Share

Chapter. 05

Happy Reading 

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Daren memacu kecepatan motor nya dengan penuh, dia emosi saat mendengar bahwa suara yang memanggil Ale dengan kata sayang itu adalah musuhnya. Tiba di restoran yang di kirim alamat nya oleh Ale tadi, Daren langsung memarkirkan motornya dengan sembarangan lalu berlari kecil menuju pintu restoran mewah tersebut. 

Sebelum Daren sampai di meja Ale, dia lebih dahulu menelpon temannya untuk membawa mobil agar nanti saat dia membawa Ale akan begitu mudah. 

"Oh wow... Kejutan seorang Daren Cleo Romanov menghampiri meja kita!" Sindir Axel saat melihat kedatangan Daren. Orang tua Ale yang melihat hal tersebut langsung melihat kearah orang yang disebut.

Ayah Ale mengepalkan tangannya, huh lagi-lagi dari keluarga Romanov yang mendekati keluarganya apa mereka tidak memiliki selera lain selain merusak keluarganya lagi. 

"Ale kita pulang, Axel ingat pesan Papah kamu harus bersiap untuk besok pagi!" Lalu Ayah dan ibu Ale pergi terlebih dahulu namun saat Ale melewati Daren tangan gadis itu di tahan Daren dengan cepat mengecup pipi kanan milik gadis yang sudah ia klaim sebagai miliknya. 

"Sial, menjauh dari Adik ku brengsek!!" Teriak Axel lalu menghajar Daren dengan membabi buta, namun Daren tidak tinggal diam pria itu membalas menghantam wajah Axel. sehingga wajah tampan Axel mengeluarkan darah dan di pelipisnya sobek oleh tamparan yang di layangkan oleh Daren.

Ibu dan Ayah mereka tidak melihat kejadian tersebut karena lebih dulu pergi menuju mobil yang berada di parkiran. Ale berteriak histeris saat melihat keganasan yang di keluarkan oleh kedua pria yang sepantaran tersebut. 

"Stop, kak Axel!" Panggil Ale lalu berlutut untuk menggapai kepala Axel agar bisa berada dipangkuannya namun Daren tidak memberikan kesempatan tersebut karena dia dengan cepat menarik tangan Ale agar bisa mengikuti langkahnya. 

"TIDAK, lepaskan aku. kak Axel!" Teriak Ale, Namun sudah terlambat Daren lebih dulu menarik tangan Ale sehingga gadis itu berjalan terseok-seok. Sedangkan Axel pingsan di tempat, direstoran tersebut sama sekali tidak ada orang karena sudah di booking oleh keluarga Greyson tadi. Namun salah satu pelayan yang melayani keluarga tersebut melihat kejadian yang membuat dia hampir mengeluarkan teriakkannya.

.....

"Gue pinjam mobil loe dan bawa motor gue yang ada di parkiran depan!" Daren langsung memberikan kunci motornya untuk temannya yang bernama Kennan. "Dan ingat jangan katakan kepada siapapun jika gue yang bawa gadis ini." Tanpa menunggu jawaban Kennan, Daren langsung memasuki mobil tersebut masih dengan Ale yang mencoba melawan. namun semuanya sia-sia karena tidak lama setelah itu Daren memarahi gadis tersebut.

"DIAM! apa kau ingin aku membunuh pria itu hah?!" Teriak Daren dengan seketika Ale terdiam namun sesekali mulutnya mengeluarkan suara tangis. Setelah beberapa lama mereka dalam perjalanan akhirnya Daren memarkirkan mobilnya di parkiran Apartemen mewah tempat dia tinggal selama ini.

"Ki---kita dimana?" Tanya Ale dengan takut sambil melihat ke sekelilingnya. namun pertanyaannya tidak dijawab oleh Daren karena pria itu langsung turun dari mobil lalu membuka pintu untuk Ale dan sedikit menyeret gadis itu.

Ale dengan terseok dan berusaha mengimbangi langkah Daren, keduanya memasuki lif. Dengan wajah dinginnya Daren menatap Ale ada sedikit rasa kasihan saat melihat gadis cantik itu menangis namun saat mengingat jika Ale berkencan dengan musuh nya membuat amarah Daren meluap. Apa yang kurang dari dirinya, kaya sudah pasti tampan jangan ditanya lagi namun gadis di sampingnya ini masih belum menyadari hal itu. 

Saat sampai di depan apartemen Daren membuka kunci pintu tersebut lalu dia mendorong Ale ke arah sofa. 

"Aku mohon jangan sakiti aku." Mohon Ale sambil menyatukan kedua tangannya, namun Daren malah tersulut emosi saat melihat hal tersebut. Jika saja dirinya membuat Ale menjadi miliknya waktu itu maka gadis ini tidak akan berani bermain di belakangnya bersama pria yang selama ini menjadi musuh bebuyutannya. 

Dengan tidak berperasaan Daren menarik rambut panjang milik Ale. "Kau hanya milikku, ingat itu!" Lalu Daren mencium bibir Ale dengan rakus dan kembali mendorong tubuh Ale agar bisa terlentang di atas sofa.

"Ti--tidak, aku mohon lepaskan." Tangis Ale semakin menjadi dia tidak mungkin kehilangan apa yang selama ini dia jaga. Demi tuhan dia sangat ketakutan saat melihat Daren yang berubah seperti manusia yang tidak memiliki perasaan sama sekali. Mereka tidak saling kenal, mereka hanya satu kali pergi bersama itupun karena tidak di sengaja. 

"Berhenti menolak ku lagi sayang!" Tekan Daren dan kembali mencium Ale, kali ini tidak hanya mencium namun dia juga mulai menjalarkan kedua tangannya ke dada Ale. 

"Sangat pas dan lezat." Puji Daren saat merasakan jika bukit kembar milik Ale sangat pas di telapak tangan nya yang besar. 

.......

"Tuan Greyson, Tuan muda Axel masuk rumah sakit." Mendengar itu Hans terkejut bukankah tadi mereka baru saja makan malam bersama.

"Bagaimana bisa, berikan aku alamat rumah sakit nya sekarang!" Kata Hans dengan panik lalu dia memutuskan sambungan telepon dan memanggil istrinya.

"Mah kita harus kerumah sakit sekarang, Axel kita Mah!" Kata Hans dengan panik Indri pun tak kalah panik wanita paruh baya itu dengan cepat mengambil tas nya. 

Dalam perjalan Indri terus menangis dan dia baru ingat jika Alena tidak ikut dengan mereka saat pulang tadi.

"Pah dimana Alena?" Mendengar pertanyaan dari istrinya membuat Hans terkejut dia baru saja sadar jika anak gadis mereka tidak tahu entah dimana. 

Akhirnya setelah tiga puluh menit di jalan mereka sampai di rumah sakit yang di beritahu oleh tangan kanannya. 

"Drew dimana ruangan Axel?!" Tanya Hans panik, lalu Andrew membawa mereka ke lantai tiga rumah sakit tersebut.

Indri yang melihat anaknya berbaring di brangkar rumah sakit terlihat sedih terlebih di kepala anaknya terdapat perban. 

"Apa anda keluarga dari Pasien yang bernama Axel Greyson ?" Tanya Seorang dokter kepada Hans dan Indri. 

"Iya kami orang tua, bagaimana dengan anak kami dokter?" Tanya Indri

"Saat ini keadaan Axel baik-baik saja hanya saja di bagian pelipis dan bibirnya sobek, dan kami sudah memberikannya obat agar dia bisa tidur." Jawab Dokter tersebut. 

"Sekarang pasien bisa dijenguk, jika ada sesuatu kalian bisa panggil saya."

"Terima kasih dokter." Ucap Indri lalu dia memasuki kamar Axel.

"Andrew, tolong cari siapa dalang di balik semua ini dan satu lagi cari di mana Alena berada." Perintah Hans lalu dia masuk ke kamar Axel dan melihat istrinya menangis di samping anak laki-lakinya. 

"Udah sayang, jangan menangis terus. Ingat kamu harus jaga kesehatan juga." Hans mengusap rambut istrinya lalu membawa Indri kepelukan hangat nya. 

.......

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status