"Apa maksudmu?" Sofia tidak bisa bersikap tenang seperti sebelumnya.Ketika Sofia bangkit berdiri, pelayan yang datang menyajikan minuman pun terkejut. "Mi-minuman Anda ...."Pelayan menaruh gelas ke atas meja, lalu beranjak pergi sambil sesekali menoleh ke belakang untuk mengamati Glen dan Sofia.Melihat sikap pelayan, Sofia baru teringat bahwa mereka sedang berada di tempat umum. Sofia bergegas menenangkan diri dan duduk kembali. "Aku yang membayar uang muka, aku juga yang melunasi cicilan setiap bulan. Rumah itu nggak ada hubungannya dengan aku?"Sofia berusaha mengontrol nada bicaranya agar tidak terdengar meledak-ledak. "Kamu mau bilang rumah itu punyamu?"Setelah mendengar pertanyaan Sofia, Glen mengeluarkan sebuah dokumen dari tasnya dan berkata, "Lihat sendiri."Pada halaman pertama dokumen tertulis jelas "Kontrak Peralihan Kepemilikan Rumah".Sofia tercengang saat membaca judul kontrak, lalu buru-buru membuka halaman selanjutnya.Nama Pemilik: Sofia Nudara (Pihak Pertama)Nama
Sofia kebingungan mendengar omelan Agatha.Namun Sofia adalah orang yang berpengalaman, dia sering menemui tamu-tamu yang aneh dan tidak masuk akal.Untungnya Sofia cerdas, dia langsung meminta maaf dan berkata, "Maaf, Nona Agatha, aku baru kembali ke hotel, tadi aku ada urusan di luar. Aku tidak mengerti maksudmu, bisa tolong dijelaskan ada apa ini?"Di saat bersamaan, Sofia juga sedang memikirkan segala kemungkinan yang ada. Hotel Royal adalah hotel mewah dan besar, para karyawan tidak mungkin asal mengusir tamu.Di hotel ini, Pak Reno adalah orang yang memiliki kekuasaan tertinggi. Saat Sofia mengeluarkan ponsel dan hendak menelepon Pak Reno, seseorang membuka salah satu pintu kamarnya dan keluar.Evano keluar dengan mengenakan piyamanya. Raut wajahnya terlihat masam, dia menatap kesal semua orang yang berkumpul di lorong.Sofia mengira kalau keributan ini mengganggu tidur Evano. Sofia langsung menghampirinya dan berkata, "Pak Evano, maaf mengganggu istirahat Anda. Kebetulan di sini
"Pfft ...." Evano menyemburkan air yang baru diminumnya.Kemudian dia bergegas mengambil beberapa helai tisu dan menyeka mulut serta pakaiannya yang basah."Maaf, maaf." Evano merasa canggung sekaligus lucu. Kemudian Evano duduk dengan tegak, lalu mengusap dagunya dan berkata dengan serius, "Kalau ngomong-ngomong soal penyakit ... ada!"Sofia mencondongkan tubuhnya dan siap untuk bergosip."Dia cerewet banget masalah kebersihan." Ekspresi Evano terlihat sinis.Sofia merasa agak kecewa, ini bukan informasi baru, dia sendiri pun sudah tahu. Hanya saja Sofia tidak mengerti. "Apa hubungannya penyakit, masalah kebersihan, dan menolak Agatha?""Hahaha, Pak Liam tidak mengidap penyakit seperti yang kamu pikirkan. Pak Liam benar-benar cerewet masalah kebersihan. Dia tidak suka bersentuhan dengan orang lain. Setiap bertemu orang, dia bahkan tidak mau berjabat tangan."Sofia benar-benar kaget mendengar ucapan Evano. Saat pertama kali bertemu, Liam bersedia menjabat tangan Sofia. Ditambah, tadi m
"Serius." Evano tersenyum licik dan mengalihkan tatapannya kepada Liam. "Contohnya .... Kamu bisa menjalin hubungan yang baik dengan Pak Liam dan memintanya untuk memberikan suamimu pelajaran."Sofia merasa seperti habis diajak bermain roller-coaster. Setelah diberikan harapan yang tinggi, dia malah dijatuhkan begitu saja."Hah?" Sofia melirik Liam yang duduk dengan acuh di sampingnya. "Oh, aku tidak mau merepotkan Pak Liam."Akhirnya Liam angkat bicara, "Kenapa? Merendahkan aku?""Bukan begitu maksudku." Sofia menggelengkan kepalanya dan bergegas menjelaskan, "Pak Liam pasti sangat sibuk, aku tidak mungkin merepotkan Pak Liam. Apalagi, kita baru kenal ....""Benar." Liam menyela ucapan Sofia.Sofia tercengang melihat senyuman sinis Liam. Sofia tidak tahu kalimat mana yang menyinggung perasaan Liam."Untuk apa aku mengurus masalah sesepele itu? Tapi ...." Liam menatap Sofia dengan tajam. "Kemarin Bu Sofia juga membantuku, aku harus melakukan sesuatu untuk membalas kebaikanmu. Katakan s
Sofia terbangun dalam keadaan linglung. Meskipun setengah sadar, dia tahu bahwa ini adalah kamar 8888, tempat di mana dia mendapatkan kenikmatan satu malam.Kantuknya pun hilang dan berganti menjadi rasa kaget dan ketakutan. Sesaat mengangkat selimutnya, Sofia memang tidak telanjang, tetapi pakaian yang dikenakannya sekarang berbeda dengan yang dikenakannya semalam.Sofia bangun dengan mengenakan piyama sutera yang dirancang secara khusus untuk tamu kelas atas. Memar di wajahnya terpampang jelas karena alas bedak di wajahnya telah dibersihkan.Apa yang terjadi semalam? Sofia tidak ingat dan tidak berani mengingat-ingatnya.Di tempat tidur seluas 2 meter ini, Sofia hanya tidur sendirian. Tidak ada seorang pun di samping Sofia, bantal dan selimut juga terlipat rapi.Sofia tidak tahu apakah Liam sudah pergi atau dia memang tidak tidur di sini? Semoga saja Liam memang tidak tidur di sini.Ketika kamar mandi dibuka, tidak ada seseorang pun di dalamnya. Sofia hanya melihat pakaiannya dan pak
Sofia tidak perlu melakukan apa-apa karena semuanya dibereskan oleh Evano. Cuti tinggal 2 hari lagi, Sofia juga merasa sangat senggang. Jadi dia menghubungi agen properti dan berencana untuk menyewa sebuah apartemen di dekat Hotel Royal.Hotel Royal terletak di salah satu daerah yang paling kaya di Kota Haita. Hotel Royal dikelilingi perumahan mewah seharga miliaran. Kalaupun ada rumah kosong, perumahan itu tidak disewakan kepada sembarang orang.Sofia tidak memiliki pilihan lain, rencananya dia akan mencari tempat tinggal yang bisa ditempuh selama 30 menit dengan menggunakan transportasi umum. Kalau terlalu jauh, Sofia agak mengkhawatirkan jam-jam sibuk, seperti jam pergi dan pulang kantor.Agen properti membawa Sofia untuk mengunjungi beberapa apartemen, tetapi tidak ada satu pun yang cocok di hati. Kalau bukan karena lingkungannya ribut, apartemennya terlalu tua dan tidak mempunyai lift.Intinya tidak ada yang Sofia suka ....Sofia kembali ke hotel dengan kondisi kelelahan. Sesaat b
Evano merupakan salah satu tokoh terpandang di negara ini. Beberapa tahun terakhir, Evano banyak mengurus kasus perceraian orang-orang kaya. Setiap kasus, dia dibayar dengan nilai yang fantastis.Ditambah dengan statusnya sebagai salah satu pemegang saham Grup Charula, membeli rumah di Kota Haita semudah membalikkan telapak tangan."Kebetulan aku ada rumah kosong di Apartemen Pasadena," kata Evano.Apartemen Pasadena adalah hunian mewah yang terletak di dekat Hotel Royal dan memiliki fasilitas lengkap."Boleh disewakan untukku?" Sofia sulit memercayainya."Tentu saja." Evano mengangguk dengan serius, dia tidak sedang bercanda. "Kalau kamu tertarik, kita bisa ke sana sekarang.""Boleh." Sofia langsung menyetujuinya.Sebuah mobil telah menunggu di depan pintu hotel. Begitu Evano dan Liam keluar, sopir bergegas turun dari mobil dan memindahkan koper mereka ke bagasi di belakang.Selagi sopir merapikan koper mereka, Evano menyalip Sofia dan berkata, "Aku mau duduk di depan, aku lebih suka
Sofia dan Liam kembali ke Hotel Royal bersama-sama. Kata Liam ada barangnya yang ketinggalan, dia mau kembali untuk mengambilnya.Liam memiliki postur yang tinggi, satu langkah Liam setara dengan 2 langkah Sofia. Untuk mengimbangi langkah Liam, Sofia sampai harus berlari.Meskipun mengenakan sepatu datar, tumit Sofia agak sakit setelah berjalan seharian untuk mencari tempat tinggal."Aw ...." Tiba-tiba betis Sofia kram. Dia membungkukkan badan untuk mengurut kakinya.Liam berhenti saat menyadari tidak ada suara langkah kaki yang mengikutinya. Ketika menoleh ke belakang, Liam melihat Sofia yang tertinggal jauh sambil berpose aneh.Liam menghampiri Sofia dan bertanya, "Ada apa?"Dengan malu-malu, Sofia menundukkan kepala dan menjawab dengan suara yang sangat kecil, "A-aku .... Kakiku kram."Setelah mendengar jawaban Sofia, Liam langsung berjongkok dan mengusap betis Sofia. "Kaki yang ini?"Suara Liam terdengar normal, dia juga serius membantu Sofia. Liam tidak terlihat seperti orang yang