita," balas Zahran menenangkan adiknya meskipun dalam hati dia juga ingin segera memeluk Kiran.

Si kembar menunggu dengan sabar sambil terus melihat ke arah Kiran, menunggu kesempatan untuk mendekatinya. Mereka harus berhasil untuk mendapatkan rambut Kiran yang akan digunakan untuk tes DNA.

Aldi sedikit heran dengan tingkah Si Kembar karena dapat dengan sabar dan tenang menunggu kesempatan untuk mendekati Kiran. Padahal selama ini mereka berdua selalu berbuat ulah dan membuat orang di sekitarnya harus merasakan amarah Rayhan.

Pernah suatu kali, Si Kembar membuat kerjasama perusahaan Bintara dengan klien mereka gagal karena dokumen milik klien dibuat basah oleh mainan pistol air mereka. Tapi karena ulah mereka itu perusahaan Bintara selamat dari kerugian yang cukup besar, karena perusahaan klien tersebut ternyata tersangkut kasus pencucian uang dan membuat perusahaan tersebut harus menyatakan bangkrut.

"Menurut Om Aldi, Mommy bakalan nerima kita nggak?" tanya Zahran tiba-tiba dengan raut wajah yang sangat sedih.

"Apa Mommy bakalan nggak peduli sama kita kayak Daddy kita sekarang?" tambah Zayyan dengan mata yang berkaca-kaca.

"Ada Om Aldi yang akan selalu menjaga kalian berdua," jawab Aldi singkat tanpa berani melihat ke arah Si Kembar.

Sementara itu di sisi lain Kiran masih belum menyadari kehadiran Si Kembar yang terus memperhatikannya, dia dengan santai bercanda dan makan dengan rekan-rekan barunya. Berkat Rara, Kiran tidak kesulitan untuk mendapatkan teman baru, Kiran begitu menikmati hari pertama di tempat kerjanya.

Setelah selesai makan, Kiran memisahkan diri dari rekan-rekan kerjanya karena ingin pergi ke toilet terlebih dahulu. Melihat Kiran berpisah dari teman-temannya, Si Kembar segera berdiri dari tempat duduknya dan mengikuti Kiran dari belakang. Saat melihat Kiran memasuki toilet wanita, mereka berdua dengan sabar dan tenang menunggunya di lorong.

Mereka tidak ingin kesempatannya kali ini hilang karena kecerobohan mereka. Aldi hanya duduk memperhatikan dari jauh tingkah Si Kembar. Dia ingin Si Kembar berusaha untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan, tapi dia selalu siap sedia di belakang mereka untuk menanggani masalah yang akan terjadi.

Kiran terkejut saat keluar dari toilet melihat 2 anak laki-laki kembar yang menatap ke arahnya dengan tersenyum lebar. Hati Kiran kembali kembali berdebar dengan cepat saat melihat wajah mereka yang menggemaskan.

"Mommy!" sapa Zayyan dengan semangat, tangannya sudah terbuka lebar di kedua sisinya bersiap untuk memeluk Kiran. Zahran yang melihat adiknya sangat bersemangat segera menarik tangannya dan memperingatkannya dengan menggelengkan kepalanya pelan.

"Halo Mommy, maaf kemarin kita membuat Mommy takut," kata Zahran pelan sambil memperhatikan raut wajah Kiran.

Kiran kembali terkejut dengan perilaku kedua anak kembar itu. Ada perasaan sayang, terharu, takut, dan bahagia bercampur menjadi satu dalam hati dan pikirannya. Dia teringat kembali dengan anaknya yang tidak pernah dia lihat sebelumnya.

"Mommy, maafkan kami berdua karena kemarin membuat Mommy takut," kata Zayyan dengan suara pelan takut jika nantinya Kiran semakin tidak suka padanya.

Mendengar permintaan maaf Zayyan membuat hati Kiran semakin sedih. Dia begitu ingin memeluk kedua anak kembar tersebut, tapi perasaan takut membuatnya hanya berdiri diam di tempat.

Melihat Kiran yang hanya berdiri terdiam, Zahran dan Zayyan berpikir bahwa Kiran takut dan membenci mereka. Sehingga tanpa terasa air mata jatuh membasahi pipi keduanya, perasaan kecewa menghantui pikiran mereka. Si Kembar begitu kecewa mommy yang selama ini ditunggunya malah benci pada mereka sama seperti semua orang yang lain.

Saat mereka berdua membalikkan tubuh kecil mereka dan bermaksud untuk pergi, tiba-tiba tangan hangat terulur memeluk tubuh mereka berdua. Zahran dan Zayyan terkejut dengan pelukan hangat yang tiba-tiba mereka terima.

"Kenapa malah pergi, bukankah kalian ingin memelukku?" tanya Kiran lembut sambil memeluk Si Kembar dengan erat.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status