Home / Pendekar / Pendekar Penguasa Dua Pedang Sakti / Bab 012 - Manusia Srigala

Share

Bab 012 - Manusia Srigala

last update Last Updated: 2024-09-21 17:53:50
Ketika ia membuka mata, warna matanya berubah menjadi merah terang menyala. Ia tidak lagi terlihat sebagai sosok manusia. Melainkan wujud lain, yakni wujud Srigala!

Wajahnya yang sebelumnya memancarkan aura tenang dan berwibawa, kini berubah memancarkan aura kebuasan yang mencekam.

Itulah ilmu pamungkas yang dikeluarkan oleh Saka Dirga. Sebuah ilmu tingkat tinggi dan hanya boleh dikeluarkan dalam keadaan genting dan sudah sedemikan terdesak.

Belum ada satu pun pendekar sakti di seantero Nusantara yang bisa merubah dirinya sendiri menjadi wujud lain. Baru kali inilah, ada sosok pendekar yang mampu mengeluarkan ilmu tingkat tingginya untuk bisa mengakses kekuatan supranatural melebihi kemampuan manusia normal. Pastilah pendekar itu merupakan sosok manusia luar biasa yang kesaktiannya bukan olah-olah.

“Dia berubah jadi manusia srigala!” kata Ronggowelang tampak terkejut.

“Kita harus segera satukan kekuatan! Ayo, gunakan senjata kita masing-masing untuk menyerang!” sahut Bara Jagal memberi
Reynal Prasetya

Hallo readers, terimakasih sudah membaca sejauh ini. Jangan lupa dukung cerita ini dengan mengirimkan gemnya yak, agar saya semakin semangat menulis. Thanksss. :)

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Pendekar Penguasa Dua Pedang Sakti   Bab 013 - Tewasnya Tokoh Pendekar Besar

    Sampai sepuluh kali serangan berturut-turut dan kini tanah lapang yang berada di lembah itu menjadi gundul karena rumput-rumputnya yang tercerabut, Saka Dirga masih mampu bertahan dengan sisa-sisa tenaga dalamnya yang kian melemah.Sekarang ia jadi lebih sering menggeru-geru dan sesekali melolong panjang dengan bahasa srigalanya. Matanya begitu merah menyala, mengindikasikan ada kemarahan yang kian memuncak di dadanya. Ia sangat murka dengan ketiga pendekar yang mengeroyoknya secara membabi buta itu. Ini pertarungan yang tidak adil, yang hanya akan membawanya pada kehancuran.Maka dengan sisa-sisa tenaganya itu, ia mengamuk sejadi-jadinya! Melampiaskan seluruh amarah dalam dirinya yang sudah tak bisa dibendung lagi. Memukul-mukulkan tangannya ke dada, mencakar-cakar tanah hingga terkeruk habis membentuk kubangan hingga berpuluh-puluh senti ke bawah. Melolong panjang sambil melompat-lompat gesit ke segala arah.Lalu ia mencabut pohon-pohon besar yang ada di sekeliling lembah dan sekony

    Last Updated : 2024-09-22
  • Pendekar Penguasa Dua Pedang Sakti   Bab 014 - Menyusun Rencana Jahat

    Lama kelamaan, penampakan cahaya putih yang melayang ringan itu lenyap, seolah ditelan oleh langit. Lalu terdengarlah lolongan ratusan srigala dari arah balik bukit. Lolongan panjang sahut menyahut yang menjadi sebuah pertanda bahwa telah terjadi sebuah pristiwa besar.Sekaligus menjadi pertanda bahwa kematian tokoh besar pendekar sakti itu mulai memasuki era baru, dan akan segera muncul tokoh pendekar baru yang kelak akan menuntut balas dan menghentikan segala angkara murka yang kerap dilakukan oleh pendekar-pendekar dari golongan hitam. Mereka selalu menghalalkan segala cara demi memenuhi nafsu kekuasaan dan ambisi pribadi untuk menjadi yang terkuat dan menguasai dunia persilatan.“Gu– guruuuu….” Arya Wisesa langsung berteriak setinggi langit.Namun jeritan suaranya hanya tertahan pedih dalam hati. Ia begitu terpukul dengan kematian gurunya.Kedua matanya langsung berkaca-kaca. Dadanya terasa penuh sesak. Kemarahan dan kesedihan mendalam bercampur aduk menjadi satu. Badannya bergeta

    Last Updated : 2024-09-24
  • Pendekar Penguasa Dua Pedang Sakti   Bab 015 - Apa Isi Kitab Itu?

    Apa yang sebenarnya membuat para pendekar dari golongan hitam begitu berambisi merebut kitab ilmu silat itu? Ada apa di dalamnya? Sehingga mereka dengan tega menumpahkan darah dan merampas nyawa orang lain demi tujuannya itu?Konon di dalam kitab itu tersimpan berbagai ajian dan teknik rahasia ilmu silat tingkat tinggi yang ditulis oleh para pendekar hebat zaman dulu.Kitab itu sudah berpindah-pindah dari satu generasi ke generasi yang lainnya selama lebih dari seratus tahun dan diwariskan secara turun-temurun.Dan dalam kurun waktu tersebut para pendekar golongan hitam tidak pernah berhenti berusaha merebut kitab itu dengan menghalalkan segala cara untuk kepentingan pribadi dan perguruan mereka.Bara Jagal yang merupakan keturunan dari pendekar golongan hitam dari masa lalu yang leluhurnya tewas terbunuh dalam sebuah pertempuran memperebutkan kitab itu merasa punya dendam kesumat yang harus ia bayar pada pendekar golongan putih. Dan ia sangat berambisi merebut kitab ilmu silat itu de

    Last Updated : 2024-09-25
  • Pendekar Penguasa Dua Pedang Sakti   Bab 016 - Berpetualang di Rimba Raya

    Arya Wisesa disambut oleh cahaya matahari pagi yang cerah, udara sejuk, dan kicau burung yang saling bersahutan ketika ia sudah menginjakkan kakinya di lereng bukit. Ia sudah berjalan cukup jauh, melewati pepohonan yang lebat dan rapat serta semak belukar yang ada di kanan kirinya selama perjalanan. Maka kini posisinya sudah sangat aman dari kejaran musuh.Dilihatnya sebuah pohon besar yang menghadap ke bawah bukit, sejenak ia duduk di bawah pohon besar yang rindang itu untuk mengistirahatkan tubuhnya sebelum kembali melanjutkan perjalanan.Ia bahkan masih belum punya rencana, kemanakah setelah ini? Ia belum tahu, tempat mana yang mesti dituju. Yang menjadi tujuannya hanyalah ingin membalaskan dendam atas kematian guru dan kehancuran perguruannya.Alhasil, ia jadi terlihat melamun sendirian, sambil memandangi luas bentang alam yang indah di depannya.“Andai manusia tak punya sifat keserakahan dan bisa mengendalikan nafsunya, mungkin tak akan ada pertumpahan darah dan kekacauan di duni

    Last Updated : 2024-09-26
  • Pendekar Penguasa Dua Pedang Sakti   Bab 017 - Membaca Isi Kitab

    Matahari mulai redup, pertanda sore akan segera datang. Lekas-lekas ia mencari tempat yang lebih datar di lereng itu. Lantas ia kumpulkan kayu-kayu dan ranting kering. Setelah dirasa cukup, diarahkanlah telapak tangannya ke tumpukan kayu itu. Maka tak berapa lama api pun menyala dan berkobar dengan cepat, siap digunakan untuk memanggang ayam buruannya.Dengan menggunakan tenaga dalamnya pula ia merontokkan bulu lebat yang menempel pada tubuh ayam itu, lalu mengambil kayu kecil yang ujungnya rucing dan ia tusukan kayu itu ke tubuh si ayam untuk dibuatnya menjadi bekakak.Ia taruh ayam yang ditusuk itu di atas bara api sambil terus membolak-balikkan badannya. Hingga beberapa puluh menit kemudian, ayam yang dipanggang itu pun matang dan siap disantap. Aroma lezat yang menguar dari ayam panggang itu sungguh menggoda seleranya. Ia pun memakan ayam itu dengan lahapnya.“Ah, nikmat sekali,” ujarnya sambil bersendawa beberapa kali.Perutnya kini sudah kenyang dan dahaganya sudah terobati, seh

    Last Updated : 2024-09-27
  • Pendekar Penguasa Dua Pedang Sakti   Bab 018 - Siapa Gadis Itu?

    Sejak hari masih gelap Arya Wisesa sudah mulai mendaki. Dan ketika waktu pagi datang bersama matahari yang sangat cerah dari arah timur, ia telah sampai di puncak bukit.Dari kejauhan terlihat sebuah pedesaan di arah utara dari tempatnya berdiri. Ia akan pergi ke desa itu untuk mencari siapa pun yang bisa mengajarinya bahasa kuno. Ia tak akan berlama-lama di puncak itu dan akan kembali menempuh perjalanan puluhan kilo meter untuk bisa sampai ke desa yang ada di seberang bukit itu.Meski masih sangat jauh, namun perjalanannya kini tak akan terasa melelahkan dan menguras tenaganya dibanding pada saat ia terus menanjak hingga sampai ke puncak bukit.Dalam perjalanannya kali ini ia akan terus menurun dan melewati jalan datar menerobos hutan yang ditumbuhi pepohonan dan semak belukar yang sangat lebat. Persediaan air pun masih cukup aman untuknya dan tidak akan lagi kehausan di perjalanan.Sejauh ini belum ada satu pun manusia yang ia temui di hutan itu. Ia hanya perlu waspada pada babi hu

    Last Updated : 2024-09-28
  • Pendekar Penguasa Dua Pedang Sakti   Bab 019 - Tuduhan Gadis Ketus

    Terpaksa ia mengeluarkan ilmu Lompatan Raja Srigala. Kini gerakannya lebih gesit daripada sebelumnya. Membuat serangan-serangan si gadis menjadi tampak mudah terbaca. Dan ketika gadis itu hendak menendang sekuat-kuatnya ke arah perut Arya Wisesa, cepat-cepat ia merendahkan tubuhnya ke bawah menghindari serangan.Lantas ia hantam balik kaki si gadis dengan sebuah tendangan sapuan yang memutar, sebuah serangan tak terduga yang membuat gadis itu sedikit terkejut dan gagal segera meloncat. Alhasil, tendangan dari Arya Wisesa berhasil mendarat di betis kirinya. Membuat ia hilang keseimbangan dan akhirnya jatuh terduduk ke tanah.“Ahhhh….!” Si gadis langsung mendesah kesakitan sambil memegangi betisnya.Arya Wisesa yang tak tega cepat-cepat langsung mendekat menghampirinya, menyentuh betisnya dan memastikan bahwa semuanya baik-baik saja.Karena sebelum melancarkan serangan balik itu, ia sudah memperkirakan bahwa tendangannya tak akan menimbulkan efek yang sangat parah. Ia sudah mengukurnya

    Last Updated : 2024-09-30
  • Pendekar Penguasa Dua Pedang Sakti   Bab 020 - Rumah di Tepi Hutan

    “Aduhhh…, kakiku.” Si gadis mendesah lagi, tampak kesakitan.“Saudari, tak perlu memaksakan. Kumohon, jangan menolak bantuanku. Sudah seharusnya aku menolongmu,” kata Arya Wisesa sangat peduli pada si gadis.Lantas ia pun mengambil posisi membelakangi si gadis dan merendahkan tubuhnya, namun si gadis tak kunjung paham apa yang menjadi maksud Arya Wisesa.“Apa yang mau kamu lakukan?” tanya si gadis.“Menggendongmu Saudari,” jawab Arya Wisesa. “Cepatlah, hari sudah semakin sore sebelum kita kemalaman di sini. Tolong tunjukkan saja jalannya, ke mana arah rumahmu.”“Tapi bagaimana dengan kayu bakar yang kau bawa?” Si gadis bertanya.“Ah, aku hampir lupa. Tolong kau bantu ikat kayu ini di depan badanku, dan kau akan kugendong di belakang,” kata Arya Wisesa.Maka diikatkanlah kayu bakar itu di depan badannya. Sementara si gadis ikut di belakang gendongannya, dan mereka pun melanjutkan perjalanan.Dalam gendongan pemuda itu, berbinarlah kedua mata si gadis. Diam-diam ia memancarkan senyum le

    Last Updated : 2024-10-01

Latest chapter

  • Pendekar Penguasa Dua Pedang Sakti   Bab 071 - Pertemuan di Perbatasan

    “Baik, kami akan menyampaikan ini pada Perguruan Bangau Merah. Semoga pada waktunya kita bisa bertemu kembali dan menyepakati apa yang telah kita bicarakan.” Wisangpati menyahut.“Oh ya, sebelumnya aku meminta izin untuk memperkenalkan diri. Aku Jaya Wiguna, ketua Perguruan Gagak Hitam.” Akhirnya orang itu memberi tahu namanya.“Sebuah kehormatan bagiku bisa bertemu dengan saudara Jaya Wiguna,” sahut Wisangpati.“Baiklah saudara Wisangpati, kami perkenankan kalian berdua untuk kembali ke Perguruan Bangau Merah dan menyampaikan apa yang menjadi keinginan kami,” kata Jaya Wiguna.Wisangpati dan Arya Wisesa kompak menjura dan mereka pun segera bergegas kembali ke Perguruan Bangau Merah.Dengan menunggangi kuda perjalanan mereka menjadi lebih cepat. Terlihat para pendekar Bangau Merah sudah menunggu kepulangan mereka sore itu. Mereka penasaran apa hasil yang didapat oleh Wisangpati dan Arya Wisesa yang mereka utus melaksanakan misi diplomasi mewakili perguruan mereka.Namun karena hari ma

  • Pendekar Penguasa Dua Pedang Sakti   Bab 070 - Misi Diplomasi

    Mereka segera berangkat ke Perguruan Gagak Hitam yang ada di desa sebelah utara. Memang batas desa ini hanya dipisah oleh sebuah sungai lebar yang membentang dari timur ke barat.Untuk masuk ke desa itu harus melalui sebuah jembatan yang lebarnya hanya bisa dimasuki dua kuda. Itu sudah cukup bagi mereka. Dan Perguruan Bangau Merah tak keberatan untuk meminjamkan kuda sebagai tumpangan mereka.Cukup dalam setengah hari dengan menunggangi kuda waktu yang mereka tempuh untuk sampai di Padepokan Perguruan Gagak Hitam. Saat mereka tiba di sana, situasi tak kalah ramai dan nampaknya orang-orang di perguruan itu juga sedang mengadakan rapat darurat. Rapat itu lebih sunyi dan rahasia, karena mereka terlihat hanya berbisik satu sama lain.Namun mereka terlihat panik tatkala melihat kedatangan dua orang asing yang menunggangi kuda menuju padepokan mereka. Beberapa orang langsung cabut senjata dari balik pinggang mereka, hanya pemimpinnya saja yang terlihat tenang sambil memperhatikan waspada.D

  • Pendekar Penguasa Dua Pedang Sakti   Bab 069 - Konflik Dua Perguruan

    “Mereka semua sangat biadab! Kenapa harus menyerang warga desa yang tidak bersalah? Mereka telah melanggar sumpah mereka sendiri sebagai seorang pendekar!” Arya Wisesa ikut marah ketika mendengar penjelasan dari nenek tua itu. Ia tampak terkejut dan tidak percaya dengan kebiadaban yang telah dilakukan oleh Perguruan Gagak Hitam.“Aku pun tak tahu, Den. Sepertinya tidak lama lagi akan terjadi peperangan besar antara dua perguruan ini. Aku hanya bisa berharap pertolongan Dewa segera datang. Dan ada orang yang bisa menengahi konflik ini, agar tidak ada lagi korban yang berjatuhan,“ sahut si nenek terlihat lemas dan pasrah terhadap keadaan.“Kalau kami boleh tahu, di mana letak Perguruan Bangau Merah itu, Nek?” tanya Wisangpati.“Kisanak berdua terus saja menyusuri jalan desa ini. Setelah melewati rumah terakhir, Kisanak berdua belok saja ke kanan, ada jalan yang agak menanjak menuju sebuah bukit. Nah, dari kejauhan pasti terlihat ada bangunan padepokan di bukit itu,” jawab si nenek.Mere

  • Pendekar Penguasa Dua Pedang Sakti   Bab 068 - Kejadian Mengerikan

    “Idemu tidak terlalu buruk,” kata Garang Bonggol.“Tapi sedari awal aku ingin pemuda itu yang berhasil kautangkap, sehingga aku bisa langsung membawa pemuda itu ke hadapan Tuan Bara Jagal. Dengan begitu, dia akan memberiku imbalan besar dan kenaikan pangkat. Sayangnya kau tak bisa memenuhi keinginanku, jadi aku terpaksa tak akan memberimu imbalan tambahan,” lanjutnya.“Sekarang, begini saja Tuan, cepat atau lambat pemuda itu pasti akan datang ke Padepokan Perguruan Naga Api. Kita sebar seluruh pasukan kita untuk berpatroli di setiap sudut sebelum masuk ke area padepokan. Saat dia datang dan sebelum benar-benar sampai di padepokan, kita akan sergap dan lumpuhkan dia bersama-sama!” Kebo Ijo memberi ide lagi.Garang Bonggol tampak berpikir dan tak langsung setuju dengan ide Kebo Ijo. Setelah berpikir sejenak ia pun menyahut, “Hmmm, aku kurang setuju dengan idemu. Karena tentu kita perlu mengerahkan pasukan yang lumayan banyak, sedangkan kita tidak tahu pemuda itu akan masuk ke padepokan

  • Pendekar Penguasa Dua Pedang Sakti   Bab 067 - Ramuan Herbal dan Siasat Licik

    “Kalian semua mundur! Dan kembalilah ke kuda kalian masing-masing!” seru Kebo Ijo kepada sepuluh orang prajurit itu.Mereka senang bukan kepalang, karena beberapa orang di antaranya terlihat sudah mulai kehabisan tenaga. Ada yang terpincang-pincang, ada yang lebam-lebam di bagian wajah, ada yang memegangi perutnya, dan ada yang terluka di bagian bibirnya akibat bertarung dengan Wisangpati.“Dengar, orangtua payah dan pemuda bodoh! Jika kalian ingin gadis ini selamat, temui aku di Padepokan Perguruan Naga Api!” kata Kebo Ijo memberi pesan ancaman kepada Arya Wisesa dan Wisangpati.“Keparat kau, manusia hina! Aku akan menghajar dan memenggal kepalamu sekarang juga!” bentak Arya Wisesa seraya berdiri dan satu tangannya sudah mulai memegang hulu pedang yang tergantung di punggungnya.Ia sadar kekuatan fisiknya mulai melemah akibat racun yang terus masuk menjalari seluruh tubuhnya itu.“Terus saja kau mengoceh sesukamu! Dan serang aku jika tenagamu masih cukup. Ketahuilah, kalau kau tak pa

  • Pendekar Penguasa Dua Pedang Sakti   Bab 066 - Terkena Racun Gigitan Anjing

    Namun ternyata itu hanyalah serangan tipuan, karena pada saat Arya Wisesa meloncat menghindari tebasan itu, anjing hitam itu juga ikut meloncat dan berhasil menggigit betisnya! Ia merasakan sakit yang luar biasa dan darah segar dari betisnya itu mulai jatuh setetes dua tetes ke tanah. Alhasil, ia mendarat tidak sempurna dan sedikit terhuyung hilang keseimbangan.“Aryaaaaa!” teriak Dewi Raraswati ketika menyaksikan Arya Wisesa yang terluka. Perlahan-lahan ia berdiri dan meneggakkan kembali kuda-kudanya, meski darah itu terus mengucur di betis kirinya.“Huh! Mendapat serangan tipuan seperti itu saja kau sudah kalang kabut! Jadi cuma itu saja kemampuanmu, hah!? Huahaha.” Kebo Ijo mengejek dan tampak berada di atas angin.“Jangan senang dulu, manusia laknat! Baru betisku saja yang terluka, badanku masih utuh. Aku tidak akan pernah tunduk pada kejahatan!” respon Arya Wisesa, tampaknya ia mulai dibuat geram dengan pembunuh bayaran yang licik ini.“Dasar bocah keras kepala! Berurusan dengan

  • Pendekar Penguasa Dua Pedang Sakti   Bab 065 - Pertarungan di Pasar

    Kebo Ijo segera berbalik dan kembali mendarat di tanah, sementara Jenggo terus saja menggonggong ke arah pemuda yang tadi hampir saja terkena gigitannya itu.“Nah, akhirnya ketemu juga, kau pasti orang yang bernama Arya Wisesa yang sedang kami cari-cari!” Kebo Ijo menuduh, dan memang benar bahwa pemuda yang bertudung caping itu adalah Arya Wisesa.Terbongkar pula akhirnya penyamaran mereka, takluk oleh anjing pelacak itu.“Siapa kalian? Tiba-tiba datang dan berbuat onar di tempat ini?!” respon Arya Wisesa sedikit kesal.Bagaimanapun ia cukup terkejut ketika dirinya tiba-tiba diserang oleh anjing ganas itu dan melihat lapak penjual buah itu menjadi hancur. Si pedagang laki-laki tua itu sampai menangisi dagangannya yang hancur itu dan buah-buahnya bergeletakan di tanah.“Kau tak perlu tahu siapa aku, yang terpenting kau segera menyerahkan diri saja dan ikut denganku! Atau akan kuobrak-abrik tempat ini!” gertak Kebo Ijo.Meski bernama Kebo, pemburu dan pembunuh bayaran itu bertubuh kurus

  • Pendekar Penguasa Dua Pedang Sakti   Bab 064 - Pembunuh Bayaran

    Mereka segera meninggalkan gua itu setelah berhasil mendapatkan apa yang mereka cari. Dan saat mereka baru saja akan keluar dari lobang gua itu, terdengarlah sebuah suara yang sebelumnya mereka kenal, “Kalian jagalah kedua senjata pusaka itu, jangan sampai kalian gunakan untuk kejahatan. Sekali lagi aku ingatkan, gunakan pedang itu jika sedang dalam keadaan genting saja. Dewata menyertai kalian.”Langkah mereka jadi terhenti dan mendengarkan sejenak pesan yang disampaikan oleh makhluk yang tak menampakkan dirinya itu. Tapi mereka tahu, bahwa yang memberi pesan itu adalah Begu Ireng, siluman penjaga gua itu.Setelah tak terdengar lagi suara siluman babi hitam besar itu, mereka pun meninggalkan gua dan kembali melanjutkan perjalanan. Mereka kembali ke arah utara untuk mencari desa yang untuk sementara bisa mereka tinggali dan istirahat sejenak dari perjalanan jauh yang telah mereka lalui.*******Garang Bonggol beserta anak buahnya dan juga beberapa pasukan dari Perguruan Naga Api terli

  • Pendekar Penguasa Dua Pedang Sakti   Bab 063 - Pedang Langit

    Ternyata umurnya sudah lumayan tua. Semakin tua sosok siluman, maka semakin tinggi pula kesaktian yang ia miliki. Belum tentu juga ketiganya bisa mengalahkan sosok siluman yang satu ini. Tapi beruntunglah sosok siluman yang mengaku bernama Begu Ireng ini adalah siluman golongan putih dan tidak punya niatan jahat terhadap manusia.Kendati pada awalnya ia sempat menyerang mereka bertiga, itu ia lakukan semata-mata karena menjalankan tugasnya dalam menjaga gua itu dari orang asing yang punya niat buruk terhadap tempat itu.“Apakah Paman Begu Ireng juga kenal dengan Paman Wirageni? Siluman kobra hitam penjaga gua pedang bumi ini disimpan?” tanya Arya Wisesa.“Tentu saja aku kenal, dia adalah sahabat baikku. Aku lebih tua darinya seribu tahun,” jawab Begu Ireng.“Sebagai bangsa siluman, Saudara berdua pasti mempunyai kesaktian yang tidak dimiliki oleh manusia. Bahkan melebihi bangsa manusia,” kata Wisangpati.“Tentu saja, semakin tua sosok siluman itu, maka dia punya kesaktian yang lebih k

DMCA.com Protection Status