Home / Rumah Tangga / RANJANG PANAS KAKAK IPAR / Bab 49. Aku Menginginkanmu, Sayang.

Share

Bab 49. Aku Menginginkanmu, Sayang.

Author: weni3
last update Last Updated: 2024-11-16 08:21:04

Malam ini untuk pertama kalinya Zoya dan Gama tidur bersama. Hal yang tak pernah dibayangkan apalagi terpikirkan. Mereka saling berpelukan dan saling merasakan kehangatan malam seperti tanpa beban.

Malam ini pun Gama sama sekali tak menunjukkan sisi liarnya. Sebenarnya Zoya tau jika pria itu bereaksi. Saat memeluk tak sengaja dia merasakan ada yang mengeras di bawah sana tapi Zoya berpura-pura tak tau saja.

Wajar sebenarnya karena mereka lawan jenis yang saling mencintai. Normal Gama menginginkan lebih tapi sebisa mungkin Zoya tak memancing dengan membahas itu. Dia mencoba untuk tidur meskipun di awal agak sedikit gelisah hingga sulit terlelap.

Namun sentuhan lembut Gama di punggungnya dan dekapan hangat itu mampu membuatnya nyaman hingga tak sadar jika hari beranjak pagi.

Berbeda dengan mereka yang begitu saling mengasihi. Di suatu ruangan Zein tengah mengamuk dan berteriak karena dia berhasil diringkus polisi karena tuduhan penganiayaan.

Kesialan yang datang karena ke
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Enisensi Klara
Lanjut lah kak gama dan Zoya hihihi
goodnovel comment avatar
Enisensi Klara
Nah ..piye Tah hahaha
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 50. Boneka Seks

    Bohong jika Zoya mengatakan tidak padahal nyatanya dia mengagumi milik Gama. Bahkan darah Zoya terasa mengalir sangat deras hingga debaran jantungnya tak dapat ia kendalikan. Zoya menelan salivanya. Ini saat dia harus mengeluarkan keahliannya untuk memuaskan Gama dari pada harus melakukan lebih. Zoya memang ingin tapi bagaimana jika terjadi sesuatu meskipun Gama sudah mengatakan akan menikahinya. Rasanya Zoya belum lega jika belum benar-benar ada ikatan pernikahan. Seingin-inginnya dia, banyak cara untuk menuntaskan tapi resiko jika sudah melakukan dengan Gama itu sangat besar. Rencana boleh saja tapi bukankah kita hanya bisa berencana tanpa tau hasilnya seperti apa. Haish... Rasanya ini terlalu penuh sekali jika masuk ke dalam mulutnya tetapi Zoya harus menuntaskan inginnya Gama, duda yang memiliki gairah sangat besar. Suara lenguhan dan desahan dari Gama menggema saat sesuatu keluar dan melegakan. Rasanya begitu indah. Kejutan yang tak terduga karena Zoya yang begitu pand

    Last Updated : 2024-11-18
  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 51. Menikah Sekarang

    "Apalagi Sayang? Bukan aku tidak sayang pada adikku tapi dia sudah sangat keterlaluan. Kurang apa aku selama ini? Tapi jika dia terus menyakiti orang yang aku sayang. Tak mungkin aku hanya diam." Zoya benar-benar tak menyangka jika Zein masuk penjara. Semudah itu? Gama memang tak bisa dianggap sepele. Gama bisa mudah memenjarakan orang dengan bukti-bukti yang pria itu dapatkan. Gama terlihat tenang, tanpa kita tau pergerakan Gama sangatlah lihai. Tak terlihat saat sedang mencari bukti kesalahan orang tetapi hasil tak main-main. Sekali membuat laporan, orang yang bersangkutan langsung kena pasal. "Kak aku kok jadi ngeri. Bagaimana jika Mas Zein semakin murka dan ingin balas dendam? Aku nggak mau kamu kenapa-kenapa. Bisa nggak jangan bikin aku khawatir?" "Justru jika manusia seperti Zein dibiarkan saja. Dia akan semakin menjadi Sayang. Biarkan saja dia menikmati hukuman yang ada! Bukankah sudah waktunya kita bahagia?" "Terlalu cepat jika semua orang tau kamu menikahiku, Ka

    Last Updated : 2024-11-20
  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 52. Aku Bukan Dia

    "Ini berkasnya, Kak!" Zoya meletakkan berkas itu di meja Gama kemudian kembali pamit ke ruangannya. "Aku kembali ke ruanganku ya, Kak." "Buru-buru banget, kamu nggak capek dari tadi kerja. Mau makan di luar?" tanya Gama yang kemudian mengambil berkas yang Zoya berikan. Pria itu mengecek satu persatu lembaran yang sudah Zoya kerjakan. "Laper sich, tapi nanggung banget. Nanti aja dech, Kak." Zoya menolak dan lebih memilih segera kembali ke ruangannya tetapi kembali ditahan oleh Gama yang terlihat gemas mendengar penolakan tersebut. "Kerjaan bisa dilanjut nanti. Kalau nggak mau keluar bisa pesan makan. Aku hubungi Dion dulu." Gama yang hendak mengambil gagang telepon segera ditahan oleh Zoya. "Eh jangan dulu, Kak! Aku aja yang pesan. Mungkin kamu lapar. Biar aku saja, kasihan Pak Dion. Tadi saja dia pusing mikirin kita." "Mikir apa? Bicara apa dia sama kamu?" tanya Gama membuat Zoya menoleh ke arah pria itu. "Jangan posesif gitu! Hanya dia bingung kenapa setelah menikah

    Last Updated : 2024-11-22
  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 53. Meresahkan

    Zoya hampir kewalahan mengikuti pergerakan lidah Gama yang begitu nakal. Agaknya Gama tak sabaran. Begitu menggoyang dan mengabsen tanpa terlewatkan. Zoya begitu sulit mengimbangi, sepertinya nanti malam dia akan habis di tangan Gama. Masih sangat ingat betul, bagaimana rasanya setelah bermain dengan Gama kala itu. Sangat berbeda sekali saat dia bersama Zein. Berjalan saja rasanya sangat mengganjal seperti ada yang tertinggal di bawah sana. Apa malam ini pun ia akan merasakan hal yang luar biasa? Mendadak Zoya merinding sendiri memikirkan itu. Tubuhnya tiba-tiba geli akan sentuhan tangan nakal Gama. "Kak!" pekik Zoya saat ia merasakan tangan besar itu meraih sesuatu yang sangat sensitif milik Zoya. Rasanya sesuatu di bawah sana ikut berdenyut. Zoya resah merasakan itu. Gama memang semeresahkan itu hingga dia tak tahan dan mengeluarkan desahan yang membuat Gama tersenyum nakal. "Kenapa, Sayang?" bisik Gama. "Kak tangan kamu!" Zoya mendorong tangan Gama agar tak mera

    Last Updated : 2024-11-25
  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 54 Wanita Mandul

    Zoya merengut saat jawaban dari Gama tak dia dapatkan. Pria itu hanya tersenyum miring dan meraih tangannya untuk dikecup. Bukan itu yang Zoya inginkan. Zoya ingin Gama menjawab akan hal yang membuatnya penasaran. Mana tau benar ada CCTV yang terhubung pada Asisten Dion. Kalau begitu jelas Zoya harus berhati-hati. Dia tidak boleh terlalu intens dengan Gama. Malu sekali jika ada yang melihat adegan mereka. Zoya membayangkan orang yang bersangkutan seperti sedang menonton live streaming adegan panas antara dia dan Gama. Sampai di rumah besar keluarganya Prasetyo, Zoya kembali mengalami kesulitan. Ingat betul di setiap sudut ruangan memiliki kenangan buruk yang sulit dilupakan. "Turun, Sayang! Sudah jangan kamu ingat apalagi kamu pikirkan! Kita masuk ya." Gama pun mengajak Zoya agar segera turun dan masuk. Gama lebih dulu turun kemudian membukakan pintu mobil untuk Zoya. Perlahan Zoya pun keluar dan masuk ke dalam rumah. Suasana sore di rumah itu kembali menyapa. Suasana

    Last Updated : 2024-12-01
  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 55. Mandikan Aku Sayang!

    Di dalam lemari itu didominasi dengan lingerie dan pakaian dalam yang berwarna senada. Memang ada pakaian lainnya tapi tidak banyak dan jika dilihat ukurannya pas, warnanya kontras, dan modelnya kekinian. Padahal Zoya sendiri tidak pernah membeli modelan seperti ini. Dia juga tidak mengatakan ukuran dan warna kesukaannya tapi yang tersedia benar-benar sesuai ukuran dan warna yang cocok untuk dirinya. "Kak aku serius. Jangan bikin aku kesel! Beneran ini Pak Dito yang nyiapin? Tau dari mana ukuran aku? Atau kamu yang bilang? Malu loh aku Kak." "Untuk apa malu Sayang? Dito 'kan asisten aku. Ya sudah sepantasnya dia menyiapkan itu. Nggak ada yang aneh. Nggak ada juga yang mau bikin kamu malu." Entah mengapa kali ini Gama membuat Zoya kesal. Zoya mengambil pakaian tidur yang masih tertutup dan aman dipakai kemudian masuk ke dalam kamar mandi. Hawanya kok sewot menghadapi Gama. Baru kali ini semenjak dekat, Gama tak sepemikiran dengannya dan cenderung nyebelin. Hati yang tadi berbu

    Last Updated : 2024-12-04
  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 56. Puaskan Aku!

    "Kak nggak mau! Belum apa-apa sudah minta dimandikan. Aku malu loh Kak!" Zoya menolak Gama yang kini sudah membawanya kembali masuk kamar. Bagaimana Zoya tak menolak jika malam pertama saja belum, tapi dia sudah diminta memandikan suaminya. Gama betul-betul sangat meresahkan. "Salah siapa membuatku pusing, Sayang?" "Ya tapi nggak gitu, Kak. Aku malu, setidaknya pengenalan dulu." "Bukannya kamu sudah mengenalku, hhm? Kita sudah sama-sama tau anatomi manusia Sayang. Bisa kenalan nanti di dalam sana." Gama kali ini tak terbantahkan. Zoya terus dibawa masuk ke dalam kamar mandi. Salah siapa membuat gemas. Sekarang tanggung sendiri akibatnya. "Kak jangan buka dulu! Aku tunggu di luar." Hawanya Zoya ingin kabur saja. Mereka sudah berada di dalam kamar mandi dan Gama sudah membuka kancing kemeja yang pria itu kenakan. Sontak Zoya membuang muka. Malu meskipun bukan lagi pengalaman pertamanya melihat dada bidang seorang pria. Dia janda, bukan gadis perawan tapi entah men

    Last Updated : 2024-12-06
  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 57. Nikmati Sayang!

    Zoya terpekik saat tubuhnya dijatuhkan dengan lembut oleh Gama di ranjang yang akan menjadi saksi cinta mereka. Sekarang Zoya sudah tak berbalut apa-apa bahkan dengan mudah Gama pun bisa mengeksekusinya. Tangannya meremas sprei saat rasa yang ia rindukan kembali dapat ia rasakan tapi kali ini rasa itu berbeda, Gama sungguh luar biasa. Rasa itu membuat candu karena lidah Gama yang begitu lihai menyapa sesuatu di bawah sana. "Kak.." "Sebut namaku, Sayang!" pinta Gama yang mendongak menatapnya. Zoya pun kembali mendongak saat lidah itu kembali menyapa. Mulutnya terbuka dan desahan kembali tercipta. "Kak Gama.. Akh... " Sungguh luar biasa rasa yang Gama ciptakan karena lidan pria itu yang begitu lincah menciptakan rasa nikmat yang tak bisa didefinisikan hingga cengkeraman tangan Zoya semakin kencang. Sprei pun mulai berantakan akan dirinya yang tak tahan. "Kak aku sampai... " Kalimat itu keluar sebelum gelombang cinta datang. Rasanya sangat luar biasa dan Gama tersenyum

    Last Updated : 2024-12-08

Latest chapter

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 107. Cemburu Buta

    "Sayang!" Gama pun meraih tangan Zoya setelah tadi mengejar sang istri yang terindikasi sedang merajuk. Begini kalau menghadapi wanita yang sedang PMS. Emosinya tidak bisa terkontrol. Bentar-bentar ngamuk, bentar-bentar ngambek, lebih parahnya membuat orang cemburu. "Apa sich, Mas? Lepas! Kamu juga curigaan aja jadi suami. Aku mau jelasin nggak di bolehin. Minggir Mas! Aku mau masuk kamar." Zoya pun melepaskan diri dari Gama kemudian masuk kamar. Dia bergerak cepat kemudian menutup pintu tapi kaki Gama sudah lebih dulu menahan hingga pintu sulit tertutup dan Zoya menyerah. "Mas!" "Mau apa, Sayang? Mau ngunciin aku di luar, hhm? Nggak bisa Sayang! Kamu nggak boleh nakal!" Gama segera masuk dan Zoya pun memilih menghindari. Zoya berlari menjauh tapi dari Gama tapi dengan mudahnya Gama bergerak cepat kemudian menangkapnya. "Mas turunkan aku!" pekik Zoya. "Kamu nggak tau aku mencarimu tadi, tapi kamu malah enak-enakan ngobrol sama Dito." Gama membawa Zoya ke ranjang d

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 106. Mencari

    "Hilang? Hilang kemana, Bos? Bukankah tadi sama Tuan? Apa ada yang culik Bu Zoya?" tanya Asisten Dito yang nampak terkejut. "Kalau saya tau nggak mungkin saya tanya sama kamu, Dito. Nggak mungkin saya minta kamu mencari istri saya!" sentak Gama geregetan. Salah siapa disuruh cari malah banyak tanya. Andai tau, tak mungkin Gama memerintah untuk mencari. Ini Dito malah nyari gara-gara saja. "Baik, Bos. Saya akan segera mencarinya." Asisten Doni pun bergerak cepat beranjak dari sana untuk mencari istri yang hilang. Yang pertama tentu saja mengecek cctv kantor. Asisten Dito dengan diawasi oleh Gama melihat kemana Zoya pergi. Gama menyilangkan kedua tangannya di dada. Tatapan Gama terpusat pada Zoya yang berjalan keluar gerbang perusahaan. "Coba cctv luar!" perintah Gama saat Zoya tak lagi terlihat. "Sudah, tapi ini sudah tidak bisa lagi menjangkau lebih dari ujung pagar sini, Pak. Bu Zoya berjalan menuju para pedagang makanan yang ada di samping kantor kita. Mungkin saja

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 105. Posesif

    "Ini minumnya, Pak. Bapak kasihan sekali. Maafkan Pak Gama ya, Pak. Bapak sudah bekerja dengan baik untuk kami. Bulan ini Bapak akan mendapatkan bonus tambahan," ujar Zoya yang kemudian menyodorkan botol minum pada Dito. Gama tercengang mendengar itu. Bonus tambahan? Tanpa acc dulu dari pemilik perusahaan? Aish... Tentu saja itu membuat Gama pusing karena yang akan mengeluarkan dana itu dia sedangkan Gaji Dito itu besar. "Dia sudah menerima bonus setiap bulan, Sayang. Nggak usah! Jangan dimanja karena aku membayarnya sesuai apa yang ia kerjakan," sahut Gama tak terima. Sementara Asisten Dito masih diam menyimak. Asisten Dito terkejut dengan apa yang terjadi. Apalagi melihat Zoya datang tiba-tiba dan menyodorkan minum dengan sangat perhatian. Tidak cukup sampai di situ. Ternyata Gama pun menyusul dengan sangat tak terima akan apa yang Zoya lakukan. Ada apa dengan pasutri ini? "Ya tapi kamu nggak boleh semena-mena juga, Mas. Kasih hukuman itu ya kalau memang benar-benar sa

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 104. Cantik

    Setelah Zoya masuk ke dalam sana untuk berganti pakaian. Ponsel Gama berdering. Dia segera meraihnya untuk melihat siapa yang menghubungi. "Kantor polisi," gumam Gama. Segera Gama menerima panggilan tersebut. Dalam hati Gama bertanya-tanya. Ada apa gerangan menghubungi? Apa Asisten Dito sibuk hingga pihak yang berwajib menghubungi ke nomornya? "Selamat siang." "Siang Pak, sebelumnya maaf jika kami menganggu Bapak. Kami dari pihak kepolisian ingin memberikan kabar untuk Bapak mengenai Saudara Zain yang saat ini sedang sakit. Kami sudah memindahkan Saudara Zain ke rumah sakit khusus dengan pengawasan dibawah naungan kepolisian." "Baik, terimakasih atas perhatiannya Pak. Saya juga terimakasih anda sudah mengabari. Mungkin besok atau lusa saya akan datang untuk menjenguk. Saya minta tolong untuk penjagaan jangan sampai lengah ya, Pak." "Baik, Pak Gama. Kalau begitu kami matikan panggilannya. Selamat siang." "Siang." Gama meletakkan kembali ponselnya kemudian menyandark

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 103. Aagghh... Yess Baby

    Demi apa, Gama memang sangat meresahkan. Sudah dibuat keluar masih saja menginginkan. Mungkin karena belum masuk ke tempatnya jadi belum puas. Semua emosi dan gemas pria itu tadi benar-benar diluapkan saat ini. Gama membuka pakaian Zoya dan hanya menyisakan bagian bawah saja. Begitu pun dengan pria itu yang hanya menyisakan kemejanya saja yang sudah terbuka. Bergerak Gama di antara jepitan kedua gunung milik Zoya. "Aagghh... Yess Baby." Gama mengerang merasakan itu sedangkan Zoya memejamkan kedua mata setelah menatap takjub wajah Gama. Ya, Zoya selalu takjub melihat Gama yang sedang horny. Wajah pria itu semakin tampan dan menantang. Sangat maco sekali hingga membuat Zoya terkadang tak tahan jika mengabaikannya. "Jepitanmu Sayang. Kenyal sekali." Zoya menggelengkan kepala saat merasakan remasan Gama yang membuatnya semakin pusing saja. Sementara hanya Gama yang bisa melampiaskan sedangkan dia tidak bisa memuaskan hasrat yang datang ulah pria itu. Gama memang curang t

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 102. Jepit Di Sini

    Pintu ruangan dikunci oleh Gama. Pria itu pun berpesan pada Dito agar tidak menganggu karena ada urusan yang lebih penting dari pada apapun. "Mas kamu jangan aneh-aneh! Aku lagi ada tamu." "Tamunya suruh pulang!" sahut Gama santai tapi sukses membuat Zoya merengut. "Mana bisa? Tamunya aja baru datang tadi pagi. Katanya bakal nginep lima sampai tujuh hari. Makanya jangan gini dulu! Ini tamunya rombongan, Mas." Zoya hendak beranjak dari duduknya tetapi Gama tidak memperbolehkan. Gama menahan tubuh Zoya hingga tak leluasa untuk beranjak. Zoya duduk di atas pangkuan Gama yang sedang mode on. "Mas kamu itunya oh ya ampun... Udah ngajak perang begitu. Nggak sabar banget. Nanti aja kalau mau gemesin aku. Jangan sekarang!" "Nggak bisa! Aku udah sabarin dari tadi tapi kamunya gitu. Jangan salahkan aku, Sayang!" Gama mulai mencumbu Zoya. Namun yang menjadi sasaran bukan lagi bibir Zoya melainkan tengkuk Zoya yang seputih susu hingga rasanya tak sabar untuk meninggalkan jejak d

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 101. Tetap Di Sini

    Kedua mata Zoya terbelalak saat melihat adanya Nindi di sana. Nindi itu teman seperjuangan. Masuk di tahun yang sama tapi beda divisi. Tidak terlalu dekat tapi kenal. Zoya pun beranjak dari sofa dan berdiri kemudian merapikan penampilannya. Dia menatap Nindi yang begitu memperhatikannya. "Zoya ngapain di sini? Kamu nggak kerja? Kok malah tidur?" cecar Nindi. Sementara Gama yang hanya bisa menggelengkan kepala melihatnya. Pria itu menghela nafas berat saat sang istri ke gap oleh karyawan sendiri. Bisa-bisanya ketahuan. Sudah benar-benar tidur tapi Zoya malah gelisah terus. Mungkin karena tak nyaman, tapi jadi repot kalau begini urusannya. Gama bisa santai tapi tentunya Zoya tidak, Zoya jadi bingung bagaimana menjelaskannya. Gama pun diam saja tak membantu. Mungkin pria itu pun takut nantinya malah membuat Zoya tambah merajuk jika salah ucap. Apa lagi sejak tadi Zoya sedang sangat sensitif. "Aku ... Kepala aku pusing banget tadi Nin makanya aku numpang istirahat sama Pa

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 100. Umpat Gama

    "Jangan macam-macam, Sayang!" ujar Gama dengan mendesis. Gama menatap Zoya dengan tegas. Namun Zoya tak hanya mengedikkan kedua pundaknya. Zoya melangkah menuju sofa setelah bisa melepaskan diri dari Gama. Dia menghempaskan tubuhnya di sana. Tak lama terdengar Gama melangkah mendekati dan Zoya diam memperhatikan. Gama pun duduk di sampingnya. Pria itu menoleh dan membalas tatapannya dengan lembut padahal jelas tadi terlihat sangat geregetan sekali. "Kenapa, Mas? Sanaan! Minimal cuci tangan kalau mau deket-deket aku!" kata Zoya lalu mengambil ponselnya yang ada di dalam tas. Malas sama Gama tapi apa yang dia katakan dilaksakan oleh pria itu. Gama pun segera beranjak dari sana kemudian melangkah menuju kamar mandi. Gama nurut sekali dengan perkataan sang istri. Zoya menghela nafas panjang melihat itu. Dia sendiri sebenarnya gemas sekali dengan Gama. Mungkin juga efek sedang datang bulan. Hawanya ingin makan orang saja. Gama keluar dengan wajah yang basah. Bukan hanya t

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 99. Trik Membuatmu Cemburu

    "Bau?" Gama mengerutkan keningnya lalu mencium tangannya sendiri. Sementara Zoya sudah melangkah pergi setelah pintu lift terbuka. "Astaga... " Gama menggelengkan kepala setelah sadar dengan apa yang sudah ia lakukan pada Sena tadi. Ya, dia baru ingat kalau tadi mengusap pipi Sena. "Sayang!" panggil Gama saat melihat Zoya yang hendak masuk ke dalam ruangannya. Alamat ngambek ini kalau tidak segera ditarik masuk ke dalam ruangan CEO. "Pak Gama," panggil Dito yang membuat Gama berdecak. Langkah Gama terhenti dengan tatapan tajam yang membuat Dito mengangkat alisnya. "Kalau mau bicara sama saya nanti! Saya mau urus istri dulu!" ujar Gama dengan tegas lalu segera menarik Zoya dan membawanya masuk ruangan. "Mas kamu ngapain tarik-tarik tangan aku? Tangan bau wanita lain juga!" Rupanya Zoya baru ingat akan itu. Jadi kesalnya sekarang. Tadi di rumah sakit dia lupa karena tertutup dengan masalah nenek. Alhasil cemburu yang telat ini membuat atasannya tak bisa langsung bek

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status