Dayton menatap wajah istrinya yang kini sedang menatapnya, karena mengerti, semuanya keluar dari kamar perawatan, dan membiarkan Dayton dan Angelica berduaan karena mereka sudah lama tidak pernah saling menatap.
“Sayang, aku baik-baik saja,” kata Angelica. “Aku malu jika kamu terus melihatku seperti itu.”“Aku bahagia sekali kamu sudah sadar, Sayang, dan aku benar-benar takut kehilangan kamu,” lirih Dayton, menggenggam tangan istrinya dan menciuminya beberapa kali, ia duduk di hadapan Angelica istrinya yang kini menyerendengkan tubuhnya di ranjang pasien. “Aku melangkahkan kaki bersama dengan harapan. Dan, aku menunggumu dalam sepi, meski ditemani ketidakpastian. Terkadang hatiku perih, namun aku yakin kamu akan baik-baik saja.”“Aku bersyukur sekali memiliki dirimu, Sayang,” lirih Angelica.“Aku yang bersyukur bahwa kamu masih ada di sini, dan menatapku.”Angelica menganggukkan kepala.“Aku mohon sama kamu, jangan pernah menemui perempuan itu lagi, aku tidak akan bisa hidup jTujuh tahun kemudian.“Angel, kenapa kamu diam saja?” tanya Alice, duduk disamping kakak iparnya.“Aku hanya sedang berpikir, bahwa banyak hal yang sudah ku lalui,” jawab Angelice. “Aku sekarang bahagia.”“Kamu harus bersyukur bahwa kebahagiaan yang kamu alami saat ini, cukup membuktikan bahwa kamu kuat selama ini,” jawab Alice, mengelus punggung kakak iparnya.“Jujur, aku sering mengeluh tentang apa yang tidak aku miliki. Atau bahkan aku sering meminta kepada Tuhan seolah aku mendikte Dia. Padahal … Tuhan pasti sudah tahu dan paling tahu apa yang kita butuhkan dan apa yang terbaik buat kita. Hal ini berhubungan dengan pengalamanku bekerja sebagai make up artis. Aku masuk ke dalam rutinitas yang sangat amat membosankan. Kenapa? Karena aku orangnya memang mudah bosan, dan kalo sudah bosan, pikiran pasti kemana-mana. Salah satunya mengeluh kepada Tuhan, kenapa aku tidak seperti gini tidak seperti itu. Tapi kadang aku sadar bahwa apa yang aku lakukan salah, tapi juga aku tidak bisa
Alice Yeon Smith, melajukan mobilnya memasuki pelataran parkiran sekolah dengan kemewahan yang ia pamerkan pada teman-teman sekolahnya, yah.. dia wanita manis, manja, cantik dan penuh dengan kekayaan, siapa yang tak mengenalnya? Putri bungsu dari salah satu pengusaha terkenal di Negara ini, siapa yang tak mengenal Rayoen Smith dan sang istri Lucia Smith, semua orang mengenal mereka… semua majalah bisnis memajang foto keluarga mereka yang di jadikan sampul majalah, tak ada yang memungkiri kemewahan dan keseharian sang Smith family.Alice keluar dari mobilnya dengan banyaknya pasang mata melihat ke arahnya, jika ke sekolah dalam waktu seminggu sekali ia selalu mengganti mobilnya dengan merk-merk terbaru, kali ini ia membawa mobil Lamborgini berwarna merah ke sekolahnya, membuat semua mata melihatnya dengan kagum. Mutia berjalan menghampiri sahabatnya."Kamu terlihat berlebihan, Alice,” bisik Mutia pada sahabatnya yang menurutnya hanya memamerkan apa yang dia miliki di ling
Alice masuk ke kantor kakaknya setelah mendapatkan telfon dari sang kakak bahwa ia harus kemari sepulang sekolah, Alice pun langsung menuju kemari tanpa berbelanja dahulu walaupun sudah berjanji pada Mutia. Tapi panggilan sang kakak adalah hal yang terpenting mengingat ketika Dayton tak tinggal bersamanya di mansion.Apalagi sangat jarang kakaknya itu memanggilnya.Alice masuk ke dalam ruangan kerja kakaknya dan melihat sang kakak sedang duduk sembari memijat pelipis matanya, Alice tau apa yang akan di bicarakan sang kakak ketika wajah Dayton serius seperti itu.“Kenapa kamu memanggilku. Ada apa?” tanya Alice lalu menghempaskan tubuhnya di atas sofa.“Oh, kamu sudah datang ternyata.” Dayton berjalan menghampiri sang adik.“Aku tahu kenapa kamu memanggilku kemari hanya dengan melihat wajah seriusmu itu,” ujar Alice.“Jika kamu mengetahuinya silahkan persiapkan jawabanmu.”“Apa mommy mengadukanku?”“Alice, mendengar apa yang di katakan m
Angelica bergegas keluar apartemennya dan menuju lift yang sudah akan tertutup, Angelica berlari dan berteriak pada Dayton agar mau menunggunya, Angelica masuk ke lift dengan helaan napas lega, lalu mendongak melihat Dayton juga Joseph sekretarisnya, Dayton tak membalas tatapan Angelica.“Kamu akan berangkat kerja, ya?” tanya Angelica basa-basi.Joseph menatap bosnya yang kini mengabaikan Angelica.“Aku bertanya sekali lagi, apa kamu akan ke kantor?’“Hem,” jawab Dayton tanpa menoleh ke arah Angelica.“Aku berutang sama kamu, sekali lagi terima kasih, ya,” ujar Angelica.“Dia sekretarismu?” bisik Angelica ketika melihat Joseph berdiri di belakang sang boss. “Iya,” jawab Dayton.Sampai di lobi, Dayton berjalan duluan dan Joseph menyusul langkah kaki atasannya itu dan tetap menjaga jarak agar tak berdampingan, sedangkan Angelica berjalan di samping Joseph.Joseph membuka pintu mobil dan mempersilahkan sang atasan untuk naik, tapi
Angelica berjalan sempoyongan membuat Dayton menoleh ketika hendak masuk ke apartemennya, Dayton melihat Angelica lagi-lagi pulang dalam keadaan mabuk, Dayton khawatir jika saja Angelica akan menerobos masuk ke kamarnya dan berakhir menginap, lalu menciumnya tanpa izin, tapi Angelica melintasinya, ketika hendak terjatuh dengan cepat Dayton membantu Angelica agar berjalan dengan lurus. Sungguh, wanita ini merepotkannya, jika saja ia mau, ia ingin sekali membiarkan wanita ini tetap di sini, namun naruninya sebagai laki-laki membuatnya harus mengalah. “Berapa password apartemenmu?” tanya Dayton yang masih menggenggam kuat lengan Angelica yang sudah hampir terjatuh. “Aku tidak tahu,” jawab Angelica, seraya mendongak. “Kamu siapa?” “Apa setiap mabuk kamu memang melupakan password apartemenmu? Dasar!” Dayton geram melihat tingkah wanita ini. “Memang banyak hal yang ingin aku lupakan dan yang pastinya aku tak ingin mengingatnya,”
Sampai di salon, Alice langsung duduk dan melihat seseorang yang tak asing sedang mewarnai rambutnya, Alice memicingkan mata karena seperti mengenal wanita tersebut.“Permisi,” sapa Alice.“Hm?” Wanita itu berbalik yang ternyata Angelica.“Oh … Alice?” Angelica tersenyum.“Iya. Ini aku, kau apa kabarnya?” tanya Alice, seraya memeluk Angelica.“Aku tentu saja baik. Kamu bagaimana?”“Aku juga baik,” jawab Alice. “Lalu … mengapa mewarnai rambutmu, Angel? Apa kamu sedang frustasi? Karena ini benar-benar bukan gayamu,” ujar Alice yang juga sedang di kerjakan oleh pegawai salon yang duduk berdampingan dengan Angelica.“Aku memang sedang frustasi dan kamu selalu tahu apa yang sedang aku pikirkan, kamu bagaimana? Tumben kamu ke salon bukankah katamu kamu malas ke salon dan tak suka salon?” tanya Angelica.“Hari ini … aku akan bertemu dengan calon suami juga mertuaku,” kekeh Alice.“Benarkah? Bagaimana dengan sekolahmu?”“Aku akan lulus sebentar lagi.”“Wahh. Aku tak percaya akhirnya sebenta
Ketika para orang tua sedang berbicara di ruang keluarga.. Alice dan Zach berdiri di dekat kolam renang dengan mengobrol, sedangkan Angelica melihat-lihat ruang-ruang lain yang berada di lantai atas karena Alice menyuruhnya untuk melihat-lihat selagi ia dan zach menghabiskan waktu mengobrol. “Apa yang sedang kamu lakukan?” tanya Dayton. Angelica terkejut dan hampir saja melompat. “Kamu mengejutkanku” “Kamu terlihat mencurigakan,” sindir Dayton. “Jadi kamu mencurigaiku?” “Aku tak mengatakan bahwa aku curiga,” ujar Dayton lalu duduk di sofa dekat beranda. “Tapi maksud perkataanmu sudah mengatakannya jelas” “Ya sudah, aku mau tanya.” “Menanyakan soal apa?” “Aku tak pernah habis pikir jika ternyata Alice bersahabat denganmu, aku pikir sahabatnya adalah Mutia,” kata Dayton. “Aku sudah lama tak bertemu Alice dan baru bertemu dengannya hari ini,” ujar Angelica. “Aku
Sampai di kantor, Dayton langsung masuk ke ruangannya dan duduk menyerendengkan kepalanya di kursi kebesarannya, Joseph masuk ke ruangan atasannya dan melihat kegundangan hati sang atasan.“Pak.” Joseph membuat Dayton sadar dan memperbaiki duduknya.“Ada apa?”“Ada meeting yang akan Anda hadiri pagi ini.”“Baiklah, kamu bisa pergi.”Joseph menundukkan kepala lalu berjalan keluar dari ruangan atasannya.♥♥♥Alice memilih tak ke sekolah lagi, sedangkan sang ayah dan ibu tak memaksa Alice untuk sekolah, Alice lebih memilih untuk menghabiskan waktunya mempersiapkan pernikahannya, hal yang sangat membahagiakannya adalah hal ini. Menikah dengan pria idaman dan menjalin sebuah hubungan yang sebelumnya tak pernah ia lakukan.“Apa yang sedang kamu lakukan, Sayang? Kenapa tak ke sekolah? Bukan kah kamu harusnya lulus tahun ini?” tanya sang mommy.“Sekolah itu sudah tak penting, Mom, sebentar lagi ‘kan aku menikah tentu saja hal yang terpenting adalah mempersiapkan pernikahanku,” jawab Alice m