Xiao Long memutar otak agar Salamander Api selamat. Dia tidak akan bisa bertarung dengan luka separah itu. Dan kelihatanya para serigala hutan hendak memakan tubuh Salamander Api sebagai santapan makan malam. Mereka menarik-narik ekor dan sayapnya hingga beberapa mulai terkelupas. Xiao Long mengambil beberapa batu dan melemparkannya ke arah kawanan serigala. Namun hal itu tak cukup untuk mengalihkan perhatian mereka.
Dia berlari ke tempat di mana dirinya sempat dikejar oleh ular, Xiao Long mengambil bungkusan kain kecil yang tersimpan di dalam kotak kayu. Erangan Salamander Api membuat fokusnya buyar, siluman itu bisa dibuat mati oleh kawanan serigala. Setelah itu pasti Xiao Long akan menjadi sasaran berikutnya.
Kedua tangannya yang menggenggam batu bergetar, Xiao Long harus menciptakan api agar bubuk itu meledak. Berulang kali tangannya mengadu dua benda itu hingga menimbulkan percikan api, waktu berlalu begitu lama dan Xiao Long hampir putus asa.
"Ayolah .Tangannya berusaha meraih gagang pedang yang terlihat unik tersebut, tetapi Xiao Long berhenti melakukannya. Dia merasa ada yang salah dengan tempat tersebut terlebih lagi makam ini berada di tempat yang sangat-sangat tersembunyi. Tidak ada orang gila yang mau menjatuhkan diri ke jurang hanya untuk menguburkan orang tersebut. Serta senjata yang kini berada di depan jarinya mengeluarkan hawa-hawa misterius yang membunuh.Xiao Long memalingkan wajahnya ke kanan dan kiri, memastikan apakah di sekitar ada sosok lain yang berada di sini. Nihil, sesuai dugaannya tempat ini benar-benar kosong. Hanya ada sebilah pedang yang tertancap di sebuah makam tanpa nama.Suara-suara aneh dari tempat tersebut memiliki gema yang timbul tenggelam menaikkan bulu kuduk. Xiao Long frustrasi, dia ingin membawa pedang itu bersamanya tapi perasaan terancam dan juga hawa menakutkan yang dimiliki pedang tersebut membuatnya tak yakin.Ditariknya napas perlahan-lahan lalu membuang
Hampir satu minggu berlalu, Xiao Long tidak tahu bagaimana cara keluar dari jurang ini. Dia menatap langit yang begitu jauh di atas sana, begitu hampa dan tak mempunyai harapan. Selama beberapa hari ini dia berusaha untuk mengobati Salamander Api. Tanpa diduga siluman itu lebih cepat sembuh. Bahkan tak perlu memakan waktu sebulan agar luka-luka di tubuhnya tertutup. Xiao Long kelelahan selama beberapa hari ini, kepalanya terasa seperti dihantam batu. Namun dia tetap memaksa berjalan, mengumpulkan makanan dan ranting-ranting kayu agar malam hari mereka tetap aman. Sayangnya malam terlalu dingin hingga api saja tak mampu menjaga suhu tubuhnya.Hari kembali menggelap dan udara malam yang dingin kembali datang. Bulan ini seharusnya memasuki musim hujan, badai tak henti-hentinya datang. Membuat suhu di sekitar menjadi lebih dingin dari hari biasa. Tangannya terus mengoles cairan dari tanaman obat ke tubuh Salamander. Gerakannya melambat, Xiao Long berdiri. Dia du
Salamander Api terdiam lama menunggu manusia itu tidak kunjung bangun seperti biasanya. Matanya teralih pada kaki Xiao Long, luka di sana sama sekali belum mengering.Dia menarik tanaman obat menjalar dari tebing, lalu meletakkannya di tumit Xiao Long. Lama menunggu tidak ada perubahan yang terlihat. Salamander Api mendengus samar, mungkin manusia itu sudah mati. Dilihatnya sebuah benda yang tertancap di tempat biasanya Xiao Long tidur. Dia mendekat sambil menggeram, merasakan bahaya yang sejak beberapa hari lalu mengganggu instingnya.Salamander Api hendak menghancurkan pedang itu tetapi suara batuk Xiao Long memalingkan pandangannya ke belakang.Xiao Long susah payah menghirup oksigen di sekitar, suara napasnya terdengar tersengal-sengal. Bukannya memberi waktu agar Xiao Long bisa menarik napas, Salamander Api justru menyiramkannya air."Berhenti-"Percuma saja, tubuhnya kembali dibuat menggigil kedinginan. Xiao Long sempat berpik
"Kau mengetahuinya? Dari mana?" Salamander Api terdiam, dia menggerakkan kepalanya menatap arah lain. "Aku hanya menebak." Jawaban itu membuatnya ragu, Xiao Long menatap lama pada pantulan air sungai. Dia melihat kunang-kunang hitam yang sebelumnya menuntunnya pada makam waktu itu."Kau melihatnya?" Salamander Api mendelik, tak menemukan apa-apa selain aliran air sungai yang tenang dan beberapa tumbuhan mati di depan sana."Seekor kunang-kunang hitam, dia yang membawaku ke sana." "Dia memilihmu." Salamander Api bangun, dia berbalik badan ke belakang dan tidur di tempatnya tanpa menghiraukan satu pun pertanyaan yang Xiao Long lontarkan. Dibanding bertanya pada Salamender Api, Xiao Long memutuskan untuk mendekat pada tempat di mana pedang itu berada. Kunang-kunang hitam telah menghilang, sama sekali tak terlihat ketika Xiao Long berada persis di depan benda itu. Dia mencabutnya dari sana, memperhatikan bentuk bilah pedang yang telah berkar
Hari demi hari berlalu begitu cepat, Xiao Long bertarung dengan Huo Rong setiap harinya. Mempelajari hal-hal baru yang baru diketahuinya lewat siluman itu. Dia merasa Huo Rong seperti telah hidup sangat lama hingga mengetahui semua hal di muka bumi ini. Termasuk mereka yang disebut sebagai Sepuluh Terkuat.Saat Huo Rong menjelaskan orang-orang yang berada di puncak terkuat Kekaisaran Qing, Xiao Long dapat merasakan ambisi kuat untuk mencapai titik tersebut. Titik di mana dia dapat melindungi semua orang tanpa harus mundur ketakutan. Titik di mana dia benar-benar rela mengorbankan nyawanya demi sesuatu yang sangat berharga.Huo Rong atau Salamander Api yang kini telah menjadi satu-satunya temannya di dasar jurang ini membuka matanya lebar-lebar. Tentang dunia yang sama sekali tidak diketahuinya. kekuatan spiritual, tenaga dalam, pil, cincin ruang dan para siluman yang akan ditemuinya di luar sana. Dia menjelaskan begitu terperinci hingga Xiao Long dapat membayangk
Huo Rong membalas geram. "Jangan senang dulu!"Tatapan keduanya tergerak ke atas saat sebuah suara bising terdengar, suara seseorang menggema hingga ke bawah. Mereka kelihatan seperti sedang menyiapkan sesuatu."Celaka, mereka pasti sedang mencari cara agar bisa turun untuk menangkap kita berdua."Dentuman keras dan makian kasar bergema dari atas mereka, keduanya sama-sama terdiam menyimak keributan di atas sana. Hingga tiba-tiba terlihat bayangan hitam di atas sana, seseorang jatuh. Xiao Long mengalihkan pandangannya. Tak sanggup melihat orang itu tewas di depannya.Jantung Xiao Long berdetak kencang, dia tidak berani melihat. Apalagi saat mendengar suara rintihan di sana, rasa mual muncul saat amis darah masuk menusuk hidungnya. Xiao Long berjalan perlahan, "Aku harus kembali ...""Siap tidak siap kau harus melihatnya.""Otak yang tercecer atau usus yang keluar? Aku bisa pingsan.""Lalu bagaimana jika kau harus membunuh seseorang na
Bunyi dentingan logam bertubi-tubi memasuki telinga Huo Rong, dia tidak bisa tertidur selama beberapa hari ini. Sumber suara itu berasal dari Xiao Long, lebih menyebalkan lagi dari pagi, siang, sore, hingga malam dirinya digunakan seperti pemantik api. Kekuatan apinya yang biasanya digunakan untuk pertarungan malah berakhir menjadi pemanas logam berkarat."Bisa berhenti sebentar? Aku lebih baik mati karena jatuh di jurang daripada mati gara-gara membuat mainan anak-anak."Xiao Long meliriknya dengan tatapan menghujat. "Mainan anak-anak katamu?" Dia menunjukkan bagian kerangka besi yang telah dicobanya beberapa kali agar cocok di tubuh Huo Rong. "Aku membuatkan ini untukmu. Bukannya berterima kasih malah mengomel. Entahlah sayapmu akan tumbuh semakin banyak kau mengoceh."Salamander Api mendengus, baru kali ini kesabarannya diuji."Omong-omong kau memang suka sekali menyiksa manusia dan binatang, ya? Mengambil taring, pakaian dan barang-barang peninggala
Semua terjadi begitu cepat, Huo Rong tak sempat memanjat ke reruntuhan sementara mereka sudah terbang hampir setengah dari ketinggian jurang. Tubuh Huo Rong terjatuh begitu saja menghantam tanah bebatuan, menimbulkan suara berdebum yang keras. Salamander Api menjerit kesakitan, salah satu besi tajam menusuk bahunya. Sementara Xiao Long terapit di antara tubuh Huo Rong dan tanah.Xiao Long tak mengalami luka serius, akan tetapi Huo Rong kembali terkena tusukan serius yang membuatnya tergeletak kesakitan di atas tanah. Samar, terdengar umpatan kesal darinya."Habis ini kutampar mukamu seribu kali."Xiao Long ingin tertawa tapi di sisi lain dia kasihan dengan keadaan Salamander Api. Dicabutnya besi tersebut. Untuk sementara Huo Rong tak bisa terbang lagi ke atas, mereka sama-sama terdiam cukup lama. Hampir kehabisan cara untuk kabur dari jurang ini."Aku mendengar langkah kaki mereka."Huo Rong bersuara malam-malam, saat itu Xiao Long akhirnya bisa tert