Share

8. Sikap Bara Yang Aneh

Nia merasa Bara memang ingin mencari masalah dengannya. Jelas-jelas di tangannya jam nya tepat tapi pria itu mengatakan kalau sudah telat 5 menit.

“Untung dia majikan aku, kalau tidak pasti sudah aku cincang-cincang kayak daging. Apalagi mulutnya itu luwes banget deh.”

“Sudah, sudah. Jangan dimasukkan hati kalau seperti itu, mending kita berpikiran positif aja ya,” bujuk Tina sembari menyesap jus melon yang ada dihadapannya.

Ya, mereka berdua telah menyelesaikan perkuliahannya setengah jam yang lalu dan masih ada dua jam lagi sebelum Nia harus kembali ke rumah Bara. Dan sambil menunggu itu Tina membawa Nia ke cafetaria kampus. Sekedar untuk meredam emosinya yang meningkat draktis.

“Tin, hidup aku koq jadi seperti ini sih!” keluh Nia menampilkan raut wajah yang sedih. “Apa aku nyerah saja ya kuliah di sini?”

“Shutt ... jangan berpikir seperti itu,” hibur Tina. “Percuma kalau kamu tinggalin kuliah tapi tetap kerja juga sama dia, bagaimanapun untuk saat ini kamu tidak bisa lepas darinya atau kamu mau bayar dendanya.”

“Aku uang dari mana bayar denda, Tin!” sanggah Nia. “Untuk biaya hidup sehari-hari saja aku ngandelin dari ngelesi.”

Nia baru menyadari kalau dia juga bekerja memberikan les privat untuk anak SD. Dan jadwalnya sekarang berbarengan dengan jam dia harus kembali ke rumah Bara.

“Tin, bisa bantuin aku gak?”

“Gak bisa, Nia. Jam itu aku juga gak kosong.”

***

Dan di sinilah, Nia berada. Dia terpaksa harus memajukan jam ngelesinya supaya bisa datang tepat waktu ke rumah Bara. Beruntung orang tua muridnya tidak masalah kalau harus dimajukan. Sebenarnya dia merasa bersalah sekali tapi dia juga tidak punya pilihan lain.

Alhamdulillah lagi, karena sang murid malah minta jam les nya seperti hari ini untuk seterusnya. “Terima kasih,” ucap Nia sembari menyunggingkan senyuman kebahagiaan.

Ternyata Allah masih punya jalan keluar yang terbaik untuknya. Tak lupa Nia mengucapkan syukur pada sang Pencipta bumi dan seisinya.

Selesai mengajari les privat, Nia bergerak ke rumah Bara. Sesuai kesepatan tadi saat Nia dinyatakan terlambat, dia harus menambahi jam pulangnya selama sepuluh menit. Harusnya Nia tidak melakukan itu kalau saja sang Dosen bukan Bara.

Sampai di depan pagar, Nia sudah siap menekan bel tapi ternyata Mbok Ijah sudah berdiri seperti menunggu seseorang.

“Mbok, nunggu siapa?” tanya Nia penasaran dengan yang dilakukan wanita lanjut usia itu.

“Ya, nungguin kamu lah!” jawab Mbok dengan wajah panik. “Aduh, kamu terlambat Nia, Tuan Muda sudah datang.”

“Hah, terlambat?” Nia mengulangi ucapannya karena seingatnya dia, harusnya masih ada waktu sepuluh menit lagi. Nia memastikannya dengan melihat jam yang ada dipergelangan tangannya. Dan hasilnya memang dia sudah terlambat bahkan 15 menit.

“Gimana?”

“Iya, Mbok. Aku terlambat 15 menit,” aku Nia, kali ini dengan suara bergetar karena ketakutan kalau Bara akan memarahinya. Nia tidak sadar kalau tadi sempat lama perempatan arah ke jalan tol karena ada kecelakaan sehingga mengakibatkan kemacetan.

“Ya sudah, buruan ke dapur.”

Nia bergegas masuk ke dapur. Melihat menu makanan untuk dia siapkan. Sambil memasak pikiran Nia tidak karuan. Bayangan kemarahan Bara mendadak memenuhi otaknya. Hingga pada akhirnya pemecatan yang terbesit.

Setelah menyelesaikan memasaknya, Nia menata di meja makan. Akhirnya dia bisa bernapas lega karena pekerjaannya sudah selesai. Tak lama, Bara datang menuju meja makan. Pria itu duduk tanpa memperdulikan keberadaan Nia yang terlihat jelas di netranya. Menikmati makannya dengan menunduk sampai di akhir makannya dia masih belum mengeluarkan suaranya.

“Setelah ini, pulanglah,” perintahnya sebelum meninggalkan Nia yang dalam kebinggungan.

“Dia koq aneh sekali ya, padahal tadi siang galak banget,” gumam Nia. “Tapi syukur deh kalau dia baik begitu, aku jadi bisa nyaman kerjanya.”

Bersambung........

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Srinadi Putu
saya suka ceritanya bagus, tapi sayangnya tidak bisa lanjut seperti novel yang sering saya baca
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status