Share

51. Tewasnya Sepasang Nelayan Sakti

Walau Baraka bukanlah seorang pemuda yang gampang naik pitam, tapi karena desakan rasa sedih dan kehilangan, darahnya jadi mendidih. Apalagi, Dewi Pedang Halilintar tak segera memberi penjelasan.

"Kau akui bila darah yang melumuri pedangmu adalah pedang Sepasang Nelayan Sakti, tapi kenapa kau tak mau mengakui bila kaulah pembunuh kakek nenek itu!” seru Baraka dengan sorot mata berkilat-kilat.

"Aku tidak membunuh siapa-siapa...," sahut Dewi Pedang Halilintar.

Bummm...!

Terdesak rasa jengkel, Baraka menggedruk tanah. Tanpa sadar gedrukannya disertai tenaga dalam. Akibatnya, bumi berguncang, dan tubuh Dewi Pedang Halilintar jatuh berguling-guling.

"Dasar Tolol!" maki Dewi Pedang Halilintar kemudian. Bola matanya melotot besar, tak berkedip menatap wajah Baraka. Melihat perubahan sikap si nenek, Baraka menggeram marah. "Aku memang Tolol! Tapi, kalau cuma memecahkan kepala seseorang pembunuh kejam macam kau, kurasa aku cukup mampu!"

"Aku bu

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status