Nayra kemudian tersadar dan mulai salah tingkah, "Apa salahnya memandangi seseorang!" gumam Nayra kesal.
"Tentu saja salah! Sama halnya kau telah mempermalukanku." Rainhard menatap tajam Nayra.
"Ingat posisimu sekarang, ceroboh sedikit saja aku bisa membatalkan pernikahannya" bisik Rainhard memperingati Nayra.
Nayra hanya diam dan patuh karna dia tidak ingin mencari masalah dengan Rainhard.
....
Beberapa saat kemudian
Tiba-tiba suasana menjadi tegang akibat dari keseriusan semua orang menanggapi sesuatu yang akan di bicarakan.
"Tentu anda sudah tahu kalau saya mengundang anda ke sini karna ingin membicarakan hari baik dari pernikahan Rain dengan Nayra. Kalau bisa, pernikahan harus diadakan secepatnya!" ucap Grissham kepada Adam.
Kecuali Nayra dan Rainhard, semua orang mengangguk pertanda apa yang dikatakan Grissham adalah hal yang benar. Hingga, Rainhard angkat bicara membuat suasana semakin tidak terkendali akibat rasa tegang.
"Ayah tidak usah buru-buru, lagi pula aku tidak akan kabur kok!" ucap Rainhard tersenyum merasa lucu.
'Dia sangat kasar, bagaimana mungkin dia memperlakukan ayah kandungnya seperti itu!' batin Nayra.
Melihat tingkah Rainhard membuat Kyung-Mi ikut merasa kesal, "Rain terkasih, kami hanya ingin melakukan yang terbaik untukmu," ucap Kyung-Mi tetsenyum manis berusaha untuk peduli kepada Rainhard.
"Melakukan yang terbaik? Apa aku tidak salah dengar? Heh, keluarga yang tidak waras seperti kalian malah berusaha untuk bersandiwara di hadapanku. Sangat lucu!" ucap Rainhard terkekeh dengan kepala menggeleng.
Kwang-Sun mulai emosi melihat ketidaksopanan yang dilakukan Rainhard terhadap ibunya.
"Cukup, Rain! Jangan pernah memperlakukan ibuku seperti itu!" tegas Kwang-Sun berdiri dari duduknya.
Rainhard tersenyum sinis dan ikut berdiri dari duduknya, "Atas dasar apa kau ingin mengaturku, hah? Kau bukan bagian dari keluarga ini! Kau dan ibumu hanyalah parasit di rumah ini!" balas Rainhard dingin.
"Cukup!" tegas Grissham kesal.
"Kwang-Sun, duduklah! Jangan mengambil hati atas perkataan dari adikmu--Rain, karna dia belum sepenuhnya dewasa. Dia memang keras kepala dan sulit untuk dikalahkan saat berdebat." Lanjut Grissham berusaha untuk menahan emosi.
Kwang-Sun mulai duduk dan berusaha menenangkan emosinya. Adapun Rainhard hanya menatap Kwang-Sun dengan senyum penuh kemenangan.
Grissahm kembali angkat bicara, "Maaf, jika Tuan Adam harus mendengar perdebatan dari kedua anak kami ini!" ucap Grissham lirih.
"Tidak, Tuan. Kita berdua akan menjadi keluarga, jadi wajar saja jika ada masalah kecil," jawab Adam tersenyum.
Adapun Nayra hanya menoleh melihat wajah Rainhard yang masih saja menatap Kwang-Sun dengan tatapam tajam.
"Sebenci apa kau terhadapnya?" tanya Nayra kepada Rainhard.
"Kenapa aku harus membetitahumu? Jangan harap setelah menikah nanti aku akan memberikan cinta kepadamu!" tegas Rainhard menoleh melihat Nayra dengan tatapan dingin.
"Siapa yang berharap dicintai! Aku ke sini karna memiliki tujuan, aku tidak perlu mengemis cinta kepada pria kejam sepertimu!" jawab Nayra mengalihkan penglihatannya.
Rainhard tersenyum sinis mendengar cara bicara Nayra yang semakin berani, "Berani bertaruh? Aku akan membuatmu jatuh cinta kepadaku!" bisik Rainhard.
Detak jantung Nayra tiba-tiba terdengar keras, pertanda bahwa ucapan dari Rainhard mempengaruhi dirinya.
"Aku tidak akan jatuh cinta kepadamu. Aku memiliki tujuan sehingga rela dinikahkan denganmu!" ucap Nayra tegas.
"Baiklah. Lihat saja nanti!" jawab Rainhard tersenyum.
....
Setelah menetapkan tanggal pernikahan, Grissham memberitahu Rainhard agar bisa mengenal Nayra dengan baik.
"Tanggal pernikahannya sudah ditetapkan. Tanggal 15 juni 2021 adalah tanggal yang terbaik. Aku harap Rainku bisa segera merubah sikapnya!" ucap Grissham tersenyum.
"Itu tergantung dari sikap istriku nanti!" tegas Rainhard tersenyum sinis.
Grissham melihat ke arah Nayra, "Aku yakin kalau Nayra adalah anak yang patuh!" ucap Grissham tersenyum.
"Anda tenang saja, Tuan. Anakku Nayra adalah anak yang penurut, dia akan berusaha melakukan yang terbaik untuk keluarga ini!" jawab Adam tertawa.
"Cih, penurut dari hongkong!" gumam Rainhard terkekeh.
'Sabar, Nay ... kamu harus sabar menghadapi laki-laki sepertinya,' batin Nayra menenangkan diri.
....
Setelah berbicara cukup lama, Adam pamit undur diri bersama Nayra. Sedangkan Rainhard masih duduk dengan kaki di atas meja, memperlihatkan kelakuan tidak sopannya kepada keluarga.
Kini di ruang tamu yang cukup besar itu. Terdapat Grissham, Kyung-Mi, Kwang-Sun dan Rainhard.
Rainhard sangat tidak sopan dan membuat Kyung-Mi diam-diam kesal.
"Rain terkasih, seharusnya kamu tidak mempermalukan kami di depan keluarga Axton!" ucap Kyung-Mi menceramahi Rainhard.
"Shit! Suara lembutmu itu sangat palsu. Ratu sandiwara sepertimu kenapa tidak mati saja!" ucap Rainhard kesal dan berdiri dari duduknya.
Rainhard berjalan mendekati Grissham dengan ekspresi wajah yang datar. Tatapan mata Rainhard memiliki aura kebencian, seolah haus akan balas dendam.
"Aku menerima pernikahan yang kau rencanakan bukan karna aku menuruti kemauanmu. Kamu harus ingat, aku tidak akan berbelas kasih kepadamu!" ucap Rainhard menggertakkan gigi karna emosi.
"Rainku, kapan kamu bisa memaafkan kesalahan Ayah?" tanya Grissham merasa sedih.
"Selamanya! Selamanya aku tidak akan memaafkanmu!" jawab Rainhard tanpa rasa menyesal.
Hingga Kyung-Mi angkat bicara, "Rain terkasih, jangan memojokkan ayahmu!" tegas Kyung-Mi kesal.
"Orang luar tidak usah angkat bicara!" bentak Rainhard kesal tanpa melihat ke arah Kyung-Mi.
Kyung-Mi sangat kesal melihat kelakuan Rainhard yang tidak sopan kepada orang tua. Namun, Kyung-Mi kalah pintar bersilat lidah dengan Rainhard yang setiap kata yang diucapkan langsung menusuk hati.
Rainhard mengembuskan napas kasar dan mulai berbicara serius kepada Grissham.
"Kemarin malam, Ayah memberiku minuman yang di dalammnya terdapat obat perangsan. Apa ayah yang melakukannya?" tanya Rainhard serius.
BERSAMBUNG ....
Grissham terdiam sejenak dan menoleh melihat Kyung-Mi."Rain, Ayah melakukan ini demi kebaikanmu. Ayah terpaksa!" jawab Grissham dengan nada rendah."Demi kebaikanku? Apa aku tidak salah dengar? Mana ada seorang ayah memberi obat perangsang di minuman putranya sendiri!" Rainhard terkekeh dan menggelengkan kepala."Katakan, siapa wanita itu?" tanya Rainhard dingin tanpa ekspresi.Grissham menghela napas, "Aku tidak tahu apa yang kamu katakan, yang jelas ... wanita yang kamu maksud itu, aku tidak tahu!" jawab Grissham.Rainhard mengernyitkan alis, "A-apa maksud Ayah? Jadi ... Ayah ingin bilang kalau Ayah tidak tahu tentang wanita yang aku tiduri?" tanya Rainhard mulai emosi."Aku benar-benar tidak tahu, Rain!" jawab Grissham.Kini Rainhard mengerti, yang memberi obat di minumannya bukanlah ayahnya, melainkan ibu tirinya--Kyung-Mi.Ayahnya hanya berusaha melindungi sang istri, makanya melemparkan kesalahan sang istri ke
Kini Nayra telah selesai memakai pakaian. Dia sengaja memilih dress panjang agar Rainhard tidak macam-macam dengannya nanti. Gaya berpakaiannya juga terlihat dewasa dengan dress panjang berleher V-neck dan tanpa lengan. Di depan cermin rias, Nayra menyisir rambut bergelombangnnya dan memberi sedikit aksesoris rambut agar terlihat lebih baik. Tak lupa memoleskan begitu banyak BB cream untuk mempertebal kulit wajahnya. Lipstiknya juga terlihat berlebihan dengan warna hitam karna jujur, Nayra ingin terlihat berlebihan di hadapan Rainhard.'Aku ingin lihat apakah dia masih akan tertarik padaku!' batin Nayra sengaja memperburuk dandanannya.Nayra mengukir alisnya memakai pensil alis dan membuatnya sedikit tebal karna Nayra yakin kalau Rainhard tidak akan tertarik dengannya.'Heh, rasain tuh! Aku akan berdandan menjadi orang terjelek sedunia agar kau tidak akan berani menghabiskan malam denganku!' batin Nayra bermain-main dengan dandanannya.
Kini Nayra berada di dalam taxi yang akan menuju ke kediaman Rain. Dia sangat gugup namun keinginannya membalas dendam membuatnya mengurangi kegugupannya.Selang beberapa menit, akhirnya Nayra telah sampai di depan rumah Rainhard. Mata Nayra tidak berkedip sama sekali akibat melihat rumah yang sangkanya adalah istana itu. Di tempatnya berdiri, Nayra menganga melihat betapa besar dan megahnya rumah dari seorang pria yang akan menjadi suaminya itu."Wahh ... ini pasti bukan rumah, melainkan istana!" gumam Nayra.Perlahan Nayra mendekat namun di kedua sisi pintu terdapat dua seorang lelaki yang bertubuh besar membuat Nayra sedikit takut mendekat. Namun, terlihat kedua laki-laki itu berbisik."Dia pasti wanita yang dikatakan Tuan Rain," bisik salah satu bodyguard kepada temannya."Melihat penampilannya yang cantik--kamu benar, dia pasti adalah Nona Nayra," jawab bodyguard yang satunya.Salah satu bodyguard itu mulai
Nayra masih mematung dan menggenggam dressnya dengan sangat erat karna dirinya masih tidak rela karna sebelumnya dia merasa trauma karna pria asing telah merebut k3p3rawanannya. Hingga Rainhard kembali angkat bicara, "Mau kubantu melepaskannya?" tanya Rainhard kesal melihat Nayra."A-aku bisa sendiri!" jawab Nayra dengan cepat namun terdengar gugup.Nayra perlahan menarik dressnya dan memperlihatkan sebagian bahunya. Dia sangat gugup namun Rainhard yang kurang sabaran malah menarik kasar baju Nayra sehingga baju itu robek dan memperlihatkan baju dalaman Nayra. Nayra melangkah mundur dengan tangan yang menutupi bagian dadanya."Kenapa menghindariku?" tanya Rainhard kurang senang melihat tingkah Nayra.Nayra hanya diam tanpa menatap mata Rainhard. Dia sangat gugup dan ketakutan karna bayang-bayang pria yang merebut barang bergharganya membuatnya menjadi ketakutan."A-aku ... a-aku ... aku hanya--"Belum sempat Nayra melanju
"Apa motifmu sebenarnya? Apakah kau diperintahkan oleh ayahku untuk memastikan wajah buruk rupaku? Atau ... kau memiliki hubungan dengan Kwang-Sun? Aku tahu kalau Kwang-Sun selalu mencurigai wajah hancurku tapi aku tidak rela jika wanita yang akan aku nikahi adalah bekas dari kakak yang kusebut orang asing itu!" ucap Rainhard dengan nada rendah namun terdengar tegas dan kesal.Nayra menatap Rainhard dengan air mata yang tertahan. Dia merasa dialah wanita yang paling menderita di muka bumi ini yang harus melayani pria bertopeng dengan sikap dingin dan kejam."Aku ... aku tidak tahu apa yang kamu maksud!" jawab Nayra dengan nada serak."Baiklah. Entah itu pura-pura tidak tahu atau benar-benar tidak tahu, akhiri saja pembicaraannya. Aku tidak ingin malamku bersamamu terganggu dengan pembicaraan yang tidak penting!" balas Rainhard menatap Nayra dengan tatapan tanpa ekspresi."Lakukan sekarang juga!" pinta Rainhard dingin.Nayra
Rainhard tengah berdiri menikmati sebatang rok*k yang ada di sela jarinya. Matanya menatap ke atas, menikmati indahnya bintang yang ada di langit malam itu. Angin malam menyentuh lembut kulit Rainhard dan membuat rambut maskulin Rainhard sesekali bergoyang. Malam begitu dingin, namun Rainhard hanya dilapisi handuk.Sesekali Rainhard menoleh melihat Nayra yang sedang duduk memeluk lututnya dan menatap kearahnya. Seketika Rainhard mengukir senyum di bibirnya berusaha menenangkan kekhawatiran Nayra atas pemikirannya terhadap Rainhard."Bintang malam ini sangat banyak. Tidakkah kau tertarik untuk melihatnya?" tanya Rainhard memancing Nayra agar Nayra datang kepadanya.Nayra menoleh dan menggeleng, Aku tidak mungkin ke sana dengan selimut tebql ini. Kau telah merobek pakaianku!" jawab Nayra dingin.Rainhard mengembuskan napas, "Baiklah, kali ini aku akan membantumu!" ucap Rainhard berjalan mendekati lemari pakaiaaln untuk mengambil beberapa p
Nayra terdiam sejenak. "Jika aku menjadi bonekamu, kau akan seenaknya terhadapku. Apa kau bisa menjaga batasanmu?" tanya Nayra dingin. "Selagi kau tidak memancing emosiku, aku akan menahan diri terhadapmu. Tanggal pernikahan kita sudah ditetapkan, aku harap kamu tidak merusak semuanya!" jawab Rainhard memperingati Nayra. "Nay, jadilah wanita penurut. Aku janji akan menjagamu!" Rainhard mendekati bibir Nayra dan berniat untuk mencecapnya. Namun, Nayra menghindar dan memilih untuk memalingkan wajah. "Heh, akan menjagaku? Apa aku bisa mempercayai kata-katamu?" tanya Nayra merasa lucu dengan perkataan Rainhard. "Aku butuh surat perjanjian. Karna aku masih belum percaya kata-kata yang keluar d
Selang beberapa menit, kini Nayra duduk di atas ranjang dan bersiap untuk tidur. Namun, suasana terasa canggung baginya, karna Rainhard tengah berbaring di sampingnya dan menatap kearahnya."Kamu tidak ingin tidur?" tanya Rainhard kepada Nayra yang dari tadi hanya duduk tanpa merebahkan dirinya."Aku belum mengantuk," jawab Nayra mencari alasan.Rainhard tersenyum penuh arti menatap Nayra.'Ada apa dengan senyumnya itu? Jangan-jangan dia memikirkan sesuatu yang licik,' batin Nayra.Tiba-tiba Rainhard bangun dari baringnya, "Bagaimana kalau kita melakukan olahraga malam?" tanya Rainhard tersenyum penuh kelicikan."A-apa maksudmu? Mana ada olahraga malam!" jawab Nayra.Sebenarnya Nayra tahu betul olahraga malam yang dimaksud oleh Rainhard tapi dia tidak ingin terjerumus dengan permainan licik Rainhard."Sepertinya kau tidak mengerti olahraga malam yang aku maksud!" ucap Rainhard menyentuh lembu