Share

Pak Hasan VS Mas Randi

Setelah mengantarkanku pagi tadi, Pak Hasan seharian tidak kembali ke kantor. Ada perasaan lega karena tidak perlu mencari alasan untuk menghindari pria itu. Jam menunjukkan pukul empat sore. Sudah saatnya aku bersiap untuk pulang. Sifa dan karyawan lain yang bertugas di depan pun sudah menutup butik.

“Mei, aku pulang dulu ya!” pamitku pada Meisa. “Hati-hati, Rei.”

Perlahan aku membuka pintu kaca butik, keluar dari sana. Aku merasa ada yang hilang saat ini.

Selama berjalan menuju jalan raya, aku merasakan ada yang menganjal perasaanku. Apakah aku merindukan kehadiran Pak Hasan. Hampir setiap hari pria itu datang di sela-sela waktunya ke butik. Setiap hari pula aku menggantikan Meisa untuk membuatkannya kopi.

“Awas!” Sebuah tangan kekar menarikku saat aku akan menyeberang jalan. Tanpa sengaja badanku jatuh ke pelukannya. Aku bangun dan menghindarinya.

“Kalau mau menyeberang jalan itu jangan melamun. Apa yang ada di otakmu, ha!” Pria
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status