Samantha, yang telah lama merasa diperlakukan tidak adil oleh Ivander, memendam dendam yang semakin dalam. Kesempatan untuk melampiaskan rasa frustasinya datang ketika dia memutuskan untuk berbuat kasar pada Anna, mencoba untuk menunjukkan kepada Ivander betapa dia merasa terpinggirkan.Samantha merasa bahwa Ivander selalu lebih memihak Anna daripada dirinya. Perasaan ketidakadilan ini membuatnya semakin frustasi dan marah.Sebagai bentuk balas dendam, Samantha dengan kasar mendorong Anna, berusaha untuk menunjukkan kepadanya bahwa dia tidak akan tinggal diam di bawah perlakuan Ivander.Bbrruukk!"Kau benar-benar sangat berani, Anna. Kurang ajar pada majikanmu sendiri!" Samantha melontarkan dengan emosi.Anna bangkit berdiri."Majikanku adalah Tuan Ivander, karena dia yang telah menggajiku selama ini. Dan kau harus sadar, bahwa posisi kita sekarang sama, aku dan kamu sama-sama istri, Tuan Ivander!" papar Anna membela diri.Pllakk!Tamparan kembali mendarat pada pipi Anna."Kau hanya i
Anna yang manja pada Ivander semakin membuat Samantha merasa cemburu dan iri hati. Namun, Samantha tahu bahwa dia tidak bisa berbuat apa pun untuk mengubah situasi ini.Perasaan cemburu yang terus tumbuh membuat Samantha semakin tertekan. Anna tersenyum manis dalam pangkuan Ivander di kursi makan."Ivander, bisakah kamu melakukan sesuatu untukku?""Tentu sayang, apa yang bisa aku lakukan untukmu?" ucap Ivander dengan lembut."Aku ingin sekali perutku dielus. Rasanya begitu nyaman," dengan lembut Anna memegang perutnya. Ivander tersenyum hangat, sementara Anna diam-diam melirik sekilas pada Samantha. Anna sengaja mempertontonkan kemesraannya pada Samantha."Tentu saja, sayang," Ivander terlihat mulai mengelus perut Anna dengan lembut."Bagaimana perasaanmu sekarang?" Tanya Ivander."Ah, itu sangat menyenangkan. Terima kasih, Papah Ivander," Anna tersenyum lebih lebar dan sengaja mengencangkan kalimatnya."Cup... " Ivander mengecup pipi Anna.Samantha terus mengelap piring."Kamu dan b
Tok, tok, tok!Ceklek.Kakeknya Samantha, membuka pintu dengan wajah heran, dan saat ia melihat Anna bersama Ivander, keraguan mulai muncul dalam benaknya. Mereka segera berkumpul di ruang tamu."Ivander, apa yang terjadi? Dan siapa wanita ini?" Tanya kakeknya dengan tidak sabar dan merasa curiga."Kakek, Nenek, kami memiliki berita yang sulit untuk disampaikan. Ini adalah Anna, istri saya juga," ungkap Ivander dengan hati-hati."Istrimu? Maksudmu, apa Ivander?" Tanya Nenek Samantha tidak mengerti.Anna merasa canggung, tetapi mencoba menjelaskan."Saya tahu kami belum berkenalan dengan baik, tapi kami berdua merasa ini adalah situasi yang mendesak dan kami butuh dukungan keluarga. Ini berkaitan dengan Samantha, cucu Anda," jelas Anna dengan berusaha rileks."Samantha? Apa yang terjadi dengan cucu kami? Katakan padaku, Ivander!" Desak Kakek Samantha dengan raut wajah khawatir."Sam... Samantha menghilan
"Terima kasih telah membawaku pulang, Ivander. Aku sangat lemah setelah beberapa hari di rumah sakit," ucap Anna dengan suara lembut."Tidak perlu berterima kasih, Anna. Ini hal yang wajar untuk dilakukan," balas Ivander yang sibuk memandang jalan saat mengemudi."Sayang, aku tahu ini adalah situasi yang sulit. Aku juga tahu kamu ragu untuk membicarakan perlakuan mereka terhadapku.""Anna, saat ini aku hanya ingin kita bisa pulang dan menjalani hidup kita tanpa harus membahas hal itu lagi.""Sayangku Ivander, kamu tahu bahwa keadilan harus diutamakan. Tidak hanya untukku, tapi juga untukmu."Ivander berusaha untuk tidak mendiskusikan hal tersebut."Anna, aku berpikir kita bisa bicarakan ini nanti, saat semuanya sudah lebih tenang.""Baiklah, Ivander. Tapi aku ingin kamu tahu bahwa aku tidak akan pernah melupakan apa yang telah mereka lakukan padaku. Aku berharap kita bisa menemukan cara untuk menyelesaikannya bersam
Ivander terlihat gelisah, berjalan bolak balik memegang teleponnya."Ah, aku harus menelepon orang tuanya Samantha. Aku perlu tahu keberadaan Samantha," ucapnya bermonolog sendiri dengan gelisah.Anna datang dan memandang heran."Ivander, kamu sedang apa?"Ivander menoleh dengan lumayan terkejut."Aku ingin menelepon kedua orang tua Samantha, Anna. Aku harus tahu keberadaan istriku.""Tapi, Ivander, kamu ingat kan, bagaimana reaksi keluarga Samantha, kemarin? Aku takut, jika kedua orang tua Samantha, akan mencemoohku lagi bahkan lebih dari itu, Ivander.""Aku tahu, Anna, tapi aku merasa perlu untuk mengetahui keberadaannya. Aku tidak bisa diam saja seperti ini, aku sangat khawatir dengan keberadaan istriku, dan aku sangat menyesal telah melakukan hal bodoh selama ini, Samantha benar-benar malang," cerocos Ivander dengan semburat penyesalan dan kerinduannya.Terus terang Anna merasa cemburu mendengarnya, seolah I
Kedua orang tua Ivander datang ke rumahnya dengan ekspresi yang penuh kemarahan dan kekecewaan yang sulit disembunyikan. Mereka telah mendengar kabar yang mengguncang keluarganya dari keluarga Samantha, dan itu mengubah segalanya.Mereka segera berbincang di ruang tamu dengan serius."Ivander, apa semua ini benar, tentang sesuatu yang kami dengar tentangmu? Bagaimana kamu bisa melakukan semua ini pada kami dan pada Samantha?!" Ucap Nyonya Gretha dengan sangat marah pada anaknya tersebut.Ayah Ivander, pun, tidak dapat menyembunyikan kemarahannya dan menatap tajam pada Ivander."Ivander! kamu telah membuat kami sangat malu. Apakah kamu benar-benar tidak tahu diri dan tidak tau diuntung?!" Sahut Tuan Emrick dengan murka.Ivander jelas tersentak dan bingung menghadapi kedua orang tuanya."Ayah, Ibu, aku bisa menjelaskan semuanya. Aku tidak bermaksud untuk...""Tidak ada yang bisa membenarkan tindakanmu ini. Kami telah membe
Ivander, yang putus asa karena tak kunjung menemukan jalan keluar dari situasinya, dirinya segera menghubungi detektif pribadinya yang telah lama ia percayai. Ia memohon pertolongan.Detektif itu terkejut saat mendengar kabar tersebut, karena Samantha adalah teman masa kecilnya yang tiba-tiba menghilang tanpa jejak. Ia juga sangat khawatir.Detektif Xavier terlihat berjalan memasuki kafe dan sorot matanya berpencar ke segala arah untuk menemukan Ivander."Ivander, terima kasih sudah mau menunggu lama. Saya mendengar kabar tentang Samantha, dan saya sangat khawatir."Mereka tampak bersalaman."Tidak masalah Xavier, terima kasih sudah datang. Ini adalah situasi yang sangat sulit. Samantha menghilang tanpa jejak, dan saya tidak tahu harus berbuat apa.""Tentu, saya akan mencoba membantu sebisa mungkin. Bisakah kamu memberi tahu saya, lebih banyak tentang kejadian ini? Apa yang kamu ketahui?"Ivander menghela nafas dalam-dal
"Bagaimana bisa, aku sampai di titik ini? Nafsu dalam kesalahan fatal benar-benar telah menjadi temanku, kenapa aku bisa begitunya?" Tanya Anna dalam hati, sambil memandang foto pernikahan siri dirinya dan Ivander.Anna merasakan penyesalan yang mendalam karena langkah-langkahnya yang kelam. Jatuh hati pada Ivander, suami orang, membawa Anna ke dalam pusaran emosi yang rumit. Obsesinya untuk merebut Ivander dari Samantha membawanya ke jalur yang tak terduga, di mana cinta terlarang tumbuh dengan subur.Pandangan mata Anna padanya menjadi mantra berbahaya yang menghancurkan batasan-batasan moral. Keinginan untuk menjadi prioritas utama dalam hidup Ivander membutakan Anna terhadap konsekuensi yang akan datang. Namun, saat perselingkuhan terjadi, realitas pahit mulai merayap masuk.Ivander, suami yang awalnya menjadi incaran Anna, tiba-tiba berubah arah dan sikap. Anna terkejut menyadari bahwa dia tidak bisa mengendalikan hati Ivander sebagaimana yang dia kir