Share

14. Hal yang Terlalu Intim

Ageng tidak menatap Queen yang sedang menikmati steak tenderloin dengan saus lada hitam yang dipesannya.

“Sepertinya kau penikmat steak?”

“Sayang saja makanan seenak ini tidak dinikmati,” sahut Queen sambil terus menikmati hidangan yang tersaji di hadapannya. Percakapan dengan Ageng bukanlah sesuatu yang harus dia tanggapi dengan serius.

“Ya, biasanya kau makan di warung pinggir jalan.” Merasa diabaikan oleh Queen membuat timbul sikap arogan dan merendahkan dari Ageng.

“Kamu pernah makan nasi kucing di angkringan?” Bukan merasa direndahkan, justru Queen ingin berbagi pengalaman makan di tempat yang biasanya digunakan oleh kaum buruh dan pekerja kelas bawah.

“Tidak,” sahut Ageng yang membayangkan saja sudah enggan. Makan di pinggir jalan yang mungkin kebersihan dan privasinya kurang terjaga.

“Jangan bilang di sana akan mencium bau orang-orang miskin, karena kau justru akan mencium kebahagian.”

Ageng menatap heran ke arah Queen yang sepertinya sudah terbiasa makan di tempat seperti itu.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Desi Susanti
cerita nya bagus tp kok susah di buka
goodnovel comment avatar
Stephanie michelle
cerita yg bikin perasaan kentut kentut.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status