Kemudian Bastian telentang dan menangkupkan kedua tangannya di belakang kepala.Oke dia akan bertahan, dia pasti bisa, dia akan menunjukkan dia bukan remaja belasan tahun yang dikendalikan hormonnya, dia adalah pria yang nanti malam akan berumur 35 tahun.Almira menutup area penting tubuh Bastian dengan selembar handuk kecil yang sudah disiapkannya.Kemudian Almira mendekati ujung tempat tidur, duduk di samping Bastian, agak mencondongkan badannya dan mulai memijat bagian bahu dan lengan suaminya.Gerakan tangan Almira begitu lembut dan menenangkan seolah-olah dia memang seorang terapis profesional.Yang tidak menenangkan adalah goyangan dua buah bukit ranum yang hanya ditutup oleh secarik kain sutra, jangankan Bastian, Dewa sekalipun pasti akan tergoda.Sambil memijat bahu suaminya, Almira memandang dan mendapati ekspresi yang tak bisa diuraikan, mata Bastian bergantian melihat wajah Almira, turun ke dada, naik lagi ke mata, dan begitu seterusnya, dengan catatan terlalu lama berhen
Bastian memandang istrinya dengan mata sayu, mata penuh cinta, dia merasa telah mati dan masuk surga. Ralatt! Nyaris mati..tapi masuk surga!Wanita yang telah membuat Bastian mampu kembali memaafkan, mampu kembali percaya, mampu kembali bahagia."Ra, honeymoon lagi ya." Bastian berbicara sambil menatap mesra istrinya."Kapan Daddy pengen honeymoon?" tanya Almira."Kalau jagoan sudah berumur 1 tahun.""Terus kita honeymoon, pulang-pulang hamil lagi, anak ke 4! Hmm.. luar biasa!""Kalau mau kembar aja biar bisa segera 5, jadi impian terwujud terus nggak usah hamil-hamil lagi, bisa kemana-mana, Ra!""Terus siapa yang jaga anak-anak dan jagoan kita?" Kembali Almira bertanya sambil berpikir sepertinya ini bukan permintaan spontan yang baru saja terpikir oleh suaminya."Kita tambah pengasuh anak nanti mom yang akan bantu awasi... tunggu Ra! Kamu setuju?" tanya Bastian heran."Yah setujulah Dad, kenapa heran begitu?" tanya Almira sambil menatap suaminya.'memang dikira aku nggak suka saya
Tok tok tok..."Daddy..Mommy bangun, ayok bangun, udah besal (sudah besar) dak boleh bangun siang!""Daddy..Daddy." Saras mempermainkan nadanya seolah sedang mengejek Daddynya."Mommy...bangun dong, udah siang Mommy," kata Binta yang sangat kalem persis mommy-nya.Sedang kedua anak itu sibuk membangunkan orang tuanya, di dalam kamar beda lagi suasananya.Bastian menggeliatkan badannya kemudian membuka matanya, karena Bastian mendengar ada suara orang mengetuk pintu kamarnya.'memangnya ini sudah jam berapa,' kata Bastian dalam hati.Perlahan sambil mengucek matanya Bastian mencari ponselnya, setelah membuka ponselnya Bastian terkejut setengah mati ternyata ini sudah siang, biasa jam sekian Bastian sudah selesai sarapan pagi.Bastian membalikkan badan, dan menemukan istrinya yang masih tertidur lelap. Memang istrinya adalah orang yang gampang tidur, gampang terlelap dan tidak gampang terbangun, luar biasa berdamai dengan diri dan sekitarnya. Bastian mengamati wajah istrinya yang m
"Aku masih tidak mengerti kenapa kau menolak untuk ikut denganku hari ini?" Tanya Bastian, yang ingin sekali mengajak istrinya ke kantor."Aku sudah terlalu mengabaikan anak-anak dalam 2 hari ini, Dad," jawab Almira memberikan alasan."Tapi sebenarnya kamu di rumah pun anak-anak disekolah kan, Ra?""Iya sih, tapi ada alasan lain...sebenarnya aku ada janji hari ini, Dad!"Mendengar jawaban istrinya, Bastian mengernyitkan dahinya."Dengan siapa kau akan keluar hari ini?""Boleh tapi nanti ya, Dad! Nanti sore aku beritahu semuanya, lengkap.""Ra, sejarah panjang yang ku lalui membuatku tidak lagi bisa tenang jika tidak tahu kau di mana, apa yang kau kerjakan, apalagi aku tidak tahu kau keluar dengan siapa!"Mereka saling berpandangan dalam diam hingga akhirnya Bastian yang terlebih dahulu memecahkannya, "Cobalah untuk mengerti posisiku, Ra.""Bagaimana selama 6 bulan aku hanya hidup dalam mimpi, jika ada anak-anak aku akan sedikit normal tapi begitu mereka tidak ada maka aku kembali
Ketika Bastian sedang termenung tiba-tiba Samuel menepuk pundaknya,"Bersiaplah untuk berpesta, Bos!" Bastian mengikuti Samuel menuju ke ruang rapat besar yang biasa mereka gunakan saat mereka mengadakan pertemuan akbar.Mereka mendekornya seolah-olah semua yang datang akan terlempar ke Prancis Selatan.Diawali dengan tarian pembuka yang yang bernuansa pantai, makin Bastian perhatikan, Bastian mengenalinya sebagai tarian tradisional masyarakat setempat yang saat itu sempat ditarikan oleh Almira dan Ryan.Melihat dekorasi, melihat tarian, Bastian semakin yakin bahwa sebenarnya Almira ikut andil dibalik perayaan hari ini.Jadi mungkin sebenarnya Almira hanya dijemput untuk datang ke tempat ini ikut bersama-sama merayakan hari ulang tahunnya.Bastian tersenyum samar.Leganya hati Bastian setelah dia berpikir bahwa analisanya masuk akal, berarti istrinya tidak sedang berada di tempat lain.Bentar lagi pasti dia akan menemukan jawabannya.Tampillah Samuel membuka acara."Hari ini
Bastian mulai tidak berkonsentrasi, dia mulai resah tentang keberadaan istrinya, ternyata memang Almira punya urusan sendiri, yah semoga aman-aman saja.Bastian tidak pernah sedikitpun meragukan istrinya, kalau dia keberatan lebih karena dia merasa khawatir bukan karena alasan yang lain.Lamunan Bastian dibuyarkan oleh suara Samuel."....atau menangis, silahkan pilih, Bos.""Tertawa." Bastian memilih yang paling singkat, karena dia ingin segera mengakhiri acara ini, agar dia bisa menelepon istrinya, mencari tahu tepatnya di posisi mana istrinya berada.Keadaan sepi, kemudian mengalunlah tawa merdu di udara, awalnya ragu-ragu kemudian menjadi lebih keras, Bastian yang tadinya menunduk, seketika menengadahkan kepala, berderap maju dan memeluk wanita yang sedang tertawa itu, kemudian.... mencium bibir manisnya, meledaklah seisi ruangan dengan gegap gempita, banyak yang histeris melihat demonstrasi kasih sayang pasangan itu.Mereka makin heboh dan bertepuk tangan saat masih dengan
Hari yang baru...Alarm berdering membuat Bastian terbangun, ternyata ponsel Almira, tumben istrinya pasang alarm?Setelah mematikan alarm, Bastian berguling menghadap istrinya, yang seperti biasa tertidur sangat nyenyak.Bastian membangunkan Almira dengan cara yang dia tahu, dengan ciuman.Bastian menyibakkan gaun tidur Almira yang memang sudah terbuka, nampaklah dua bukit kesayangan yang nampak angkuh menunggu disentuh.Bastian merasa gairah pagi harinya mulai mengambil alih, perlahan Bastian menyentuh puncak dada penuh istrinya yang langsung merespon seketika, menusuk telapak tangan Bastian. WOW....Almira menggeliatkan badannya dengan kedua tangan terangkat di sisi tubuhnya, menurut Bastian ini adalah pose ibu hamil paling hot di dunia.Perlahan mata Almira terbuka, dan Bastian bertatapan dengan sepasang mata indah yang tak pernah berhenti memukaunya."Morning, Sayang.""Morning Dad, lagi ngapain?""Lagi...periksa adek."" Dedek di sini, Dad," kata Almira sambil membawa tang
Samuel sedang membaca koran di ruangannya dengan kedua kakinya ditumpangkan di atas meja ketika Bastian masuk."Sedang bekerja keras?" Bastian menggodanya lalu duduk di satu-satunya kursi yang ada."Sedang istirahat makan siang ada yang bisa kubantu, Bos?""Panggil Aydan, aku mau tahu kelanjutan pria Amerika itu!" Segera Samuel menegakkan tubuhnya, melipat korannya dengan rapi dan mengambil sebuah bundelan berkas."Aydan sedang di lapangan, sebenarnya akhir-akhir ini dia tak terlihat yang berarti dia sedang berada sangat dekat dengan Nyonya besar tercinta." "Jaga mulutmu!"Samuel nyengir..'seneng banget godain bos besar yang lagi bucinnnn.'"Yahh..maksudnya dia lagi ngawasi sendiri di lapangan, menggandakan penjagaan." "Ya sudah, kabari dia suruh menghadap begitu dia bisa." "Nggak usah Bos, laporannya di titipin di aku. Kami memang belum melaporkannya kepadamu karena masih kabur yang didapat, alamatnya yang terdaftar di Chicago salah atau mungkin sudah lama dia pindah, yang j