Share

17

Bagian 17

            “Ayo, kita cek.” Papa langsung turun meninggalkan mobilnya yang sudah dia panaskan. Aku pun turut mengikuti langkah beliau. Berjalan di balik punggungnya sembari memegang ujung kemeja Papa. Jujur, aku masih sangat syok. Terbayang gorokan di leher tubuh yang terbaring di jok belakang mobil. Sekilas saja aku melihatnya. Namun, sangat berbekas di ingatan. Aku memang seperti mengenal wajah itu, meski pipi dan dahinya tampak ada luka-luka besetan. Matanya, ya, matanya yang membelalak tapi mirip seseorang. Akan tetapi, apa mungkin …?

            Papa melongok dari celah pintu kemudi yang tadi kubuka lebar, tanpa mau menyentuh apa pun di sana. Lelaki itu berseru keras sembari memundurkan langkahnya, hingga hampir menubrukku.

            “Itu Fitri! Ya, itu Fitr

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status