Share

12

KUREKAM BARANG BUKTI

              “Mas, santai! Kamu tidak perlu memburu-buruku!” Aku membentak sambil membeliakkan mata. Merasa jengkel sebab dia dengan seenaknya memerintahku. Enak saja! Kalau perlu, si gundik tak perlu diantar ke rumah sakit agar mati saja sekalian.

              “Riri! Apa yang ada di otakmu!” Mas Hendra yang mukanya merah dan bersimbah keringat langsut bangkit sambil menggendong tubuh Nadia. Tampak perempuan dengan wajah yang membengkak dan kemerahan tersebut mengeluarkan liur dari mulutnya. Semoga kau mati, Nad! Agar puas hatiku.

              “Dasar tak punya hati!” Mas Hendra marah. Dia tergopoh-gopoh dan merampas kunci mobil dari genggamanku.

       &nbs

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Muda Wamah
masa secepat itu mau membutuh gundik.knp GK pakai cara halus
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status