Sebuah koper besar dan satunya lagi sedikit kecil telah teronggok didepan rumah. Pemiliknya sedang berpamitan dengan tetangga sekitar.
"Bu!" Aira tidak mampu melanjutkan kata-katanya kala menatap wajah Bu'Rita. Sosok yang selama ini banyak berjasa dalam kehidupannya.Bu'Rita dahulu memiliki anak perempuan yang jika masih hidup, ia seumuran Aira. Namun, ia harus meninggal dalam sebuah kecelakaan. Oleh sebab itu, kehadiran Aira seperti mengganti tempat yang kosong itu.Kini mereka harus berpisah dengan alasan yang Aira sembunyikan. Aira tidak ingin, para tetangga terus mengasihani dirinya yang terus saja ditimpa kemalangan. Hingga ia berdalih, akan pergi menenangkan diri di tempat dimana ia dibesarkan, yakni panti asuhan."Anak ibu kuat yah, salam untuk ibu panti. Jangan lupa main kesini, ibu kangen kalau lama gak ketemu." Suara bergetar, disertai tatapan sendu kedua mata tua itu, mampu meremukkan hati Aira. Sebab ia tahu, mereka mungkin tidak akan berjumpa dalam waktu yang lama."Iyah Bu, semoga secepatnya kita bisa jumpa lagi yah. Makasih, ibu sudah jadi ibu Aira selama ini, Aira sayang sama ibu."ujar Aira.Mereka saling berpelukan, menumpahkan asa. Aira kemudian merenggangkan pelukannya,"Aira pergi bu, tolong jaga kesehatan ibu! Aira akan sering-sering nelpon ibu." Tangan tergenggam penuh harap Aira tidak akan pergi, namun Aira sudah mengambil keputusan, dirinya tidak mampu berbuat apa-apa lagi.Tanpa wanita tua itu ketahui, kepergian Aira bukanlah keinginannya, namun sebuah keterpaksaan yang begitu menyakitkan hati. Aira yang malang, berusaha berbesar hati menerima takdirnya, meskipun sakit.Aira kembali dan menatap pilu, rumah yang menyimpan begitu banyak kenangan tentang Kaylanya, rumah yang dahulu penuh cinta, namun saat ini begitu penuh dengan air mata, sejak Ivan suaminya mulai menjalin kasih dengan wanita pilihan ibunya.Bahkan semakin diperburuk dengan kepergian kayla putrinya, yang membuatnya semakin hancur. Namun, inilah takdir hidup yang sudah dilukiskan oleh Sang pencipta, dia harus menerimanya.**Saat ini mereka telah sampai didepan Mension yang berdiri gagah di tanah seluas kurang lebih 100 hektar. Ada banyak pohon-pohon cemara dan mapel bertebaran di sekitar Mension mewah itu.Di bagian belakang Mension, terdapat taman, dan hutan kecil yang sengaja dibuat untuk menambar keasrian tempat itu.Aira terpanah menatap rumah yang akan ia tinggali selama setahun kedepan. Pagar yang tinggi menjulang membatasi seluruh wilayah Mension ini dari dunia luar. Hingga siapa saja yang datang, harus memiliki tujuan yang jelas.Dan saat ini, tujuan Aira jelas akan menjadi tahanan di Mension mewah ini. Syukur-syukur jika ia bisa mengunjungi makam Kayla, kalau tidak, yah entahlah. Pikir Aira saat melihat bangunan bak istana megah ini.Pintu gerbang Mension itu terbuka dan kendaraan yang mereka tumpangi segera di bawa masuk. Dan diparkirkan di tempat parkiran yang sangat luas disamping mansion itu."Pak, aku habis ini harus ketemu siapa?" Tanya Aira yang sedikit resah. Sebab bangunan mewah ini sunyi sepi seperti tidak ada penghuninya."Aku yang akan mengantarkanmu pada kepala pelayan rumah ini." Jawab sang ketua, yang bertanggung jawab penuh membawa Aira ke sini.Merekapun memasuki rumah itu, berniat mencari kepala pelayan di sana.Disepanjang jalan yang mereka lewati, Aira tak henti-hentinya mengagumi setiap ruangan yang ada disana. Dengan interior design yang super mewah, dan tertata begitu rapi dan bersih.'ampun dahh, gimana repotnya bersihin ini semua, tapi pas liat bersih kek gini juga kek senang banget sih.' batin Aira sembari terus melangkah."Selamat pagi Bu'Retno! Ini orangnya, yang mau gantiin Ina. Tugasku dah selesai, aku langsung balik, masih ada yang harus aku kerjakan." Ucap sang ketua.Ia kemudian mendekati Bu'Retno dan membisikkan sesuatu, yang membuat Bu'Retno segera menganggukkan kepalanya dan berbalik menatap Aira. Aira yang memperhatikan hal itu, merasa sedikit tidak nyaman, namun ia hanya terdiam dan menanti apa yang harus ia lakukan setelah ini.Setelah meletakkan bawaannya dikamar yang sudah disediakan, Bu'Retno mengajak Aira untuk berkeliling, untuk mendapatkan pengenalan lingkungan mansion sekaligus pekerjaan apa yang akan dikerjakan Aira mulai besok.Aira bekerja menggantikan ina, menyiram dan merawat bunga-bunga yang konon katanya sangat disukai tuan RK karena itu semua merupakan peninggalan neneknya, yang telah wafat."Oh ya nak, tuan memiliki seorang putra, dia berumur tiga tahun. Selain itu ayahnya, Tuan'RK bukanlah pribadi yang ramah, jadi sebisa mungkin, jangan membuat masalah!" ujar Bu'Retno sembari menatap wajah Aira. Aira hanya mengangguk, tanda paham atas rentetan informasi yang ia terima dari Bu'Retno."Dan satu lagi, saat tuan'RK berada di rumah, dia tidak ingin berpapasan atau bertemu dengan siapapun, jadi tolong lakukan semua tugas-tugasmu dengan cepat, terutama jika berada di area yang akan dilewati tuan'RK. Maaf, mungkin terdengar aneh, tapi ini adalah peraturan rumah ini. Kau cukup mematuhinya dan semua akan baik-baik saja. Paham, yah?" Terang Bu'Retno."Paham Bu!" ucap Aira mengiyakan dengan cepat apa yang disampaikan oleh Bu'Retno, padahal dalam hatinya, ia tidak mengerti dan ingin tahu, sedingin apa tuan dalam rumah ini.Mengapa ada aturan aneh seperti ini?***Pagi yang cerah, namun tidak dengan hati Aira. Semalam ia tidak dapat tidur dengan nyenyak karena memikirkan Kayla putrinya. Alhasil pagi ini, ia bangun dengan mata yang sedikit membengkak karena menangis semalam.Namun itu tidak menyurutkan semangatnya untuk memulai hari baru. Terutama, karena pekerjaan yang diberikan padanya, merupakan salah satu yang digemari olehnya, yakni merawat bunga-bungaan dan tanaman lainnya di taman.Hal ini merupakan kesukaan putrinya Kayla semasa hidupnya, jadi mereka sering menghabiskan waktu merawat tanaman di taman samping dan depan rumah mereka. Hal ini juga yang membuat Aira begitu bersemangat untuk melakukannya di pagi hari ini.Ia menyiram bunga dan membersihkan daun-daun kering yang berjatuhan di masing-masing pot tanaman tersebut, sembari tersenyum dan berbicara selayaknya, dia sedang bersama dengan Kayla putrinya.Tersenyum dan berbicara sendiri, dibawah sorotan matahari pagi membuatnya terlihat seperti orang gila, namun ia tidak mempedulikan hal itu.Ia terus melakukannya, tanpa ia sadari, ada sepasang mata yang terus memperhatikannya dari lantai dua mansion megah itu."Donny, siapa wanita yang sedang menyiram bunga disana, kenapa aku seperti mengenalnya!" Tanya seseorang dengan suara yang berat dan dalam, khas seorang pria. Pria itu adalah RK, sang Penguasa mension mewah itu.Donny, ikut menengok ke arah yang ditujukan majikannya ini, namun iapun tidak mengenal siapa sosok itu.Melihat ajudan pribadinya terkesan tidak mengenal wanita itu, ia memutuskan untuk tidak bertanya lagi. Namun,"Aku akan mencari tahu, Tuan!" pungkas Donny."hmm!" Hanya deheman yang diberikan pria dengan aura dingin mendominasi ini, sambil terus menatap Aira.Namun setelah beberapa detik kemudian, 'Houu... Jadi itu kamu yahh?' batin RK dengan smirk diwajahnya.RK yang segera mengingat wanita yang sedang menyiram bunga di bawah sana terus memperhatikannya. Semua yang Aira lakukan tak lolos dari tatapan mata amber milik sang penguasa Mension mewah itu."Donny, cari tahu, sejak kapan wanita itu bekerja disini. Aku tidak pernah melihatnya sebelum hari ini. Apakah dia baru disini?" Ucap RK ingin memastikan apa yang sedang ia pikirkan."Baik tuan, aku akan segera mencari tahu informasi tentang dirinya." Ujar Donny dan segera meninggalkan tuannya untuk mencari informasi lengkap tentang Aira.Sementara itu, Ivan yang mulai resah dan gelisah dengan keputusannya, diam-diam mencari tahu kabar tentang Aira dan putrinya yang ditinggalkan dalam keadaan kritis menunggu operasi di rumah sakit.Drrtt...drrrttt...Getaran handphone di atas nakas samping tempat tidur, membuat seorang yang sedang tertidur pulas, harus terbangun dari tidurnya."Hhmm, ada apa?" Jawab orang itu dengan suara serak, khas bangun tidur."Bu, ibu dimana? Ibu tolong chek Kayla sudah ke
"Ohh, bukan siapa-siapa!" Jawab RK singkat.'lagian wanita yang aku temui di rumah sakit, kesulitan untuk membayar uang operasi anaknya. Kalau itu adalah dirinya, dia pasti saat itu lagi berbahagia dengan uang milyaran rupiah yang dipinjam suaminya, jadi mereka tidak mungkin orang yang sama. Mungkin hanya kebetulan, ia hanya sedikit mirip dengan wanita malang itu.' batin RK.RK dan Donny sangat membenci Ivan karena tindakan yang dia lakukan dalam menyelewengkan dana perusahaan dengan dalih meminjam uang. Setelah mereka mengetahui hal itu, Ivan disuruh harus menggantinya segera. Hal ini yang membuat Ivan kelabakan hingga mengambil langkah menyerahkan rumahnya pada pihak perusahaan. Karena dirasa kurang, akhirnya Aira yang digunakan untuk menutupi sisanya.Tujuan RK menyetujui perihal tawaran Ivan tentang istrinya yang akan diserahkan sebagai ganti untuk menutupi sebagian hutangnya, tidak lain untuk menyiksa wanita itu.Karena menurut RK, wanita semuanya sama, Ivan bisa terlilit hutang
Ivan yang mendengar hal itu terperangah tak percaya, "a-apa, ibu ngomong apa tadi? jaringan disini agak kurang bagus, Ivan tidak bisa dengar apa yang ibu bilang tadi!" kelit Ivan dengan tubuh yang gemetar karena hal yang baru saja ia dengar. Dalam hatinya Ivan berharap bahwa ia sudah salah mendengar."Kamu gak salah dengar, Van! Kayla memang sudah gak ada dan Aira ibunya, sudah dibawah pergi. Kata Bu'RT sih, dia kembali ke panti asuhan, untuk nenangin diri. Sepertinya dia udah berbohong sama tetangga sekitar, kali aja dia malu kan?!" Ketus Dewi ibunya Ivan."Kok ibu ngomongnya gitu, jahat banget. Aira seperti itu, mesti untuk jaga nama baik Ivan, Bu!" Lirih Ivan merasa sedih karena kehilangan putrinya dan Aira yang harus memikul beban berat akibat perbuatannya sendiri."Mana bisa gitu, Van? Ibu yakin dia malu untuk ngakuin kalo dia itu udah jadi pembantu sekarang di rumah mantan majikan kamu itu, jadi sok-sok bilang mau nenangin diri, halahh!" suara nyaring khas ibu-ibu penggosip, dit
'lahh, ibu mau ke panti, gimana ini!?' batin Aira."Ehm, beneran, Sekarang ibu mau ke panti?" Aira kalang kabut memikirkan alasan apa yang harus ia gunakan, agar Bu'Rita membatalkan niatnya."Iyaa, ini lagi tunggu Taxi pesanan ibu. Kamu lagi di Panti kan?" balas Bu'Rita yang membuat Aira semakin panik.Aira tidak menyangka, kebohongannya akan terbongkar secepat ini. Terlebih lagi pada Bu'Rita, ada rasa sedih di hatinya, kalau harus jujur tentang semuanya. Bukan karena malu, namun ia tidak ingin membebani mereka yang sudah dengan tulus menyayangi dan membantunya selama ini."Bu ...!" lirih Aira."Ada apa, Ai?" tanya wanita paruh baya itu pelan, sebab mendengar panggilan itu."Ibu Maafkan Aira! Aira sudah bohong sama ibu." Aira menghela nafas dalam-dalam dan membuangnya kasar. "Aira terpaksa, Bu! Aira tidak ingin terus dikasihani karena nasib malang yang terus menerus menimpa Aira!" Suasana sedikit hening, namun menit kemudian, "Ibu sudah tahu nak, tapi sepertinya yang ibu dengar ini a
Aira tidak mampu menahan tawanya, memikirkan ternyata Tuan yang dia anggap genit selama ini sebenarnya bukanlah Tuan, melainkan salah satu anak buah dari Tuannya. Dia terus mengerjakan pekerjaannya dengan sesekali tersenyum menahan tawa karena kesalah pahamannya selama ini. Dia bahkan menolak mentah-mentah dalam hati, statement yang disampaikan teman sesama ARTnya, kalau Tuan mereka adalah pribadi yang super dalam segala hal. Super dingin, super jahat dan yang paling digilai kaum hawa yakni super tampan. "Gila, untung ajah, saat mereka ngomong, aku hanya menjadi pendengar setia tanpa tanggapan apapun. Waduhh, bisa bahaya!" ujarnya sembari terkekeh geli tak habis pikir dengan kebodohannya."Donny, kenapa dia terus saja tertawa, apa dia sudah tidak waras, karena mengerjakan kekacauan yang kau buat, hmm?" Ujar RK sembari berdiri dari balik jendela kamarnya di lantai dua Mension itu."Bisa jadi, dia belum tahu , ada hukuman yang lebih parah lagi yang sedang menantinya. Mungkin, habis i
Aira tersentak kaget, kala mendengar suara dingin sedingin suhu dikutub utara yang membuatnya membeku di tempat."Kamu tuli yah? berdiri kamu!" bentakan itu membuat Aira merasakan sekujur tubuhnya gemetar. "Ya Tuhanku, tolong aku!" gumam Aira sambil berdiri dari tempat duduknya tadi. Tak lupa ia membawa serta makanan dan minuman yang tergeletak di atas rumput taman itu, yang belum terjamah sama sekali oleh dirinya.Aira segera berbalik dan seperti biasa, ia menunduk sedalam-dalamnya, tidak berani menatap sosok gagah yang sedang berdiri dihadapannya."Apa yang kamu lakukan disini?" tanya RK dengan raut wajah datarnya. Aira tidak mengeluarkan sepatah katapun, ia hanya mengangkat wadah berisi coklat serta sebuah sandwich yang masih terbungkus rapi dengan wrapping paper, menunjukkannya pada RK."Maafkan aku tuan, aku tidak bermaksud me ...," belum selesai Aira berbicara, "aku tanya apa yang kau lakukan disini, malam-malam seperti ini?!" sela RK dengan nada sedikit meninggi.Moodnya yang s
RK kemudian berjongkok dan mengelus-elus kepala Peco anjing kesayangannya. "Heyy buddy, apa kau menyukainya?" Ucap RK sembari tersenyum geli, mendengar kata-katanya sendiri.Sementara itu, Aira yang segera kembali ke kamarnya, segera mengambil posisi di sudut kamar, dan kemudian duduk di lantai, memeluk lututnya erat-erat sembari terisak. Sejak mendengar fitnahan mantan ibu mertuanya dari Bu'Rita, Aira sudah berusaha menguatkan hatinya, dan menerima semua itu dengan lapang dada. Ia tidak ingin membuka chat dari Ivan karena ingin move on dari rasa sakitnya. Namun, saat RK menanyakan perihal sakit yang di derita Kayla, membuat tubuhnya gemetar, kala mengenang kembali hari-hari, dimana putrinya menahan rasa sakitnya tanpa ada kepedulian sedikitpun dari Ivan ayahnya.Aira menangis, luka yang perlahan mulai sembuh, kini kembali menganga hanya karena satu pertanyaan dari majikannya.Sakit hati yang perlahan ia kubur, kini menguak ke permukaan, seluruh ingatan tentang bagaimana Ivan mengab
RK tidak menyangka, ia akan bertemu lagi dengan wanita yang sempat Ia kagumi, karena telah dengan gigih berusaha menyelamatkan nyawa putra kesayangannya, Brian.Ia melihat sendiri usaha Aira yang mengerahkan seluruh tenaganya untuk melindungi Brian dari terjatuh di tangga rumah sakit beberapa minggu lalu. "Jelaskan lebih detail lagi, aku ingin mengetahui semuanya!" ujar RK tak sabar, ingin mengetahui apa yang sebenarnya sudah terjadi. RK yang sebelumnya hanya ingin mendengar ringkasan cerita, kini sangat penasaran, setelah mengetahui bahwa Aira adalah wanita yang telah menyelamatkan Brian waktu itu.Anak buahnya menceritakan secara detail kehidupan pribadi Ivan. Mulai dari keluarganya, hingga Ivan yang sudah menceraikan istrinya berapa minggu lalu karena ingin menikah lagi dengan Selena putri pemilik PT. Bintang laut, yang saat ini sedang menjalin hubungan kerja sama dengan Starlight Corpt.Ia lalu menjelaskan dan menceritakan semuanya, yang membuat RK sangat terkejut."Tunggu, PT.B