BRAK!"Aaaaaaw! Aaargh!"Napas Jihan berderu laju.Dia memandang sekitar dan ternyata dia ada di kamar.Keringat kecil semakin berbaris di puncak keningnya, namun saat dia tersadar sepenuhnya, Jihan memebelalakan mata, ternyata tidak ada Sugiono maupun orang lain di sana."Hah, kemana dia?" Jihan melihat ke sekelilingnya, dan memburu pemandangan yang sebelumnya ada di pikirannya.Ternyata, itu semua adalah tanda, bahwa Jihan hanya bermimpi.seringnya dihantui oleh ketakutan akan sosok Sugiono, Jihan sampai memimpikan lelaki m*sum tersebut. Jihan naik balik ke tempat tidur, karena dia sempat melayang dan terjerembab di lantai kamar.Jihan menyapu wajahnya. "Astagfirullah, Untung saja itu hanya mimpi."***Lista kembali datang ke rumah Sugiono. Sialnya Puri terlihat sedang bersantai di teras rumah bersama suaminya.Sesaat, Puri melenggang pergi dari samping sang suami.Lista memanfaatkan situasi itu untuk menggoda. Lista melambai pada Sugiono dari kejauhan, memasang senyum sumringah.La
Diska dan Jihan tampak baru masuk ke dalam ruang rahasia milik Sugiono. Lista yang sudah hadir lebih dulu sontakmenyambut kedatangan Jihan dan Diska dengan tergesa-gesa."Bagaimana?" tanya Jihan yang baru kedua kali masuk ke dalam ruangan kosong melompong itu."Sssttt... Jangan berkata apapun di sini. Aku takut Sugiono tersadar," bisik Lista sambil menunjuk ke arah seorang Pria tua yang masih terkapar tak sadarkan diri di ruangan kosong tersebut.Jihan pun segera menganggukkan kepalanya tanda dia mengerti dengan ucapan Lista. Jihan langsung merasa geram melihat pria tua tersebut."Rasanya ingin sekali aku menginjak wajah pria tua itu. Bagaimanapun dia yang sudah membuatku dan Mas Azlin bercerai," gumam Jihan dengan suara berbisik.Lista tampak menunjuk ke arah pintu kecil. "Kita manfaatkan kesempatan ini. Kita segera masuk ke dalam ruangan lain melalui pintu kecil itu."Jihan dan Diska pun akhirnya mengikuti langkah kaki Lista yang melangkah menuju sebuah pintu berukuran kecil. Kemudi
Dalam keadaan yang mencekam itu, Diska berinisiatif untuk menarik Lista dan Jihan ke arah lorong gelap. Mereka bersembunyi di bawah tangga, lalu duduk meringkuk sambil menutup mulut mereka.Mereka takut kalau sedikit saja suara keluar, maka akan menimbulkan gema di ruangan tersebut.Sugiono yang akhirnya tiba di lantai bawah tersebut terdengar bicara sendiri. "Aneh! Ke mana perginya perempuan itu? Kok aku lupa ya, apakah tadi kami sudah saling menikmati atau belum?"Jihan yang merasa kesal pada Sugiono hampir saja kelepasan berbicara, tapi beruntung, sebab mulutnya langsung dibekap oleh Lista.Sementara tiga wanita yang berada di dalam sel, tampak sudah kembali ke posisi masing- masing. Tak lama terdengar pintu sel yang digembok itu dibuka dari arah luar."Rasanya tidak ada yang mencurigakan di sini," kata Sugiono yang tak menyadari kalau Lista, Diska dan Jihan sedang bersembunyi di bawah tangga.Mata Sugiono menatap ke arah salah satu wanita lumpuh. "Hei, kamu! Cepat ikut aku kamar s
Bertepatan dengan itu, Diska melenggang pergi ke dalam tanpa melihat mobil di depannya."Huft!" batin Lista.Lista ambil kesempatan dan berpikir dengan cepat. Untung saja nasibnya sedang mujur kali ini. Diska tak sampai memajangkan wajah sepenuhnya di hadapan Azlin, hingga ia mudah berkilah.*Diska? Siapa itu?" Mata Lista berputar memperlihatkan kebodohannya.Azlin dengan gagap bertanya, "Siapa perempuan yang duduk di depan tadi?" ucap Azlin dengan 1000 keraguan."Oh, perempuan yang tadi masuk?" tanya Lista mengangguk dengan ayunan kepala yang pasti."Itu sih temen aku, Mas. Dia kebetulan lagi main ke kontrakan. Namanya Ayu," lanjut bohong Lista.Pria berkemeja hitam itu nampak mengembuskan napas lega meski ada raut keraguan tertinggal di wajahnya. Azlin mengangguk meski seakan-akan dia melihat mantan istrinya yang ke-6."Oh, Ayu ya namanya?""Iya Mas. Nama dia Ayu," tegas Lista hingga membuat pandangan Azlin pun mulai berkumpul kembali. ***Di ruang terbuka, gemerlapan kota nampak m
Tak beberapa lama setelah Lista mengejutkan Azlin, dan keluarga, tiba-tiba Jihan dan Diska datang.Mereka berjalan kompak mempertunjukkan dirinya, membuat semua orang semakin terkejut.Azlin kaku. "Ka- kalian? Kenapa bisa datang bersamaan?" tanyanya gugup.Ketiga gadis di sana tertawa-tawa. Jihan maju paling depan, menunjuk wajah Azlin sambil melampiaskan semua yang sudah ia pendam. "Kenapa terkejut gitu, Mas? Kaget ya, kita datang bersama? Nggak usah kaget, aku udah tahu kok semuanya. Bahkan aku tahu kalau mas ini udah nikah 7 kali."Jihan menatap mantan suaminya dengan tajam, merasa tak cukup menembak Azlin dengan omongan itu saja."Aku juga tahu, kalau Diska adalah mantan istri ke 6," tambah Jihan."Keterlaluan kamu Mas! Kamu sama belangnya dengan bapakmu yang tukang kawin itu!" Diska menyambar omongan Jihan seolah ingin puas.Mata Azlin memburu kemana-mana. Dia bingung harus berbicara apa. Kini raut wajah konyol nampak di seluruh tatapan Jihan dan temannya. "Apa-apaan ini? Apa mak
Suasana benar-benar kacau pasca terkuaknya kebenaran yang selama ini ditutup oleh Sugiono. Azlin menjadi orang yang paling terkejut di momen menegangkan ini.Padahal, sejatinya hari ini seharusnya menjadi hari bahagia bagi Azlin yang akan kembali melangsungkan pernikahannya yang ke-8."Ini kamu? Ini beneran kamu? Ya, Allah. Allah." Azlin dengan tangan kanan yang terulur hendak menyentuh wajah kusam istri ketiganya yang kini sudah ada di hadapannya."Au aa uiooo aa wana wiuu." Si bisu berkata- kata."Aaaargh! Kenapa semuanya jadi begini." Sugiono menyambar berteriak frustasi, lalu dia membalikkan badannya menghadap ke arah keluarganya yang sedang berkumpul."Pergi kalian! Pulang! Pulang kalian semua!"Sugiono bertindak seperti manusia yang sedang kesetanan. Dia mengamuk menumpahkan kekesalan dalam hatinya.Sedikitpun dia tak pernah menduga kalau hari ini akan menjadi hari yang paling sial dalam hidupnya, yaitu terbongkarnya semua perbuatan bejatnya. Bahkan saat ini Sugiono bisa berdiri
Saat ini Puri tampak sedang menangis, meskipun sudah tak sehisteris sebelumnya.Masalah baru muncul saat Azlin mempertontonkan kekecewaannya di hadapan seluruh wanita tersebut."Kenapa semua ini Aku harus bagaimana sekarang?" Azlin tampak berteriak- teriak sambil menjambak rambutnya sendiri.Semua wanita itu hanya terdiam melihat Azlin yang tampak stres dengan keadaan ini. Mereka seolah ikut merasakan hal yang tengah dirasakan Azlin.Akan tetapi, sekecewa apapun Azlin saat ini, tetap saja tidak akan bisa sebanding dengan penderitaan istri pertama, kedua, dan ketiga Azlin. Mereka dikurung dan diperlakukan seperti hewan dalam kurun waktu setahun lebih."Kalian pasti sangat menderita di dalam sini," ucap Azlin sambil mendekat ke arah kedua istrinya yang lumpuh.Kedua wanita malang Itu tampak menangisi nasib mereka. Istri kedua Azlin berkata dengan suaranya yang bergetar, "Sugiono kerap melakukan pel*cehan terhadap kami. Dia memberikan racun ke dalam jus jeruk yang dia buat sendiri, lalu
BRUGH!Azlin yang awalnya masih mengamuk untuk melampiaskan semua kekecewaannya, kini tampak menoleh tatkala mendengar suara benda jatuh."Ibu!"Pria berusia 24 tahun itu begitu terkejut saat melihat ibunya sudah terkapar di lantai dalam keadaan tak sadarkan diri."Ibu kenapa? Aish, ya, Allah. Apa lagi ini? Aaaaaargh! Bertahan ya, Bu. Aku akan membawa ibu ke rumah sakit sekarang juga," kata Azlin, saat ini wajahnya memancarkan kekhawatiran yang mendalam.Gegas Azlin menggendong tubuh ibunya. Dia berlari ke arah halaman di mana mobilnya terparkir. Setelah ibunya duduk dengan nyaman di dalam mobil, Azlin pun gegas melajukan mobil tersebut.Saking paniknya Azlin bahkan sampai lupa untuk mengunci pintu rumahnya. Azlin masih merasakan sakit yang teramat sangat akibat ulah bapaknya, dan sekarang dia harus melihat ibunya yang tampak sangat terpukul akibat perbuatan bapaknya itu."Argh! Kenapa jadi begini? Andai saja aku lebih percaya pada Jihan maupun Diska, yang sudah sejak lama memperingat