Felicia menatap ayahnya kaget dan penuh ketidakpercayaan. Pandangan Felicia membuat Cakra sangat malu. Biasanya, orang tua akan menutupi kesalahan mereka dari anak-anaknya agar citra orang tua tidak rusak di hadapan anak-anak mereka. Namun, Patricia kali ini membiarkan semua anaknya mengetahui tentang kesalahannya. Hal ini sama saja seperti mempermalukan Cakra di hadapan anak-anaknya. Bahkan Cakra merasa kalau harga dirinya sudah benar-benar hancur sampai dia tidak mampu mengangkat kepalanya tinggi-tinggi di hadapan anak-anaknya. Untung saja, cucunya sedang tidak berada di rumah. Jika tidak, dia akan merasa semakin malu dan tidak berani lagi menatap wajah cucu-cucunya itu. “Ma, Papa mungkin sedikit kebingungan saja. Papa juga biasanya selalu bersikap baik dan sangat menyayangi Mama. Mungkin saja … dia dijebak oleh orang-orang itu yang sudah mempersiapkan semuanya untuk menjebak Papa,” bujuk Felicia berusaha menenangkan ibunya.“Perempuan itu yang sudah merencanakan semua ini. Felicia
Ketiga anak laki-laki Patricia hanya bisa teridam tanpa berani berkata-kata. Padahal ibunya sudah bersikap sangat baik kepada mereka, sekalipun mereka tidak bisa menjadi ahli waris keluarga Gatara seperti adik perempuan mereka. Selain itu, nama keluarga mereka juga bukan Gatara, melainkan Vikar sesuai nama keluarga ayah mereka. Namun, mereka tetap dianggap sebagai anggota keluarga Gatara. Di luar sana, orang-orang juga terus menyebut mereka sebagai anggota keluarga Gatara. Bahkan mereka juga memiliki posisi strategis di perusahaan yang bisa menghasilkan banyak uang. Selain itu, mereka juga jarang sekali mendapat omelan dari ibu mereka ketika mereka melakukan kesalahan di perusahaan, kecuali kesalahan itu sudah benar-benar keterlaluan. Tidak seperti adik kandung mereka ketika masuk ke dalam perusahaan dan terus mendapat omelan dari ibu mereka. Sekalipun posisi Felicia juga sedikit lebih baik daripada mereka, tapi ibu mereka sering sekali memarahi Felicia hanya karena masalah kecil. S
Ibunya akan memarahi ketiga kakak laki-lakinya setiap kali mereka membuat masalah. Bahkan ibunya tidak segan untuk memukul ketiga kakak laki-lakinya, tapi ibunya sama sekali tidak pernah memukul ataupun memarahi Fani setiap kali dia membuat masalah. Patricia menatap Fani dingin yang langsung bisa dirasakan oleh Fani. Akhirnya, dia tidak memiliki pilihan lain selain berlutut menuruti perintah ibunya bersama dengan ketiga kakak laki-laki angkatnya. Dia hanya bisa mengutuk perbuatan ayahnya yang sudah membuatnya menderita seperti ini. Dia tidak tahu kalau ternyata ayahnya menggunakan uang yang diberikannya untuk bermain perempuan. Dia memberikan uang ratusan juta kepada ayahnya karena dia merasa kasihan dengan ayahnya yang selalu merasa tertekan setiap kali ada ibunya di rumah. Jadi, dia memberikan uang itu agar ayahnya bisa bersantai sejenak. Namun, hasilnya sekarang dia justru merasa tersiksa karena perbuatan ayahnya. “Kalian berlima, pukul wajah kalian sendiri!” seru Felicia memberi
Dania akhirnya, memiliki kesempatan untuk membalaskan dendamnya kepada adik ipar angkatnya secara terang-terangan. Hal ini adalah suatu kejadian yang sangat langka. Kemudian tiba-tiba saja dua menantu Patricia lainnya berseru dengan penuh antusias, “Ma, kami juga mau membantu Fani agar Fani tidak mengulangi kesalahannya lagi.”Fani menatap ketiga kakak iparnya dengan penuh kebencian. Apa mereka pikir, Patricia akan berpihak kepada mereka setelah kembali dari Mambera? Bagaimanapun juga, Patricia hanyalah ibu mertua mereka bertiga, sedangkan Fani adalah anak perempuannya. Biasanya, seorang ibu akan jauh lebih memihak kepada anak perempuannya daripada menantu perempuannya. Patricia menatap kedua menantunya lalu berkata, “Biar Dania saja yang melakukannya. Kalian perhatikan pelajaran ini baik-baik.”“Baik,” jawab kedua perempuan itu dengan penuh kekecewaan. Fani menatap Dania yang berjalan menghampirinya lalu berkata, “Kak, aku takut. Tolong, jangan pukul aku keras-keras.”“Seharusnya k
“Nantinya, kalian harus hidup mandiri di luar sana. Kalianlah yang memutuskan jalan hidup kalian masing-masing. Jangan kalian pikir, aku akan bersikap lembut kepada kalian karena kalian adalah anak-anakku. Siapa pun akan berakhir buruk jika berani mengkhianatiku tanpa peduli siapa orang itu,” ancam Patricia. “Ma, kami tahu kalau kami salah. Kami nggak akan memberikan uang kepada Papa lagi,” ujar Ivan mengakui kesalahannya lalu diikuti dengan adik-adiknya yang ikut mengatakan hal yang sama. Mereka juga sadar kalau semua yang mereka miliki saat ini adalah pemberian dari ibu mereka. Mereka pasti tidak akan ada artinya di luar sana kalau sampai mereka harus menanggalkan nama besar keluar Gatara dan keluar dari Gatara Group. Mereka juga akan tetap memilih uang dan kekuasaan dibanding selingkuhan mereka, sekalipun mereka sangat mencintai perempuan-perempuan itu. Semua ini terjadi karena ayah mereka. Padahal mereka memberikan uang itu sebagai wujud bakti mereka kepada Cakra, tapi Cakra jus
Felicia menyerahkan es batu yang ada di tangannya kepada ayahnya. Kemudian dia meminta ayahnya untuk kembali ke kamar dan mengompres wajah bengkak itu dengan es batu. Cakra pun mengambil es batu itu dan berjalan menuju lantai atas kembali ke dalam kamarnya. Sekarang, hanya tersisa Felicia dan ibunya di dalam ruangan. Suasana kembali terasa sunyi. Felicia duduk di samping Patricia lalu berusaha menghiburnya dengan berkata, “Ma, Papa tahu kok kalau dia salah. Aku yakin, dia pasti nggak akan berani mengulang kesalahannya lagi. Jadi, Mama nggak usah khawatir, ya.”Patricia menghela napasnya lalu berkata, “Papamu pasti kesal dengan Mama. Dia tunduk karena dia takut dengan apa yang bisa kulakukan nantinya untuk membuat dia menderita. Di mata orang-orang, mungkin kami berdua adalah pasangan yang serasi dan penuh kasih. Tapi, Mama jauh lebih mengetahui keadaan rumah tangga Mama daripada orang-orang itu.”“Lalu kenapa Mama masih saja mau terus bersama Papa kalau memang Mama sudah tahu Papa be
“Waktu Mama mukul mereka pasti terekam kamera CCTV.”“Ma, minta Ricky hapus rekaman CCTV juga nggak ada gunanya, deh. Di hotel ada banyak banget orang yang lihat. Lagi pula Ricky juga belum tentu mau hapus. Dia dari dulu memang nggak pernah mau bantu kita,” ucap FeliciaPatricia pun tertegun sesaat. Benar juga, apa gunanya sekarang mereka meminta tolong Ricky untuk menghapus rekaman CCTV itu? Di sekitar ada begitu banyak orang yang melihat dan pasti ada saja dari mereka yang merekamnya. Mungkin saat ini di internet sudah beredar luas video dia memukuli mereka.Apa yang Felicia katakan benar, bahkan meski tidak ada yang merekam pun, Ricky tidak akan mau menghapusnya. Olivia adalah cucu dari kakaknya Patricia, otomatis Olivia juga masih memiliki garis keturunan keluarga Gatara dan juga hubungan darah dengannya. Keponakannya juga cukup sukses di Mambera dan menjadi nyonya besar di keluarga Sanjaya. Sewaktu muda dia cukup hebat. Meski sekarang sudah mundur, dia masih tetap memegang kuasa d
Begitu Felicia sampai di kantornya, makanan yang dia pesan juga kebetulan baru saja sampai. Maka dia pun membawa makanannya itu dan masuk ke dalam. Karyawan yang sedang bekerja di sana cukup kaget melihat Felicia masih kembali ke kantor di jam segini, tetapi tidak ada yang banyak bertanya kepadanya.Di dalam ruang kantor pribadinya, Felicia menuangkan segelas air hangat untuk dirinya sendiri. Dia duduk di depan meja kerjanya dan mengirimkan pesan kepada Vandi.“Rencananya sempurna,” katanya. Setelah Vandi membalas, dia langsung menghapus pesan itu dan mengingatkan Vandi untuk menghapusnya juga.“Bagaimana kabarnya Pak Cakra?” tanya Vandi melalui voice note.“Buruk banget. Hubungan rumah tangganya sama mamaku sudah hancur, tapi dia nggak berani cerai. Mamaku juga nggak mau cerai di umurnya yang sudah 70 tahun. Mereka berdua mungkin mau begini saja terus.”Akan tetapi bagi Patricia, ini adalah pukulan yang sangat berat baginya. Namun siapa suruh Cakra melakukan itu kepada putri kandungny
“Papa sudah makan?” tanya Russel.“Papa belum makan. Masih belum lapar. Habis antar dua penumpang lagi, Papa baru pergi makan,” jawab Russel dengan lembut. “Russel sudah makan, kan?”“Sudah. Tante Oliv dan Tante Junia bawa aku pergi makan hot pot. Tadi di tempat makan hot pot, aku bertemu Tante Shella. Kak Aiden panggil aku, tapi Tante Shella tutup mulutnya. Nggak tahu kenapa. Ada kakek dan neneknya Kak Aiden. Mereka ramai sekali. Kalau aku hanya ada Tante Oliv dan Tante Junia, sama Kak Katarina. Kami berempat.”Pada awalnya, Roni tidak terlalu memperhatikan. Dia tersenyum dan berkata, “Russel juga bertemu Tante, ya. Ada salam dengan Tante, nggak?”“Nggak.”Russel menjawab dengan jujur, “Kak Aiden panggil aku, tapi Tante tutup mulut Kak Aiden. Pa, kenapa Tante tutup mulut Kak Aiden, ya?”“Tantemu ... nggak usah pedulikan dia.” Akhirnya Roni sadar. Saat Shella melihat Russel, Shella tidak membiarkan Aiden menyapa pasti karena takut Russel ikut makan. Mereka telah bersaudara selama puluh
“Jangan percaya apa pun omongannya. Dia orang yang paling pandai ambil keuntungan dari orang lain,” kata Junia dengan sinis.Karena jarak mereka tidak terlalu jauh, Olivia bisa mendengar percakapan Shella dan ibunya. “Ma, aku bawa anak-anak pergi makan. Mereka bilang sudah lama nggak makan yang enak-enak. Jadi aku bawa mereka keluar. Sudah selesai makan, tapi uangku nggak cukup untuk bayar. Ma, rekening Mama ada saldo, nggak? Transfer ke aku empat juta dulu, ya.”Shella telah pergi. Olivia dan yang lainnya sudah tidak bisa mendengar jelas apa yang dia katakan lagi.“Kalau aku punya anak seperti Shella yang hanya tahu ambil keuntungan dari keluarganya, begitu lahir aku langsung cekik mati saja,” kata Junia kepada Katarina.“Saat lahir kamu juga nggak akan tahu dia akan jadi orang seperti apa,” kata Katarina.“Kalau begitu putuskan hubungan dengannya. Anggap saja nggak pernah lahirkan dia. Katarina, kamu nggak tahu. Dia tante kandungnya Russel. Paling suka ambil keuntungan dari orang lai
“Masuk akal, masuk akal. Tapi sebelum Samuel buat keputusan, lebih baik kamu tetap perjuangkan dulu,” kata Olivia.Katarina tersenyum. “Kak Oliv, Kak Junia, kita lagi makan hot pot. Nggak usah bicarakan soal pria. Suami kalian pria baik, masih bolehlah dibicarakan. Rasanya sangat bahagia. Tapi pria yang aku sukai itu nggak suka aku. Bicarakan dia akan pengaruhi nafsu makanku. Russel bilang makanan adalah hal terpenting bagi manusia. Kita makan hot pot saja.”Olivia dan Junia pun berhenti menggoda Katarina. Dalam hal perasaan, mereka juga tidak bisa mengatur-atur Samuel.“Kak Oliv, Kak Junia, kedatanganku ke sini kali ini sebenarnya nggak sia-sia. Aku dapat dua kakak. Nggak peduli aku dan Samuel bisa berakhir bahagia atau nggak, kita tetap jadi teman, jadi saudara. Kalian jangan jauhi aku, loh. Pokoknya aku pegang erat-erat kalian. Jangan coba tinggalkan aku sendirian.”Olivia spontan tertawa. Junia juga ikut tertawa. “Kamu bahkan sudah panggil aku kakak. Mana mungkin kami tinggalkan ad
“Yang tadi itu Shella sekeluarga, ya?” Setelah duduk, Junia bertanya kepada Olivia.“Seharusnya itu dia. Ternyata hidupnya masih enak, bisa dandan begitu.”Sebelum Odelina bercerai, Shella dan ibunya sering pergi ke toko buku untuk mengadu kepada Olivia. Junia pernah bertemu dengan mereka beberapa kali. Junia tidak ingin mengingatnya pun tidak bisa.“Iya, itu dia.” Olivia berkata dengan nada acuh tak acuh, “Aiden panggil Russel, dia cepat-cepat tutup mulut Aiden. Takut kita pergi nebeng makan. Dulu setiap minggu dia ke rumah kakakku untuk nebeng makan. Nggak mau bantu apa-apa lagi. Masih saja ngomong ini itu, cari masalah dengan kakakku.”Tidak peduli seberapa banyak mereka berubah, keluarga Pamungkas tetaplah keluarga Pamungkas. Seketika Olivia merasa Kota Mambera terlalu kecil. Selalu saja bisa bertemu sekali dua kali dengan orang yang tidak disukai.Katarina tidak tahu kejadian di masa lalu, tapi dia pun tidak bertanya. Dia hanya diam dan menyimak saja.“Benar-benar keluarga aneh. S
Mulan membelai kepala Liam dan berkata, “Anak yang baik bisa tahu kesalahannya sendiri dan mau berubah.”Liam mengangguk cepat. Dia akan berubah. Selama dia melakukan kesalahan dan orang dewasa memberitahunya mana yang salah, Liam pasti akan memperbaikinya.Mulan berdiri dan berkata lembut, “Kamu main sendiri dulu, ya.”“Audrey mana, Ma?” tanya Liam. “Aku mau main sama Audrey.”Sekarang Liam hanya punya satu adik perempuan, dia paling peduli dengan adik perempuannya. Walau adik laki-laki yang lain juga sangat menggemaskan.“Dibawa neneknya pergi main. Archie lagi sama Bibi. Kamu mau main sama Archie, nggak?”Liam berpikir sejenak, lalu berkata, “Aku pergi cari Audrey saja. Archie ada Bibi yang temani, nggak butuh aku lagi.”Archie dan Tiano sama saja, sama-sama cengeng. Sedangkan kedua adik sepupu yang lain memang sudah beberapa bulan lebih tua dari Archie, tapi justru lebih sulit dijaga. Asalkan mereka tidur, Liam baru merasa mereka menggemaskan. Sedangkan Audrey tetap menggemaskan ti
Tahun depan Liam baru berusia empat tahun, tapi kemajuan belajarnya jauh lebih cepat daripada anak-anak lain. Para master memang punya cara yang berbeda dalam mengajar anak. Kembali lagi ke anak itu sendiri. Anak yang tidak memiliki kualifikasi dan kecerdasan yang tinggi tidak akan mampu mengikuti ajaran mereka. Tentu saja, mereka juga tidak akan mengajar anak yang tidak memenuhi kualifikasi.“Di tasku ada banyak PR musim dingin. Para kakek dan nenek kasih aku sebagai hadiah tahun baru. Aku sangat senang,” kata Liam dengan serius.Liam bahkan menekankan kalimat terakhir. Mulan berani bilang saat Liam membuka tas dan melihat tasnya penuh dengan tambahan “PR musim dingin”, Liam sebenarnya pasti ingin membuang tasnya. Mulan juga tahu seberapa besar tekanan yang Liam rasakan saat belajar. Tidak mudah untuk menjadi anak didik para master. Namun, itu hal yang diimpikan banyak orang yang belum tentu bisa tercapai.“Aku dan Russel seumuran. Aku saja suka, dia pasti suka. Jadi aku juga ingin ka
Mulan tersenyum. “Boleh, besok habis beli baju, Mama bawa kamu pergi beli hadiah,” kata Mulan.Mulan tidak berkata kalau dia akan membayar hadiah yang Liam beli. Dia membiarkan Liam membayar dengan uangnya sendiri. Pertama, karena Liam punya tabungannya sendiri. Liam tidak kekurangan uang. Kedua, karena Liam diminta belajar mengelola uangnya sendiri. Jadi biar saja Liam bayar sendiri. Dia yang bilang mau berikan hadiah kepada Russel. Tentu saja dia harus bayar sendiri.“Kasih hadiah apa ya ke Russel?”“Karena ini hadiah untuk Russel, tentu saja harus kasih sesuatu yang dia sukai,” kata Mulan dengan lembut.Liam seketika menjadi bingung. “Russel paling suka makan. Mainannya sudah terlalu banyak. Mau mainan apa juga ada.”“Kalau begitu kasih makanan kesukaannya saja.”“Dia nggak pilih-pilih makanan. Apapun yang bisa dimakan dan nggak beracun, dia pasti suka. Kalau begitu, bukannya aku harus siapkan banyak sekali hadiah untuknya?”Liam sepertinya tidak tega untuk mengeluarkan uang. Dia me
Kakek Guru terus membicarakan Tiano. Sebelum kembali, Kakek Guru harus melakukan panggilan video berkali-kali dalam sehari, hanya untuk melihat Tiano. Guru bahkan sudah merasa kesal, sampai-sampai bilang lebih baik kasih Tiano ke Kakek Guru saja. Biar Kakek Guru bawa dia ke gunung dan besarkan di sana. Toh, Kakek Guru memiliki pengalaman dalam membesarkan anak.Kakek Guru yang membesarkan Guru. Jadi Kakek Guru memang punya pengalaman dalam membesarkan anak. Namun, Jhon menolak, tidak membiarkan Kakek Guru membawa Tiano. Meskipun Tiano anak yang suka menangis dan tangisannya sering membuat Jhon sakit kepala, tapi Jhon tetap sangat menyayangi Tiano.Jhon bilang tempat yang ditinggali Liam dan Kakek Guru terlalu dingin. Tiano masih kecil, tidak akan tahan dengan cuaca sedingin itu.Memang benar, tempat tinggal Kakek Guru boleh dibilang terisolasi dari dunia. Cuacanya dingin hampir sepanjang tahun. Hanya saat musim panas yang akan terasa sedikit lebih hangat. Sekarang masih musim hujan sal
Dalam perjalanan menuju restoran hotpot, Olivia menerima telepon dari Mulan. Setelah dia menerima telepon tersebut, suara teriakan kecil terdengar dari sisi lain."Mulan, apa yang dilakukan Archie?" Olivia bertanya sambil tersenyum.Perempuan itu sedang menggendong anaknya di satu tangan dan memegang ponsel dengan tangan lainnya. Dia menjawab, "Lihat aku sedang menelepon, dia langsung mencoba merebut ponselku. Kalau aku nggak memberikannya, dia teriak-teriak memaksa aku kasih ponsel."Olivia tertawa. "Beli ponsel mainan yang bisa berbunyi buat dia.""Ada, dia suka main dengan ponsel mainan itu. Tapi setiap kali lihat aku pegang ponsel, dia langsung mau ambil. Mungkin dia anggap ponselku itu miliknya," kata Mulan."Olivia, kamu sudah makan?" tanya Mulan.Setelah itu, dia terdengar berbicara kepada orang lain, "Gendong Archie keluar jalan-jalan sebentar, supaya nggak berisik di dalam."Si kecil Archie memang suka teriak atau menangis. Benar-benar anak yang mudah menangis, mirip dengan an