.....
Aku terpaksa menerima ajakan Duke Leander karena orang-orang tidak mau berhenti melihat ke arah kami. Pria itu lantas meraih tanganku dan membawaku berjalan menuju lantai dansa. Aku hanya bisa diam membisu, mengikutinya dengan langkah ragu.
Tak lama kemudian, kami berhenti di satu titik. Pria itu lantas membalikkan tubuhnya, membuat kami saling berhadapan. Ia menundukkan kepala, melihat ke bawah karena perbedaan tinggi badan kami yang cukup jauh. Dia seperti titan di mataku.
Alunan lagu yang dimainkan oleh orkestra istana berganti lagi. Itu artinya dansa sesi pertama telah usai, dan sekarang berganti ke sesi berikutnya. Para pasangan yang belum mendapatkan kesempatan untuk berdansa di sesi pertama segera menempati posisi kosong yang ada di sekitar kami.
“Bahumu terlalu kaku, Lady.” Bisik pria itu di telingaku.
“Hahaha. Maafkan saya Duke,”ucapku canggung.
Bagaimana mungkin aku bisa bersantai, sementara orang-oran
.....Koa baru saja kembali dari ruang kerja ayahnya. Tak banyak yang mereka bahas. Duke hanya menyampaikan permintaan maaf dari Duke Leander karena telah membuatnya berada dalam posisi yang sulit.Duke Sander mengatakan bahwa pria itu tidak mengetahui jika dirinya sudah bertunangan dengan Pangeran Nathaniel. Hal itu dikarenakan saat acara pertunangan tersebut dilaksanakan, Duke Leander tengah berada di perbatasan utara – berperang melawan Kerajaan Nesrin, membantu Duke Adler mempertahankan wilayahnya. Duke Leander sendiri baru saja kembali ke dukedom-nya beberapa minggu yang lalu setelah perintah dari Raja Alden— berkaitan dengan pertunangan antara dirinya dengan Putri Zehra diturunkan. Jadi wajar saja jika ia tidak tahu kabar terbaru di ibu kota.Yona mengambil gaun cadangan milik Koa yang tersimpan dalam koper. Sebuah gaun berwarna perak dengan model yang sederhana namun tetap terlihat mewah. Gaun modeloff shoulderyang membuat
…..“Lady, apakah anda tidak berminat untuk pergi jalan-jalan ke kota?” tanya Yona pada Koa yang sudah dua harian ini hanya berdiam diri saja di rumah. Setelah acara di istana kemarin, wanita itu semakin bertambah malas untuk bertemu dengan orang-orang. Padahal ia sendiri sudah menerima puluhan surat undangan dari para lady di Kerajaan Elinor yang kini menggunung karena tidak disentuhnya sama sekali.Koa sangat berbeda dari ibu angkatnya, Madam Cleo. Jika Koa lebih suka menghabiskan waktunya di kamar, wanita itu justru sebaliknya. Ia suka bersosialisasi dengan orang-orang. Tak pernah satu hari pun Koa melihat ibunya itu bersantai di mansion.Ah—gula darahku turun,batin Koa ketika merasakan pusing di kepala. Ia meletakkan buku Etika Bangsawan yang tengah ia baca belakangan ini ke atas meja.“Lady! Jika anda terus seperti ini, duchees akan marah.” Panik Yona saat mendapati Koa yang mulai merebahkan diri ke
…..Angin yang cukup kencang tiba-tiba saja berhembus— masuk melalui jendela besar ruang baca yang memang sengaja dibiarkan terbuka. Black tanpa sadar memiringkan kepalanya ke arah lain, mencoba menghindar karena angin tersebut membuat tatanan rambutnya berantakan. Beberapa helai dari mereka bahkan berhasil menusuk dan membuat matanya pedih.Angin yang kini berputar pelan di dalam ruangan mengingatkan Koa pada hamparan padang rumput luas di belakang panti asuhan. Ditambah dengan wangi parfum dari tubuh Black yang seperti harum hutan— menyeruak, ikut menyebar ke seluruh penjuru ruangan.Wangi ini lagi, batin Koa bernostalgia ketika harum musk dan vanilla malam itu kembali tercium.Koa yang tidak kunjung menjawab membuat Black sedikit panik. Pria itu lantas berdiri, kemudian melangkah menghampiri Koa. Ia bertekuk lutut di hadapan Koa, menyetarakan tinggi mereka yang berbeda cukup jauh itu.“Lady Dorian?” pa
….. Pintu ruang baca yang tiba-tiba terbuka berhasil mengejutkan Black dan Koa. Keduanya lantas memfokuskan pandangan mereka ke arah yang sama dengan perasaan heran. Mereka ingin tahu, siapa sosok manusia yang berani bersikap tidak sopan— masuk ke dalam ruangan tanpa mengetuk pintu ataupun memberikan salam terlebih dahulu. Seketika Koa membulatkan mata saat mengetahui jika yang baru saja datang menyelonong adalah Nathaniel. ‘S-sejak kapan?’ batin Koa terkejut mendapati sosok karakter yang paling dibencinya dalam novel kini berada dalam satu ruangan yang sama dengannya. Wanita itu melirik Black sekilas, hatinya gelisah. Bukan gelisah karena ketahuan tengah berduaan dengan Black, tetapi gelisah karena takut jika Nathaniel mendengar isi percakapan mereka. Tunangan dari Lady Koa tersebut berjalan dengan langkah cepat menuju tempat keduanya. Kemudian berhenti di jarak beberapa jengkal dari posisi Koa dan Black berdiri. “Salam hormat kami kepada Pangeran Nathaniel,” seru Koa dan Black be
….. Koa melangkah pergi, meninggalkan Nathaniel yang memilih untuk bertahan di tempatnya dalam kebisuan. Wajah pria itu terlihat pucat pasi, tetapi hal ini tidak serta merta membuat Koa menjadi bersimpati padanya. Sejak awal, tidak pernah sekali pun terbesit rasa kasihan di hati Koa setelah tahu apa yang akan diperbuatnya pada Lady Koa Dorian di masa depan. ‘Ini sangat lucu. Karena kecerobohannya sendiri, sekarang aku menjadi memiliki alasan kuat untuk membatalkan pertunangan. Raja tidak mungkin dapat menolak jika kesalahan ada pada kelakuan anaknya bukan? Sepertinya Tuhan tengah berpihak padaku,’ batin Koa sangat senang. Koa menutup kembali pintu ruang baca setelah kedua kakinya berhasil menapak di koridor mansion. Nathaniel yang menundukkan kepala sambil termenung menjadi pemandangan terakhir yang Koa lihat sebelum akhirnya pintu tersebut benar-benar tertutup. “Lady Koa, sepertinya kau bahagia sekali,” seru Black tiba-tiba saja muncul. ‘AH! JANTUNGKU!’ Koa berteriak dalam hati k
….. Puluhan peserta kompetisi berburu yang terdiri dari para bangsawan dan kstaria Elinor telah berkumpul di halaman utama istana. Sebelum berangkat menuju wilayah Marquess Otsana yang menjadi lokasi kompetisi, mereka terlebih dahulu melakukan ritual pemberkatan yang dipimpin oleh pendeta gereja besar untuk meminta keselamatan selama acara berlangsung. Wilayah Marquess Otsana yang dijadikan sebagai lokasi berburu adalah sebuah hutan luas yang masih lebat dan asri. Terletak dekat dengan wilayah pegunungan milik Adler Dukedom—kampung halaman ratu—yang beberapa waktu lalu baru saja mendapatkan serangan dari Kerajaan Nesrin. Tempat ini terkenal akan hewan-hewan liarnya yang eksotis dan bernilai tinggi. Belakangan, populasi mereka meningkat drastis karena baru melewati musim kawin, mendorong naiknya kasus hewan liar turun dari hutan dan menyerang pemukiman penduduk. Oleh karena itu, Marquess Otsana menyarankan kepada Raja Alden untuk mengadakan kompetisi berburu—yang menjadi salah satu r
..... Tiupan panjang terompet menjadi tanda telah resmi dimulainya kompetisi berburu. Seluruh rombongan keluarga bangsawan nampak bersorak sorai memberikan semangat kepada para peserta yang bergerak memasuki hutan milik Marques Otsana. Di barisan terdepan, terlihat Pangeran Noir yang memimpin peserta lain sebelum nantinya berpencar di titik tengah hutan. Anak Raja Alden bersama selir keduanya itu terkenal sebagai pemburu handal dan pemanah jenius. Di medan peperangan, Noir menjadi pimpinan dari pasukan pemanah Elinor. "Maafkan ketidaktahuan ayah saya Lady Dorian," ucap Aylin Otsana yang mendadak muncul di sebelah Koa. Ia menundukkan kepalanya ke depan. Rasa malu tergambar jelas di wajah porselennya yang cantik itu. Di tengah suasana tidak mengenakan dalam pertemuan tiga keluarga di tenda raja, Koa begitu bersyukur ketika seorang ksatria tiba-tiba saja masuk dan memberitahukan kepada sekretaris pribadi raja jika persiapan lokasi untuk kompetisi telah selesai. Tak ingin berlama-lama
….. “Bawa ini!” Nathaniel menyerahkan sebuah botol berukuran sedang berisi cairan hijau kepada Jonas. “Semprotkan isinya ke kuda milik Duke Leander,” perintahnya kemudian. Jonas menerima benda tersebut dengan sikap penuh sangsi. “Yang Mulia, jika raja sampai mengetahui perbuatan Anda kepada duke, beliau akan murka. Ini hanya menciptakan konflik baru dengan kawan satu fraksi Duke Dorian yang justru malah merugikan Anda.” Wajah Nathaniel langsung menegang, pembuluh darah tampak mengeras di lehernya. “Tugasmu di sini untuk menjalankan perintahku, bukan memberiku nasihat,” ujarnya tak suka pada peringatan Jonas. “Semua sudah kuperhitungkan matang-matang dan aku tahu apa yang sedang aku lakukan. Orang rendahan sepertimu sebaiknya tutup mulut.” “M-maafkan kelancangan saya Yang Mulia,” seru Jonas cepat. Telapaknya meremas kuat botol kaca yang sekarang sudah berpindah tangan padanya. “Apabila niat Anda ingin mencelakai Duke Leander, bukankah pahlawan perang seperti beliau dapat dengan muda