Share

Kekasih Reynard

Untungnya Reynard hanya bermain di driving range, area yang hanya dikhususkan untuk para pemula melatih pukulan, memantapkan ayunan, hingga membiasakan diri mereka dengan stik golf, sebelum akhirnya bermain di lapangan yang sesungguhnya.

Setiap kali Reynard selesai memukul bola sebanyak lima puluh kali, Zevanya harus memunguti bola-bola itu dan memasukkannya kembali ke dalam keranjang. Ia harus mengingat ke mana saja bola Reynard mendarat, karena Reynard tahu kalau bola itu bukan miliknya. Entah bagaimana cara mengetahuinya, yang pasti Zevanya harus mencarinya hingga ketemu.

Zevanya pernah berlatih golf seperti ini bersama dengan papanya, dan ia tahu betul setiap bola yang telah dipukul tidak harus diambil lagi, karena ada staf khusus yang bertugas mengambili bola-bola itu. 

Tapi entah kenapa Reynard malah meminta Zevanya memunguti bola-bola itu hingga ia menjadi perhatian pengunjung lainnya. Juga cekikikan para wanita termasuk para caddy golf.

Dari cara Reynard memegang stik dan mengayunkannya, Zevanya tahu pria itu sudah sangat terampil. Tapi kenapa malah memilih main di driving range? Bertambah satu lagi kelakuan aneh Reynard yang Zevanya ketahui. Tapi memang begitulah keanehan kalangan atas kalau sedang memiliki waktu luang.

Mengabaikan Zevanya yang sudah banjir keringat dan napasnya pun mulai tersengal saat meletakkan keranjang bola di sampingnya, Reynard kembali memukul bola golf itu hingga melayang lebih jauh lagi dari yang sebelumnya.

Ia mendengar desahan napas Zevanya tiap kali bolanya mendarat lebih jauh dari bola sebelumnya. Dan lebih bersemangat untuk memukul bola selanjutnya lebih jauh lagi, ia belum puas melihat penderitaan wanita itu.

"Kenapa diam saja? Cepat ambil bola-bola itu! Dan pastikan tidak ada yang tertukar!" perintah Reynard setelah menyelesaikan lima puluh pukulannya.

Wajah pucat Zevanya terlihat luar biasa lelah, dan Reynard sama sekali tidak merasa kasihan padanya. Itu tidak sebanding dengan apa yang sudah wanita itu lakukan padanya enam tahun lalu.

Dan wanita itu melupakannya! Itulah yang membuat harga diri Reynard semakin terluka.

"Rey, maaf aku datang terlambat," ucap seorang wanita di belakangnya. Reynard tahu pemilik suara itu, yang tak lain adalah wanita yang kakek Nicolai jodohkan padanya, Nada.

Reynard memang meminta Nada datang ke Golf Club itu, untuk melihat reaksi Zevanya ketika bertemu dengan saudari tirinya. Karena di curriculum vitaenya, Zevanya tidak menulis nama anggota keluarganya, wanita itu seperti hidup seorang diri.

"Duduklah, kamu pasti lelah!" perintah Reynard tanpa mengalihkan perhatiannya dari Zevanya, yang masih memunguti satu-persatu bola Reynard dan memasukkannya ke dalam keranjang.

"Kenapa di sini? Kamu tidak punya lawan main di lapangan?" tanya Nada sambil berdiri di samping Reynard, alih-alih duduk sesuai dengan perintah Reynard. Dan Reynard sangat membenci siapapun yang tidak mematuhi perintahnya.

"Aku bilang duduk!" desis Reynard dengan sorot mata tajamnya, barulah Nada mendengarkannya. Wanita itu menghentakkan kedua kakinya dengan kesal sebelum duduk.

Selama ini, Reynard sangat menghindari wanita kalangan atas yang manja seperti Nada. Entah apa yang dilihat kakek Nicolai dari wanita itu, hingga menginginkannya menjadi cucu menantunya.

Tatapan menusuk Reynard berpindah dari Nada ke Zevanya. Wanita itu tengah menyeka keringat di keningnya dengan punggung tangannya, kulitnya bahkan sudah mulai terbakar matahari, Dan Reynard memutuskan hukuman untuk wanita itu hari ini sudah selesai. Besok ia akan mencari cara lain lagi untuk menghukumnya.

"Marco, makan siang sudah siap?" tanya Reynard tanpa menoleh ke arah Marco.

"Sudah, Tuan."

Tanpa berkata apa-apa lagi, Reynard bergegas meninggalkan area driving range menuju ruang VVIPnya, yang telah tersedia pantry beserta dining roomnya. Nada berusaha menyamakan langkahnya dengan langkah panjang Reynard, dan Marco mengekor di belakang mereka.

"Bagaimana dengan Zevanya, Tuan?" bisik Marco saat menuang segelas minuman untuk Reynard.

"Kalau sudah selesai melakukan tugasnya, bawa wanita itu ke sini!"

"Baik, Tuan."

"Wanita siapa, Rey? Kamu ke tempat ini bersama dengan wanita lain?" cecar Nasa setelah Marco meninggalkan mereka.

"Hanya salah satu karyawanku," jawab Reynard dengan santai sambil memotong rib eyenya.

"Oh, tadi aku tidak melihatnya."

"Nanti kau juga akan bertemu dengannya."

Tidak lama kemudian Marco sudah kembali bersama dengan Zevanya. Reynard dapat melihat raut wajah terkejut Nasa saat melihat kedatangan Zevanya, pun demikian dengan Zevanya, mungkin wanita itu tidak akan mengira kalau bertemu dengan saudari tirinya di sana.

Namun tidak ada satupun dari kedua wanita itu yang mulai menegur. Mereka bersikap seolah tidak saling mengenal dan Zevanya justru dengan santainya meletakkan tas golf milik Reynard di area living room, sebelum berdiri diam saat menunggu intruksi Reynard selanjutnya.

"Dia karyawanmu, Rey? Kenapa penampilannya lusuh sekali?" akhirnya Nasa bersuara, wanita itu memberikan tatapan jijiknya pada Zevanya. 

Keluarga seperti apa mereka itu sebenarnya?

Tapi ada baiknya juga untuk Reynard. Dengan demikian, ia dapat memberikan alasan bagus pada kakek Nicolai, untuk menggagalkan rencana pertunangannya dengan Nada.

"Ya, apa kau mengenalnya?"

"Sama sekali tidak. Bagaimana mungkin aku kenal dengan karyawan rendahan seperti itu, Rey. Aku hanya akan menjadi bahan tertawaan teman-temanku," sangkal Nada.

Dari sudut matanya, Reynard dapat melihat tatapan mengancam yang Nada tujukan pada Zevanya, meski raut wajah Zevanya tetap terlihat datar dan kelelahan tentunya.

"Basuh wajahmu lebih dulu, setelah itu makanlah!" seru Reynard.

Setelah mengangguk pelan, Zevanya melangkah ke toilet, ia memang akan membasuh wajahnya, kalau perlu tubuhnya yang sudah bermandikan keringat.

Zevanya bersandar pada daun pintu setelah menutupnya, ia tidak mengira akan bertemu dengan Nada. Ternyata adik tirinya itu kenal dengan Reynard. Apa mereka sepasang kekasih?

Mulai saat ini, keluarga tirinya itu pasti akan semakin mengejek Zevanya, mereka akan semakin menginjak-injak harga dirinya, apalagi kalau sampai Nada berhasil menikah dengan Reynard, salah satu bujangan paling diminati sejagat raya.

Sebaiknya Zevanya mulai mencari pekerjaan baru lagi. Rasanya ia pun tidak sanggup kalau harus mengikuti hobby aneh Reynard. Baru dua hari bekerja dengan pria itu saja, semua tulang-belulang Zevanya terasa mau patah. Punggungnya bahkan luar biasa sakit. Tidak pernah sebelumnya Zevanya merasa kelelahan hingga seperti itu.

Zevanya baru saja membasuh wajahnya ketika pintu toilet terbuka, dan Nada langsung menyudutkannya ke dinding,

"Kenapa bisa kamu bekerja dengan calon tunanganku?" tanyanya, Zevanya menepis tangan Nada yang mencengkram bahunya,

"Mana aku tahu kalau perusahaan itu milik kekasihmu?"

"Sebaiknya kamu tetap bersikap seperti tadi, teruslah berpura-pura tidak mengenaliku! Aku tidak mau pertunanganku dengan Rey batal hanya karena memiliki hubungan keluarga denganmu!" ancam Nada.

"Kita tidak memiliki hubungan apapun lagi, sejak kalian mengusirku dan Cio tanpa sepeserpun uang setelah kalian berhasil mengangkangi harta Vale!"

Masih dengan tatapan mengejeknya, Nada melipat kedua tangannya di depan dadanya,

"Bagus! Kau, hanyalah anak dari wanita simpanan Papa! Membusuklah kalian semua di neraka!"

Comments (9)
goodnovel comment avatar
Prasetyo Eli
ceritanya bagus tapi harus pakai koin
goodnovel comment avatar
Ratu Rara
saya menikmatinya..kreen.........
goodnovel comment avatar
Jejen Zainab
sayang sekali koin lagi.
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status