Dengan mengatakan itu, Liliana mengeluarkan pedang yang tersarung di pinggangnya.
"Haha! Walau kau membunuhku, kau takkan mendapat apapun. Justru sebaliknya, kau akan sangat menyesal,"
"Tetapi, aku akan memberimu pencerahan, menurut informanku kau berhubungan baik dengannya!"
"Jangan sampai hubungan baikmu berujung dengan penyesalan."
Sang kakek menyeringai, sepertinya dia sudah memikirkannya.
Tapi tepat setelah dia selesai berbicara, pedang panjang di tangan Liliana telah menusuk jantungnya.
Setelah membunuhnya, Liliana berkata kepada dua orang di belakangnya tanpa membalikan badan.
"Kita kembali ke sekte! Ah ... sebelum itu, bakar semuanya jangan sampai ada yang terlewat."
Ketika kembali ke sekte, mereka bertiga langsung menemui tetua agung, serta melaporkan misi yang tengah diembannya.
"Tetua Agung, maaf! Hanya itu yang dapat saya laporkan kepada anda!"
Tetua agung berkata, " bahkan sampai mati pun kakek tua it
Keesokan harinya, setelah mengetahui bahwa Amber menerima ajakan Chad untuk menjadi muridnya, Jack dengan suka rela mengantar Amber sampai ke alun-alun kota Ruyan."Kau yakin hanya turun disini? Aku bisa saja mengantarkanmu sampai ke pintu gerbang keluarga Swift!"Jack bertanya kepada Amber setelah menutup pintu mobil.Amber yang lebih dulu keluar segera menyapu tatapannya dengan mata bersinar dan penuh kerinduan.Lalu, dia melirik ke arah Jack dan menggelengkan kepala."Terima kasih, Master! Ini lebih dari cukup. Apa Master berencana langsung pergi kesana?""Ya! Sudah lama aku tidak menemuinya. Dan juga, tanganku sudah gatal, ingin memberinya pelajaran," ucap Jack."Memberi pelajaran?" Amber terkejut dan kemudian berkata, "Jangan terlalu keras, ya Master!""Mungkin hanya patah tulang saja," Jack menjawab dengan sedikit senyum.Sejurus kemudian, Jack mengeluarkan suatu token khusus dan menyerahkannya ke pada Amber.
Sejenak Amber terdiam didepan gerbang sembari berpikir apa yang harus dilakukan.Apalagi, rasa ketidak nyamanan setelah melihat tatapan kedua perempuan itu terus menggelayut dalam hati Amber, itu semakin membuatnya bingung.Bergegas! Tidak peduli apa yang akan terjadi nanti, Amber memilih mengikuti sekelompok orang yang memasuki gang itu.Tidak butuh waktu lama, Amber pun berhasil menemukan sekelompok orang, yang saat ini tengah berdiam tepat di depan rumah kosong.Amber mencari kedua orang yang meminta bantuan di tengah kerumunan, tetapi dia tidak dapat menemukannya setelah melirik ke sana-sini.Ditengah-tengah kebingungannya, tiba-tiba dia mendengar kalau seseorang sedang berbicara samar-samar tidak jauh dari sisi kanan rumah kosong.Menanggapinya, Amber segera menyelinap ke arah sana.Amber menemukan bahwa orang yang meminta bantuan sedang berbicara dengan pria botak beserta empat orang bawahannya."Jimmy, cepat katakan apa
"Jangan khawatir, aku pasti memberi pelajaran pria botak ini sebelum itu terjadi."Mendengar itu Jimmy pun tertawa keras. Kemudian, dia melambaikan tangannya, mengisyaratkan bawahannya untuk maju ke depan.Orang tersebut ialah orang yang memancarkan aura membunuh sebelumnya.Hawa kuat yang selama ini tertahan pun meledak seketika.Segera setelahnya, orang itu mengulurkan tangan untuk mengambil posisi menyerang, dan langsung menuju Amber, menyerang secara ganas.Ketika Amber melihat orang itu melancarkan serangan, dia pun bereaksi.Anehnya, dia sangat familiar dengan gerakan lawannya kali ini.Sebagai murid Allan Verbegens, sekaligus kakeknya, Amber sangat menghafal aliran seni bela diri yang telah diajarkan kepadanya.Di saat itu, di mana momen terjadinya orang beraura membunuh menyerang, Amber agak tercengang menyaksikan cara orang itu menyerang dengan teknik yang sama.Juga, orang itu tercengang setelah menerima balasan dari Amber.Dia memandang Amber dari atas ke bawah, tidak perca
Setelah beberapa saat berpikir, akhirnya Amber mengerti, sepertinya serangan yang dilesatkan tersebut benar-benar terpaksa, dan Shea tidak menginginkan itu. Segera, Amber pun dengan cepat menarik kekuatannya, dan tubuhnya juga mundur.Shea terus-menerus mendorong Amber cukup jauh. Hanya saja setiap pukulannya tidak memiliki kekuatan, Amber juga berakting dengannya, seolah-olah dia dipukuli secara ganas, jadi dia hanya bisa mengelak.Jika dia ingin, bisa saja Shea menerima serangan balasan dan ditumbangkan. Jika Amber serius dan tidak menarik kekuatannya, mungkin Shea akan menderita luka yang cukup patal. “Cepat pergi. Mereka bukan orang biasa, kau tidak dapat memprovokasi mereka," Shea berbisik kepada Amber.“Apa yang ingin mereka lakukan? Bukan kah kalian meminta pertolongan?” Amber bertanya dengan bingung."Jangan tanya, aku tidak bisa menjelaskan beberapa kalimat dengan jelas, kau harus lari untuk hidupmu!" "Kau hanya seorang bocah, tapi kau berani mengikutiku. Aku yakin kau
"Jangan khawatir, aku pasti memberi pelajaran pria botak ini sebelum itu terjadi."Mendengar itu Jimmy pun tertawa keras. Kemudian, dia melambaikan tangannya, mengisyaratkan bawahannya untuk maju ke depan.Orang tersebut ialah orang yang memancarkan aura membunuh sebelumnya.Hawa kuat yang selama ini tertahan pun meledak seketika.Segera setelahnya, orang itu mengulurkan tangan untuk mengambil posisi menyerang, dan langsung menuju Amber, menyerang secara ganas.Ketika Amber melihat orang itu melancarkan serangan, dia pun bereaksi.Anehnya, dia sangat familiar dengan gerakan lawannya kali ini.Sebagai murid Allan Verbegens, sekaligus kakeknya, Amber sangat menghafal aliran seni bela diri yang telah diajarkan kepadanya.Di saat itu, di mana momen terjadinya orang beraura membunuh menyerang, Amber agak tercengang menyaksikan cara orang itu menyerang dengan teknik yang sama.Juga, orang itu tercengang setelah menerima balasan dari Amber.Dia memandang Amber dari atas ke bawah, tidak perca
Amber menggerakan tangannya, dengan cepat mengarahkan pukulan ke kepala Allan.Allan menahan dengan pergelangan tangan lalu menyerang balik dengan tendangan ke arah perut. Untuk sesaat tendangan Allan mampu menghempaskannya, namun Amber cepat berdiri membalas dan melancarkan pukulan dengan tangan kanannya, laju menusuk dengan tangan satunya lagi tepat di bagian rusuk.Ledakan kekuatan makin menjadi, luapan panas terasa hingga ke seluruh penjuru ruangan tempat mereka berada.Amber terus menyerang lawannya dengan pukulan bertubi-tubi. Allan sendiri menangkis serangan tersebut dengan mudahnya.Seperkian detik Allan mengubah gerakan kaki, langkahnya cepat! Tanpa sadar, dia sudah berada di depan Amber!"Buuuk!" Pukulan destruktif tepat ke bidang dadanya .Amber berhasil menahannya. Akan tetapi, tubuhnya terseret membentur ke dinding. Sampai akhirnya, pemuda itu pun kehabisan energi."Huaah..! Huaah..! Kakek, aku sudah benar- benar kelelahan!""Hahaha... cukup untuk latihan hari ini!" imbuh
Di ujung perjalanan Amber menaiki anak tangga, beberapa bangunan besar dengan pilar-pilar tinggi tengah menunggu kedatangannya. Karena menyadari hari mulai gelap, sebelum rasa dingin menyentuh dirinya, Amber segera menuju ke tempat yang di maksud dalam alamat. "Di sini kah? Permisi!" ucap Amber di depan gerbang setinggi tiga meter dengan lebar yang sama. "Permisi! Apa benar ini kediamannya Master Jack!" teriak Amber yang ke enam kalinya. Perlahan gerbang besar itu terbuka,"Akhirnya di buka! Hei aku berteriak dari tadi mengapa tidak ada yang menjawab?" Ketika gerbang telah membentangkan raganya, siluet pemuda berpakaiaan serba putih muncul sembari melompat dengan maksud menyerang Amber. "Siapa kau?" dengusnya. "Kakek menyuruhku ke sini untuk bertemu Master Jack!" jawab Amber seraya meladeni orang yang menyerangnya. Amber bisa saja menghindar ke arah yang jauh. Tetapi tidak di lakukannya karena ingin melampiaskan ke kesalannya yang telah menunggu lama. "Berhenti!" Rupanya, pe
"Olive?" teriak Jack sambil merangkul belahan jiwanya yang menangis."Apa yang terjadi dengan mu? Apa kau mengenal Keyna?"Olive langsung menjatuhkan tubuhnya pada Jack diiringi tangisan yang menderu."Ya, ya.. aku sangat mengenalnya. Dia adalah adikku!"Saat Olive berumur tiga belas tahun terjadi kebakaran hebat di keluarga Justice. Dan dia bersama adiknya terjebak di dalamnya. Api terus membakar. Asap mulai masuk ke dalam rumah. Jalan keluar hanyalah melalui pintu depan karena jendela berteralis. Pintu belangkang terkunci seolah-olah di sengaja.Tidak ada pilihan, mereka berlari menerobos masuk menuju pintu depan. Ada kengerian besar karena harus menerobos api yang berkobar. Tetapi, itu harus di lakukan agar bisa selamat dari sana.Namun malang, sebuah kayu yang terbakar tiba-tiba terjatuh hendak mengenai Olive sebelum Keyna berhasil menahannya.Kobaran api menjilat panas tangan Keyna. Dengan mengerahkan tenaga, dia berusaha menghempaskan kayu tersebut walau sakit tiada tara di tang