Share

Tamu

Diandra kehilangan keseimbangan dan hampir saja menabrak pejalan kaki. Dia menepi sejenak guna menenangkan diri.

“Sial emang si Domo. Pake acara hampir jatoh segala,” gerutu Diandra.

Usai merasa tenang, Diandra kembali melanjutkan perjalanan. Sesampainya di rumah, dia terkejut melihat mobil milik Handoko terparkir di sana.

Diandra menarik napas kemudian masuk ke dalam rumah setelah mengucapkan salam terlebih dahulu.

“Di, kok kamu pulang telat, sibuk banget ya sekarang?” sapa Handoko.

“Iya.” Diandra duduk di sisi Darwin dan menyandarkan kepala di bahu sang Ayah.

Handoko tersenyum, melihat dan mendengar suara Diandra saja sudah cukup untuk melepas rasa rindunya selama ini. Dia memandang lekat gadis pujaan hati dan berusaha merekam semuanya untuk di kenang saat rindu menyapa jiwa.

Puas memandang selama sepuluh menit, lelaki itu kemudian pamit untuk kembali.

“Udah malem, Om, Tante. Saya pulang dulu, assalamualaikum,” pamit Handoko.

“Kok buru-buru banget, sih? Waalaikumussalam,” kata Sisy.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status